06 Agustus 2009 Operator Tawar Harga Tambahan Frekuensi 3G

Jakarta, Koran Jakarta – Operator pemegang lisensi 3G menyatakan masih tertarik menambah jumlah frekuensi sebesar 5 MHz. Namun, mereka meminta pemerintah meninjau ulang harga penawaran sebesar 160 miliar tupiah untuk tambahan frekuensi itu.

“Kami telah memberikan proposal ke pemerintah untuk mengaji kembali harga frekuensi yang ditawarkan. Kita minta lebih rendah dari yang dibanderol,” ungkap Direktur Korporasi Hutchison CP Telecom Indonesia Sidharta Sidik, Rabu (5/8).

Juru bicara Natrindo Telepon Seluler (NTS), operator merek dagang Axis, Anita Avianty mengatakan pihaknya masih tertarik dengan penambahan frekuensi, tetapi semua itu bergantung kepada kebijakan pemerintah. “Yang jelas kita minta harga sesuai dengan proposal lama,” katanya.

Sementara itu, Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengatakan lebih memilih menunda penambahan frekuensi pada tahun ini sambil melihat kebutuhan trafik dari pelanggan. “XL akan mengikuti penawaran pemerintah, tetapi kami berharap ada perubahan Biaya Hak Penyelenggara (BHP) dan tidak ada up front fee karena ini bukanlah izin baru,” katanya.

Secara terpisah, Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar enggan mengomentari penolakan operator terhadap harga yang ditawarkannya. “Saya belum baca surat mereka. Saya tidak mau mengomentari kabar dari pihak lain,” kilahnya.

Hingga saat ini, harga frekuensi 5 MHz di spektrum 2,1 GHz baru disetujui Telkomsel. Empat operator lainnya diberikan batas waktu hingga 5 Agustus oleh pemerintah untuk menentukan sikap.

Operator lainnya menawar dibawah harga yang ditetapkan pemerintah. Indosat misalnya menawar 30 miliar rupiah, 40 miliar supiah (XL), 20 miliar rupiah (NTS), dan 12 miliar rupiah (HCPT). ■ dni/E-2

0 komentar: