12 Juni 2009 Harry terpilih sebagai Dirut Indosat

Alokasi dividen disepakati Rp1,88 triliun

Oleh Sylviana Pravita R.K.N
Bisnis Indonesia

Jakarta: Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Indosat Tbk sepakat menunjukkan Harry Sasongko Tirtotjondro menggantikan Johnny Swandi Sjam sebagai direktur utama hingga 2010.

Langkah pergantian direksi itu seiring dengan adanya pergantian kepemilikan mayoritas Indosat dari Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT) menjadi Qtel.

Chairperson Qatar Telecom Q.S.C (Qtel) Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani yang juga Komisaris Utama Indosat mengatakan Qtel siap menyuntikkan modal dalam jumlah yang besar guna pengembangan Indonesia ke depan setelah pergantian direksi tersebut terlaksana.

“Kami telah memiliki orang-orang terbaik dalam seleksi manajemen Indosat terbaru. Kami juga siap menyuntikkan dana bagi Indosat dalam waktu dekat, tetapi kami belum bisa memutuskan jumlahnya. Kami tetap berkomitmen bagi pengembangan Indosat,” ujarnya seusai RUPS kemarin.

Harry saat ini menjabat sebagai Country Head GE Money Indonesia hingga 11 Agustus 2009. Setelah itu, Harry baru aktif bertugas sebagai orang nomor satu di Indosat sampai dengan 2010.

Pada rapat pemegang saham kemarin diputuskan penggantian enam anggota direksi Indosat lainnya, yaitu Wong Heang Tuck, Wahyu Wijayadi, Guntur S. Siboro, Raymond Tan Kim Meng, Syakieb Ahmad Sungkar dan Roy Kannan.

Johnny mengatakan periode tugas dewan direksi yang lama adalah 2005-2010, jadi direksi baru yang disetujui RUPS kemarin hanya menjabat hingga 2010.

“Saya masih akan menjadi direktur utama interim Indosat selama masa transisi hingga 11 Agustus 2009.”

Dia mengatakan Wong Heang juga tetap menjabat sebagai direktur keuangan sampai dengan 1 September 2009.

Johnny menjelaskan dalam anggaran dasar perusahaan disebutkan pemerintah berhak memiliki satu direktur dan satu komisaris di Indosat.

“Pada periode yang lalu, Fadzri merupakan perwakilan dari pemerintah dan RUPS hari ini menginginkan dia tetap sebagai direktur Indosat. Jadi, perwakilan pemerinah pada dewan direksi adalah pak Fadzri.”

Selanjutnya, perwakilan pemerintah pada posisi dewan komisaris tetap dipegang oleh Rionald Silaban dan Jarman.

Pemegang saham juga mengukuhkan kembali empat orang komisaris yang merupakan perwakilan Qtel dalam jajaran dewan komisaris, termasuk Abdullah Bin Mohammed bin Saud Al Thani sebagai Komisaris Utama. Selain itu, Naseer Marafih, Richard F. Seney dan Rachmat Gobel.

“RUPS hanya mengganti satu komisaris perseroan dari seluruh jajaran dewan komisaris, yaitu Mohammed Bin Suhaim Hamad Al Tahni menjadi Richard.”

Selanjutnya, Soeprapto, Setyanto P. Santosa, Michael Latimer, dan George Thia Peng Hoek tetap menjabat komisaris independen.

Pembagian dividen
Terkait dengan dividen perseroan, pemegang saham memutuskan pembagian dividen atas 50% laba bersih perseroan per 31 Desember 2008 yang mencapai Rp1,88 triliun atau Rp172,85 per saham.

Pembagian dividen itu akan dilaksanakan pada 22 Juli 2009. Sisa laba perseroan akan menjadi saldo ditahan guna investasi Indosat ke depan.

Analis saham PT BNI Securities M. Alfatih mengatakan latar belakang Harry yang kental berhubungan dengan dunia perbankan menunjukkan bahwa Indosat akan memperkuat sisi pengelolaan finansial perseroan.

“Saya menilai dua direksi lama yang masih dipertahankan menjadi direktur dalam rangka menjaga kelancaran peralihan tugas menajemen,” ujarnya. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

0 komentar: