Jakarta, Investor Daily – PT Indosat Tbk akhirnya menerima harga yang ditetapkan pemerintah untuk frekuensi 3G tambahan senilai Rp160 miliar. Frekuensi 3G tembahan ini akan dimanfaatkan Indosat untuk meningkatkan basis internet serta layanan data dan suara bagi pelanggannya.
Sementara itu, PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) belum akan mengambil tambahan frekuensi 3G, dengan alasan masih melihat perkembangan trafik data.
Group Head Corporate Communication PT Indosat Tbk Adita Irawati mengatakan, frekuensi 3G tambahan ini merupakan respons dari Indosat untuk menjawab kebutuhan pasar yang terus meningkat secara signifikan untuk layanan ini.
“Sebagai pelopor komunikasi data broadband untuk layanan 3G di Indonesia, Indosat terus berupaya mewujudkan komitmennya untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya,” kata Adita di Jakarta, Kamis (6/8).
Menurut Adita, manajemen Indosat memang harus mengambil pilihan dengan menyatakan minatnya untuk menambah alokasi pita frekuensi radio penyelenggaraan jaringan bergerak seluler IMT-2000 di pita 2,1 GHz sebanyak 2 x 5 MHz. Pengambilannya sesuai dengan mekanisme yang ditawarkan pemerintah beberapa watku lalu.
“Surat tanggapan atas penawaran dari pemerintah ini telah dikirimkan menajemen Indosat kemarin, Rabu 5 Agustus 2009, sesuai dengan tenggat yang ditetapkan oleh pemerintah,” kata dia.
Sementara itu, GM Corporate Communication XL Myra Junor mengatakan, XL menyetujui harga frekuensi 3G tambahan sebesar Rp160 miliar yang ditetapkan pemerintah. Tapi, tambahan frekuensi ini belum diambil dengan alasan masih melihat perkembangan trafik data ke depan.
Saat ini, jumlah pelanggan data XL mencapai 20% dari total seluruh pengguna XL di Indonesia. Bila terjadi lonjakan trafik, manajemen telah menyiapkan langkah antisipasinya.
“Artinya, kita masih mampu meng-handle trafik data sampai akhir tahun ini,” kata Myra.
Seperti diketahui, beberapa pekan lalu pemerintah kembali mengirimkan surat kepada lima operator 3G itu untuk memberi kesempatan kedua dalam lelang frekuensi 3G tambahan ini. “Kami menunggu jawaban resmi dari mereka (lima operator itu),” kata Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar kepada Investor Daily dalam pesan singkatnya.
Pernyataan Basuki itu dipertegas oleh anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi. “Jadi, siapapun boleh mengambil jatah (tambahan freuensi 3G) 5 MHz itu, asal berani bayar Rp160 miliar. Bila dalam tempo satu tahun ini tidak ada yang mengambil jatahnya, pemerintah akan melepasnya melalui lelang,” kata Heru.
Frekuensi 3G tambahan seharga Rp160 miliar itu, menurut operator 3G, terlalu mahal. Namun, operator 3G yang tak lain adalah operator berteknologi GSM tak memiliki pilihan lain untuk menghadirkan layanan data berkualitas. Apalagi dengan hadirnya delapan operator internet berkecepatan tinggi (BWA) pada 15 zona di seluruh Indonesia.
Frekuensi 3G tambahan itu amat dibutuhkan, bukan hanya satu kanal (5MHz), melainkan lebih dari 5MHz. Satu kanal frekuensi 3G yang dimiliki lima operator 3G itu jauh dari cukup. (c135)
0 komentar:
Posting Komentar