20 Mei 2009 APJII bentuk Konsorsium WiMax

Investasi disiapkan US$100 juta – US$300 juta

Oleh Fita Indah Maulani

Jakarta, Bisnis Indonesia – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) membentuk Konsorsium WiMax Indonesia untuk mengikuti tender WiMax di pita 2,3 GHz di seluruh blok dengan lisensi nasional dengan dana awal sekitar Rp3,2 miliar.

Konsorsiuam tersebut teridiri dari 30 perusahaan yang dipimpin oleh PT Rahajasa Media Internet (Radnet) dan nantinya akan menjadi suatu entitas baru. APJII masih membuka diri terhadap PJI lainnya yang akan bergabung dalam konsorsium sampai penyerahan dokumen tender.

“Kami hanya menginginkan industri kecil di daerah juga turut ambil bagian dalam penyelenggaraan WiMax di Indonesia mengingat embrio jasa Internet juga berasal dari APJII sejak diperolehnya lisensi PJI pertama oleh Radnet pada 1995 dan diikuti Melsa pada tahun yang sama," ungkap juru bicara konsorsium BWA APJII Heru Nugroho, kemarin.

Menurut dia, persoalan utama dalam penyelenggaraan jasa Internet di Indonesia selama ini adalah pada akses last mile yang dikuasai oleh operator incumbent. Akses tersebut, menurut Heru, semakin sulit sejak incumbent juga ikut berbisnis PJI.

Heru mengklaim penyebaran kantor pusat anggota konsorsium di seluruh Indonesia menjadi nilai lebih karena selain memberdayakan pemain lokal juga lebih menguasai pasar yang ada.

APJII berharap lisensi WiMax tersebut akan digunakan sebagai sarana akses Internet kepada masyarakat dan sebagai pintu PJI membuka jaringan serat optik seluas-luasnya sebagai akses last mile.

Heru mengungkapkan konsorsium berniat mengajukan penawaran untuk satu blok pada seluruh zona yang ditawarkan dengan lebar frekuensi 15 MHz per blok.

“Kami menamakan diri Konsorsium Wimax Indonesia. Dana investasi mulai dari US$100 juta hingga US$300 juta sudah disiapkan untuk biaya belanja modal dan dana operasional sampai dengan 5 tahun. Incaran utama Pulau Jawa,” ujarnya.

Dana tersebut belum termasuk biaya yang diperlukan sebagai modal yang disetor untuk mengikuti lelang atau bid bond. Besar dana yang disiapkan sekitar Rp3,2 miliar atau sekitar 10% dari perkiraan total harga dasar penawaran (reserved price).
Besar harga dasar penawaran sekitar Rp32 miliar dinilai sudah sesuai dengan kondisi dan kemampuan sebagian peserta tender. Bagi para penyelenggara jasa Internet, perkiraan harga tersebut sudah sangat sesuai, dan bisa diterima.

Teddy A. Purwadi, Presdir PT Transmedia Indonesia, menambahkan dana sebesar US$300 juta yang akan disiapkan merupakan hasil iuran sebanyak 30 perusahaan anggota konsorsium. Setiap perusahaan menyetor dana dengan besar yang sama. “Sumber dana berasal dari private equity fund [penggalangan dana dari sejumlah investor],” ujarnya.

Janji konsorsium
Heru menambahkan seluruh anggota sudah sepakat APJII hanya akan membentuk satu konsorsium. Hingga 6 Juni, keanggotaan di konsorsium masih terbuka lebar. Pihaknya sendiri berkomitmen tidak akan ada perusahaan yang keluar dari konsorsium.

“Dari logika bisnis tidak ada perusahaan yang keluar, tetapi jika sampai ada yang keluar sudah ada kesepakatan sisa anggota konsorsium siap menambah modal,” ujarnya.

Tender WiMax untuk 15 zona dipastikan mundur dari jadwal semula karena belum sepakatnya Departemen Keuangan dalam menentukan harga dasar penawaran (reserved price). (ARIF PITOYO) (fita.maulani@bisnis.co.id)

0 komentar: