12 Juli 2009 DEPKOMINFO TETAP MINTA 16 JULI

26 Agustus, Service Centre BlackBerry Hadir

Oleh Rizagana dan Imam Suhartadi

Jakarta (10/07/2009) : Research In Motion (RIM), produsen BlackBerry, menjanjikan pusat layanan purnajual (service center) di Indonesia pada 26 Agustus 2009. Namun, pemerintah, dalam hal ini Depkominfo, tetap minta agar service center BlackBerry itu sudah ada di Indonesia pada 16 Juli 2009.

Vice President RIM untuk Asia Pasifik Greg Wade mengatakan, tenggat 16 Juli itu terlalu dekat dengan pemberitahuan yang diterima RIM, yakni akhir Mei lalu. Meski demikian, RIM amat menghargai putusan pemerintah itu dan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan pembangunan pusat layanan purnajual di Indonesia yang berskala nasional.

“Kami sekarang benar-benar fokus untuk mempersiapkan pusat layanan purnajual itu hadir di Indonesia pada 26 Agustus. Kami masih terus berkomunikasi dengan pemerintah untuk memenuhi persyaratan dan peraturan yang ada dan kami akan umumkan rinciannya lebih lanjut,” kata Greg Wade dalam conference call dengan beberapa wartawan di Jakarta, Kamis (9/7).

Pusat layanan purnajual yang akan dibangun RIM di Indonesia, menurut Wade, akan memperluas jangkauan layanan purnajual RIM yang sudah ada, sekaligus untuk mendukung pertumbuhan penjualan BlackBerry melalui berbagai mitranya di Tanah Air. Selain itu, RIM juga akan menyediakan buku pegangan (manual) dan kartu jaminan dalam Bahasa Indonesia.

“RIM selalu mematuhi peraturan yang ada masing-masing wilayah, termasuk di 150 negara di mana kami telah beroperasi. Kami akan fokus mendukung mitra-mitra di Indonesia yang juga sebagai mitra lokal,” kata Wade.

Mitra RIM di Indonesia saat ini adalah PT Indosat Tbk, PT Indosat Mega Media (IM2), PT Telkomsel, PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Natrindo Telepon Seluler (operator Axis), PT Malifax Indonesia dan PT Erajaya Swasembada. “Pengguna yang membeli BlackBerry melalui distributor resmi di Indonesia akan menerima kartu garansi dalam Bahasa Indonesia. Garansi selama satu tahun itu melindungi perngguna terhadap cacat dalam pembuatan dan bahan-bahan pada smartphone. Selama masa garansi, BlackBerry atau komponennya akan diperbaiki atau diganti tanpa dikenai biaya,” kata dia.

Namun, Wade tidak menjawab pertanyaan tentang jaminan terhadap produk BlackBerry yang dibeli dari pasar gelap. “Pertanyaannya kompleks karena untuk ini bisa saja melibatkan handset curian, handset yang sudah digunakan, handset ber-SIM locked, atau handset yang tidak diketahui asalnya dari mana,” kata dia.

Harus 16 Juli
Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto menegaskan, pihaknya hingga kini belum mendapat kepastian dari RIM tentang pembukaan fasilitas layanan purnajual BlackBerry di Indonesia. Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar sudah mengirim surat ke RIM dan ditembuskan ke operator beberapa waktu lalu. Isinya adalah mengenai tenggat pendirian service center pada 16 Juli 2009.

“Dengan demikian, tidak cukup jika RIM hanya sekadar memberikan sinyal positif atau mengirimkan tim untuk sekedar studi kelayakan saja. Tanggal 16 Juli itu harus sudah ada bentuk fisiknya dalam bentuk kantor. Itu nggak bisa ditawar-tawar lagi,” kata Gatot.

Gatot menolak bahwa Depkominfo terlalu ‘kaku’ dalam bernegosiasi dengan RIM. Depkominfo telah memberi waktu dan kesempatan pada RIM. Selain itu, Depkominfo juga mengundang operator untuk bersama-sama mencari solusi mengenai masalah ini.

“Coba lihat surat yang dikirim Pak Basuki (Dirjen Postel). Fleksibel sekali. Beliau tak pernah minta harus dibangun di beberapa kota dengan kapasitas berapa. Jadi tidak tepat kalau kami dibilang kaku,” katanya.

Tanpa sikap tegas dari Depkominfo, kata Gatot, pemerintah dan operator akan menanggung beban yang besar dikemudian hari. Bagi operator, selain harus menanggung biaya perbaikan BlackBerry di Singapura, juga dibayang-bayangi ancaman legal action oleh pelanggan.

Sementara itu, General Manager Corporate Communication PT Excelcomindo Pratama Myra Junor mengaku, penjualan BlackBerry XL belum menemui kendala. “Selama ini persoalan purnajual dan servis bisa kami tangani. Jumlahnya pun tak banyak,” kata Myra.

Dia optimistis akan ada langkah konkret dari RIM tentang pendirian pusat layanan purnajual di Tanah Air. “RIM tidak akan menyia-nyiakan pasar BlackBerry di Indonesia yang sangat besar dan tumbuh pesat ini,” ujar Myra.

0 komentar: