13 Juli 2009 Len investasi WiMax US$1,5 juta

Oleh Muhammad Sufyan
Bisnis Indonesia

Bandung: PT Len Industri menanamkan modal US$1,5 juta guna mengembangkan perlengkapan menyeluruh WiMax (world wide interoperability for microwave access).

Tarmizi Lubis, Kepala Produksi PT Len Industri, mengungkapkan investasi itu dilakukan karena pihaknya memiliki visi mengembangkan produk secara berlanjutan guna mengembangkan pelanggan existing.

Len merupakan BUMN strategis yang sebelumnya fokus di bidang sinyal transportasi dan energi terbarukan. Kini, perusahaan itu berusaha menggarap sektor telekomunikasi yang pernah digarapnya dulu.

“Bisa dibilang, kami back to basic. Apalagi sektor telekomunikasi kini tumbuh pesat, tetapi serapan konten lokalnya masih kecil dan sangat memprihatinkan dibandingkan dengan sektor lainnya,” katanya kepada Bisnis di Bandung, pekan lalu.

Pada 1980-an, PT Len Industri membangun entitas bisnisnya di bidang telekomunikasi, dengan keahlian spesifikasi pada bidang stasiun bumi kecil yang mentransmisikan sinyal penyiaran se-Indonesia.

Tarmizi melanjutkan serapan produk lokal pada belanja modal industri keseluruhan mencapai 15%, tetapi khusus di sektor telekomunikasi diprediksikan kurang dari 3% sekalipun belanja modal 2008 mencapai US$40 juta.

Dirut PT Len Industri Wahyuddin Bagenda mengatakan pihaknya sudah mendapatkan garansi penyerapan kandungan lokal sebesar 30% - 40% pada implementasi layanan WiMax dari Depkominfo.

Dia menjelaskan komitmen itu sudah final dan tercatat hitam di atas putih, sehingga perusahaan itu berani menanam dana investasi US$1,5 juta (Rp15 miliar) untuk produksi perangkat tersebut secara komprehensif.

Dana itu akan digunakan untuk membuat chipset, sistem peranti lunak, peralatan subscriber station maupun base station, hingga peralatan akhir di tingkat pengguna (customer premise equipment).

“Yang harus dicatat adalah kami berinvestasi untuk perangkat WiMax 16e atau khusus perangkat mobile. Sebab kami lihat potensi bisnis sesungguhnya ada di frekuensi itu, bukan di 16d yang layanannya nomadic.”

Wahyuddin mengungkapkan investasi itu sebenarnya tergolong efisien karena mesin pembuatan produk bisa dipaketkan dengan mesin pembuat modul tenaga surya yang tipikal manufakturnya hampir sama.

Hingga saat ini, pengembangan perangkat ini masih terus berjalan dengan target sertifikasi kandungan lokal diharapkan tuntas pada akhir 2009 ini sehingga bisa mengejar rencana tender WiMax 16e pada tahun depan.

0 komentar: