25 Juli 2009 Penerima ICT Fund akan diseleksi

Pembangunan Palapa Ring direalisasikan akhir tahun

Oleh Fita Indah Maulani & Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta (24/07/2009) – Departemen Komunikasi dan Informatika akan menyeleksi penerima dana pinjaman tanpa bunga untuk proyek Palapa Ring.

Titon Dutono, Direktur Telekomunikasi Ditjen Postel Depkominfo, menuturkan insentif pinjaman dana untuk Palapa Ring dari ICT Fund direncanakan tanpa bunga.

“Pemerintah tetap akan mengusahakan Palapa Ring dapat digelar akhir tahun ini, dana dari univesal service obligation [USO] akan dipakai untuk dipinjamkan dalam membangun daerah-daerah kosong [Indonesia bagian timur] tersebut,” ujarnya belum lama ini.

Kebijakan itu akan menjadi insentif agar daerah yang semula tidak mungkin tergelar jaringan next-generation-network (NGN) menjadi terealisasi.

Pemerintah menegaskan pinjaman tanpa bunga tersebut akan menggunakan mekanisme seleksi untuk memilih penyelenggaraan penerimaannya.

“Mengenai dana ini, nanti akan diatur dalam peraturan Menkominfo. Pola pelaksanaan dan pengembangan dana akan segera disampaikan ke publik,” ujarnya.

Mengenai besaran dana, tutur Titon, masih akan dibahas bersama konsorsium terkait dengan berapa kekurangan dana Palapa Ring agar program bisa tetap jalan secara realistis.

Pola penggunaan dana USO untuk pembangunan backbone NGN itu juga diterapkan dibeberapa negara seperti Pakistan, India, dan Malaysia.

“Pemerintah tetap pada keputusan hanya memberi insentif dan tidak pernah ingin memiliki infrastruktur sendiri, jadi owner-nya tetap swasta.”

Fadzri Santosa, Direktur wholesales & Infrastruktur PT Indosat Tbk, mengatakan sampai saat ini belum ada pembicaraan mengenai bentuk insentif tersebut.

“Kami akan tunggu perinciannya seperti apa. Pada prinsipnya, kami akan dukung pemerintah untuk mencari solusi agar proyek ini dapat berjalan,” tegasnya kepada Bisnis.

Proyek Palapa Ring yang dimaksudkan sebagai proyek pendistribusian jaringan serat optik nasional backbone NGN yang semula menargetkan 32 landing station dengan sepesifikasi dua pasang fibre kabel bawah laut repeatered dan 12 pasang fibre kabel bawah laut repeaterless serta 12 pasang fibre kabel optik darat (inland).

Proyek itu merencanakan panjang jaringan 4.450 km di antaranya mencakup 3.850 km kabel bawah laut dan 600 km kabel darat dengan 15 landing point dan rencananya akan melintas di 21 kabupaten/kota di Indonesia bagian timur.

Akhir tahun
Pengerjaan proyek Palapa Ring dipastikan mundur dari jadwal semula dimulai pada Agustus 2009 menjadi akhir tahun ini. Penundaan ini terjadi karena konsorsium belum siap.

Rakhmat Junaidi, Juru Bicara Konsorsium Palapa Ring, mengatakan empat anggota konsorsium yang tersisa PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Excelcomindo Pratama (XL) Tbk sudah menyampaikan hal ini kepada pemerintah.

“Pengerjaan proyek tidak bisa dimulai bulan depan seperti target awal. Berdasarkan perhitungan diperkirakan pada akhir 2009. sampai saat ini tender pengerjaan pun belum dimulai,” ujarnya kemarin.

Dia menjelaskan kendala terbesar konsorsium selama ini adalah terus berkurangnya jumlah anggota sehingga waktu pengerjaan infrastruktur kabel optik bawah laut harus terus direvisi seiring dengan berkurangnya dana.

Pada awalnya konsorsium Palapa Ring terdiri dari tujuh operator telekomunikasi yaitu Bakrie Telecom, XL, Indosat, PT Infokom Elektrindo, PT Macca System Infocom, PT Powertek Utama Internuasa, dan Telkom.

Sayangnya, setahun terakhir ini jumlah anggota terus berkurang ditambah dengan meningkatnya biaya investasi dari perkiraan semula sehingga proyek tidak berjalan tepat waktu.

Rakhmat menambahkan masalah tambahan kekurangan dana dari ICT Fund saat ini masih menjadi urusan pemerintah, bukan masalah konsorsium.

Kamilov Sagala, Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI), sebelumnya mengaku pesimistis terhadap kelangsungan megaproyek yang bernilai ratusan juta dolar AS tersebut setelah hanya ada tiga perusahaan di konsorsium. (fita.indah@bisnis.co.id/roni.yuninanto@bisnis.co.id)

0 komentar: