25 Agustus 2009 Pelajaran Berharga Kelola Slot Orbit

Koran Jakarta – Dua tahun lalu, Indonesia memiliki pengalaman pahit terkait pengelolaan slot orbit satelit. Slot orbit satelit 150,5 derajat bujur timur (BT) dinyatakan lepas dari genggaman oleh International Telecommunicaion Union (ITU).

Semula pemerintah telah menyerahkan hak pengelolaan slot satelit tersebut kepada PT Satelindo yang kemudian bergabung menjadi PT Indosat Tbk. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, slot tersebut sebenarnya telah berakhir pada 2005 lalu. Namun karena adanya komitmen Indosat untuk mengisi slot sebelum 2009, maka Indonesia tetap memiliki slot 150,5 derajat BT.

ITU sendiri telah menginformasikan pada Februari 2005 slot tersebut bisa lepas dari Indonesia. Pemerintah Indonesia pun diberikan peluang memperpanjang hingga Agustus 2005. sayangnya, kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan, hingga akhirnya dua tahun lalu jagad telekomunikasi heboh dengan berita lepasnya slot orbit 150,5 derajat BT.

Untunglah, berkat keuletan melakukan negosiasi, slot tersebut tidak lepas. Belajar dari kesalahan tersebut, pemerintah menyatakan slot orbit 150,5 derajat BT dikelola secara konsorsium Telkom dan Indosat. Pada kuartal ketiga ini, kedua perusahaan akan menandatangani kesepakatan kerja sama untuk mengelola slot tersebut.

Saat ini, Indonesia memiliki lima operator yang mengoperasikan tujuh satelit, yaitu Indosat (Palapa C1 slot 113 derajat BT dan Palapa C4 slot 150,5 derajat BT), Telkom (Palapa B1 slot 108 derajat BT dan Palapa B3 slot 118 derajat BT), PT Media Citra Indostar (Indostar slot 107 derajat BT), PSN (Palapa Pasifik slot 146 derajat BT), dan PT AceS (Garuda 1 slot 123 derajat BT).

Kebutuhan transponder satelit sendiri masih tinggi seiring pertumbuhan bisnis seluler yang pesat. Indonesia diperkirakan membutuhkan sekitar 120-140 transponder, sedangkan yang tersedia baru sekitar 80 transponder. Namun, hingga 2010 baru tersedia lima slot orbit.

Nilai bisnis dari jasa satelit sendiri di Indonesia per tahunnya diperkirakan mencapai enam triliun rupiah. Hal ini berasal dari penyewaan tranponder, jasa jaringan, teleport, TV kabel, jasa instalasi, dan lainnya.

Pelajaran lain yang dipetik pemerintah dari kasus nyaris hilangnya slot orbit 150,5 derajat BT adalah harusnya diterbitkan regulasi baru terkait satelit.

Ditjen Postel kala itu berjanji akan mengubah Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 37/2006 tentang Penggunaan Satelit. Dalam revisi tersebut akan diatur secara tegas tentang proses refilling, pemberian hak kelola, pencabutan hak kelola, dan pengalihan hak kelola.

Sayangnya, dua tahun setelah niat itu dilontarkan, belum ada aksi nyata berupa perubahan regulasi.

“Kami terbuka sekali untuk mengubah regulasi tersebut. Soalnya pola bisnis satelit makin maju. Sayangnya, hingga sekarang tidak ada kabarnya tentang revisi dari regulasi itu,” ujar Ketua Asosiasi Satelit Indonesia, Tonda Priyanto, kepadan Koran Jakarta, Senin (24/8).

Celah Regulasi
Salah satu pola bisnis satelit yang sedang digandrungi adalah condosat, yakni satu satelit menggunakan beberapa filling. Tujuannya untuk mengurangi harga per transponser terutama di biaya peluncuran.

Model bisnis ini hampir mirip dengan penjualan apartemen, yakni tanah bisa jadi milik negara, sedangkan ruang apartemen dimiliki secara strata tile.

Direktur Kelembagaan Internasional Ditjen Postel Ikhsan Baidirus mengakui regulasi yang ada sekarang belum mengatur secara ketat tentang bisnis satelit khsusunya condosat. “Kita akui regulasi sekarang banyak celahnya. Masalah pembahasan regulasi itu akan digenjot lagi.”

Sementara itu, Sekjen indonesia Wireless Broadband (Id-Wibb) Bambang Sumaryo Hadi menambahkan ada hal lain yang harus dicermati dalam masalah pengelolaan satelit yakni tentang penempatan frekuensi.

Dicontohkannya, Media Citra Indostar (MCI) yang menempati spektrum 2,5 GHz dengan lebar frekuensi 150 MHz. Spektrum tersebut idealnya digunakan untuk keperluan teresterial ketimbang dihabiskan untuk penyiaran.

Menurut Sumaryo, jika digunakan untuk keperluan terestrial akan lebih banyak manfaatnya bagi akses telekomunikasi mengingat spektrum tersebut ideal untuk teknologi wimax mobile. Dan negarapun akan menerima lebih besar jika diambil acuannya adalah tender frekuensi 2,3 GHz. ■ dni/E-2

1 komentar:

awdawd mengatakan...

mesin slot online terbaik

https://taruhanslot.net/rahasia-mesin-judi-slot-terbongkar/


Link Official Bolavita : http://159.89.197.59/
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita