24 Juli 2009 KONSORSIUM KIRIM SURAT KE DEPKOMINFO

Pembangunan Palapa Ring Ditunda Hingga Desember 2009

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk bersepakat memulai pembangunan fisik Palapa Ring pada Desember 2009.
Hal ini sesuai dengan surat yang dilayangkan konsorsium Palapa Ring pada 12 Juni 2009 ke Depkominfo yang meminta kelonggaran waktu pelaksanaan pembangunan fisik dari Agustus ke Desember.

Pemerintah memaklumi keputusan konsorsium tersebut dan berharap pembangunan jaringan kabel serat optik di Indonesia timur tidak lagi mengalami penundaan pada akhir tahun ini. Demikian ditegaskan Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Gatot S Dewa Broto kepada Investor Daily di Jakarta, Kamis (23/7).

Gatot mengatakan, pemerintah sebenarnya berkeinginan agar pembangunan fisik bisa dilaksanakan Agustus tahun ini, sesuai dengan rencana bersama. Namun demikian, krisis keuangan global ikut memengaruhi kesiapan anggota konsorsium untuk memulai proyek ini pada Agustus. Karena itu, pemerintah tidak akan memaksakan anggota konsorsium untuk memulai kegiatan pembangunan fisik sesuai dengan jadwal semula.

“Kita serahkan saja pada mereka karena mereka yang tahu. Tapi, kami berharap pada bulan yang sudah ditetapkan sudah dilakukan pembangunan fisik,” kata dia.

Sementara itu, Juru bicara Proyek Palapa Ring Rakhmat Junaidi mengakui, adanya kesepakatan dari anggota konsorsium untuk memulai pembangunan fisik pada Desember 2009. “Benar kita tunda dari Agustus ke Desember. Saya tidak tahu persis minggu ke berapa di bulan Desember, yang jelas akhir tahun ini,” kata Rakhmat.

Dia juga menjelaskan, anggaran yang tersedia untuk proyek ini sekitar Rp140 miliar, yang berasal dari Telkom Rp 90 miliar, Bakrie Telecom Rp30 miliar, dan Indosat Rp 30 miliar. “Saya belum bisa mengatakan apa-apa soal bentuk proyeknya, saat ini konsorsium masih berhitung bila proyek tetap berlangsung dengan anggaran minim,” tambahnya.

Tentang XL yang menyatakan mundur dari konsorsium dinyatakan Rachmat hanya penundaan jadwal. Pada dasarnya, XL akan kembali bergabung pada tahun berikutnya.

“Bukan tahun depan, tahun berikutnya. Kan tahun pertama baru tahun depan,” kata Direktur Corporate Services PT Bakrie Telecom itu menjawab rencana bergabungnya kembali XL dalam konsorsium.

Terkait kemungkinan dana tembahan dari pemerintah untuk mendukung proyek Palapa Ring, Gatot mengatakan, pemerintah hingga kini belum membicarakan soal dukungan dana. Menurut dia, tambahan dana dari ICT Fund yang sumbernya sebagian dari biaya hak penyelenggaraan (BHP) dan universal service obligation (USO) cukup sulit untuk direalisasikan secara cepat.

Dana dari BHP, lanjut dia, prosesnya baru bisa dimulai setelah 16 Januari 2010. Hal ini berarti, masih perlu proses panjang agar uang tersebut sampai pada kas negara.

“Pada intinya, dana ICT Fund itu belum kita sebut-sebut sebagai tambahan. Konsorsium masih fokus pada dana yang ada,” kata Gatot.

Seperti diketahui, Palapa Ring merupakan megaproyek yang membangun jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur. Kabel serat optik itu diharapkan menjadi tulang punggung (backbone) serat optik nasional yang melingkari (ring) Nusantara. Ring itu terdiri atas tujuh cincin (ring) yang melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten.

Cincin kabel serat optik yang melingkari Nusantara itu diperkirakan sepanjang 35.280 kilometer membentang di bawah laut (submarine cable), dan sepanjang 21.708 kilometer membentang di daratan (inland cable). Kabel serat optik di Indonesia berat sudah terbentang, sedangkan di Indonesia timur masih kosong, sehingga lahirlan proyek Palapa Ring itu.

Megaproyek Palapa Ring itu adalah proyek pemerintah yang diserahkan kepada swasta, yang kemudian membentuk konsorsium Palapa Ring. Awalnya anggota kosnorsium ada tujuh, namun dalam perjalanannya empat anggotanya mundur dan PT Excelcomindo Pratama Tbk adalah anggota konsorsium yang terakhir mundur, yakni pada awal tahun ini.

Awalnya, setiap anggota konsorsium sepakat untuk berkontribusi sebesar US$30 juta, kecuali Telkom (US$90 juta), dan Infokom Elektrindo (US$15 juta) hingga total dana yang bakal disiapkan sebesar US$225 juta. Akibat empat anggotanya mundur, konsorsium Palapa Ring itu hanya bisa menyediakan dana sebesar US$150 juta. Dana ini makin mengecil, bila dikaitkan dengan kenaikan biaya pengerjaan proyek tersebut akibat krisis finansial global akhir-akhir ini.

Konsorsium Palapa Ring tak kuasa meneruskan proyek tersebut karena setelah dihitung ulang, biaya pengerjaan penggelaran kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer lebih di Indonesia timur itu ternyata membengkak, bahkan menjadi US$700 juta. Konsorsium Palapa Ring yang tersisa sempat ‘berteriak’ dan pemerintah sempat menimpalinya dengan janji untuk membantu.

Pemerintah pernah mengusulkan untuk membentuk ICT Fund dengan menggunakan dana penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berhasil dihimpun Depkominfo. Selain itu, Menkominfo Mohammad Nuh juga pernah mengajak investor dalam dan luar negeri dari Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang untuk terlibat dalam proyek itu.

ICT Fund adalah lembaga yang bertugas menginisiasi pendanaan proyek-proyek telekomunikasi di Indonesia.

0 komentar: