17 Juni 2009 Pendapatan jasa berbasis Internet tumbuh 20%

Oleh Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta (16/6/2009) : Pertumbuhan pendapatan dari layanan berbasis protokol Internet (IP) yang didukung oleh teknologi Carrier Ethernet rata-rata mencapai 20% per tahun.

Victor Zhang, Direktur Pemasaran Internet Protocol Solutions Alcatel Lucent Asia Pasifik, mengatakan lembaga riset Ovum pada Mei 2009 memproyeksikan potensi pertumbuhan 20% tersebut.

“Di Indonesia, potensinya bisa setara atau justru lebih tinggi dari 20% karena kami perkirakan transformasi IP di jaringan telekomunikasi akan pesat dan agresif,” ujarnya kepada Bisnis di Jakarta baru-baru ini.

Menurut Victor, faktor pendorong utama penggunaan Carrier Ethernet oleh operator adalah keberhasilan edukasi di pasar enterprise, evolusi jaringan untuk meningkatkan kinerja layanan dan kompetisi, serta upaya operator meningkatkan pendapatan per pelanggan.

Operator telekomunikasi besar di Indonesia di antaranya Indosat, XL dan Telkom serta penyedia jasa Internet besar lainnya di Indonesia tengah berebut menguasai pasar layanan data (Internet) menyusul penurunan tarif layanan suara.

Mereka di antaranya melanjutkan transformasi dari penggunaan teknologi lama time division multiplexing (TDM) ke carrier ethernet di jaringan infrastruktur inti, agregasi dan akses mereka untuk dapat mengantarkan layanan bisnis berbasis paket dengan kualitas dan tingkat layanan (SLA) yang tinggi.

“Kami perkirakan pertumbuhan trafik IP antara 50% dan 100% per tahun yang mencakup konten web, peer-to-peer, IPTV [Internet protocol television], trafik video Internet, bahkan bandwidth per pelanggan akan segera menuju 100 megabit per second [Mbps],” papar Victor.

Pudjokongko Adi Wibowo, Head of Optical & Broadband Access Solution PT Ericsson Indonesia, menuturkan dalam kondisi kebutuhan data meningkat, teknologi lama TDM sudah tidak efektif mendukung skalabilitas jaringan operator. “Ethernet akan menurunkan belanja modal [capex] dan belanja operasi [opex]. Pemeliharaan jaringan menjadi lebih mudah.”

Efisiensi 30%-50%
Pudjo memperkirakan efisiensi yang ditawarkan Ethernet bisa mencapai 30%-50% dibandingkan dengan teknologi lama dan utilisasi bandwidth meningkat.

Kukuh Saworo, Vice President Network Operation Center PT Excelcomindo Pratama Tbk, mengatakan pelanggan data membutuhkan koneksi yang berkesinambungan, kecepatan dan stabilits koneksi.

Fadzri Sentosa, Director of Jabotabek & Corporate Sales Indosat, mengatakan permintaan broadband dan high speed downlink packet access [HSDPA] haus bandwidth.

“Kami membutuhkan dokungan teknologi untuk membantu menyediakan kapasitas, skalabilitas, keamanan, cakupannya.”

Indosat siap melakukan migrasi besar-besaran trafik data dari 3G [HSDPA] ke basis Ethernet untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan bandwidth pelanggan segmen korporat dan ritel.

Saat ini Indosat telah menggelar layanan berbasis Ethernet di lebih dari 27 kota besar yang akan dikembangkan sesuai perkembangan ekonomi. Cakupan juga akan diperluas dalam proyek jaringan tulang punggung bersama Grup Indosat lainnya.

Indosat telah melayani lebih dari 200 korporat untuk layanan Ethernet. Permintaan kapasitas bandwidth dari layanan berbasis Ethernet Indosat untuk komunikasi suara, data dan Internet berkisar antara 64 kbps-512 kbps hingga 2 Mbps.

Adapun permintaan untuk kapasitas Metro Ethernet atau cakupan dalam kota mencapai 10 Mbps sampai 100 Mbps kendati Indosat menawarkan bandwidth mulai 1 Mbps sampai 1 Gbps.

Layanan berbasis Ethernet banyak digunakan perusahaan disektor perbankan, menufaktur, telekomunikasi, pendidikan dan pemerintah.

0 komentar: