Nilai bisnis jasa Internet sampai semester I/2009 sekitar US$24 juta
Oleh Fita Indah Maulani & Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia
Jakarta: Trafik bandwidth Internet saat ini mencapai 20 GB melalui Indonesia Internet eXchange (IIX), baik yang berasal dari dalam negeri maupun internasional, dipicu oleh meningkatnya aplikasi streaming lokal dan jumlah pengguna.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Roy Rahajasa Yamin mengatakan bandwidth Internet sampai semester I-2009 didominasi oleh aplikasi-aplikasi baru yang berbasis streaming dan interaktif.
“Tingginya bandwidth juga dipicu oleh meningkatnya jumlah pengguna dari 25 juta pada awal tahun menjadi 30 juta saat ini,” tuturnya kepada Bisnis kemarin.
Bandwidth adalah istilah umum yang dipakai untuk menggambarkan aliran data melalui koneksi Internet. Bandwidth merupakan pengeluaran belanja terbesar bagi penyelenggara jasa Internet (PJI), yaitu mencapai 50%.
Berdasarkan data APJII, harga 1 MB bandwidth adalah berkisar antara US$800 dan US$1.200 sehingga dengan total bandwidth yang melalui IIX sebesar 20 GB, nilai bisnisnya menjadi sekitar US$16 juta – US$ 24 juta.
Dari aliran bandwidth tersebut, sekitar 30% pertumbuhan disumbangkan oleh aplikasi games online, sisanya datang dari jenis akses yang lain, seperti browsing, e-mail, transfer data, dan jual beli online.
Konten-konten lokal, tambah Roy, juga cukup membantu peningkatan lalu lintas Internet di Indonesia selain pertambahan portal-portal lokal seperti dari swasta dan pemerintah.
IIX atau pusat pertukaran lalu lintas Internet adalah sebuah infrastruktur tempat bertemunya lalu lintas data dari satu penyelenggara jasa ke penyelenggara jasa lain, sehingga pengguna Internet di Indonesia dapat saling komunikasi tanpa transmisi data ke luar negeri.
Ketua Bidang IIX APJII Isnawan mengatakan tingginya peningkatan aplikasi dan games lokal memicu tingginya lalu lintas bandwidth di Indonesia.
“Dari total trafik bandwidth yang mengalir lewat IIX, 80% di antaranya masih berasal dari luar negeri. Sehingga maraknya aplikasi lokal diharapkan meningkatkan kontribusi bandwidth dalam negeri,” ujarnya.
Praktisi IT Onno W. Purbo memperkirakan sampai akhir 2009 belanja bandwidth Internet domestik diperkirakan mencapai Rp500 miliar perbulan dengan tambahan sekitar 35 juta pelanggan Internet baru dari sebesar 25 juta awal tahun ini.
“Target penambahan pelanggan baru dalam 3 tahun ke depan masing-masing 15 juta, 17,5 juta, dan 2,6 juta per tahun mulai tahun ini tersebut merupakan target pesimistis bila percepatan penyebaran infrastruktur tidak segera tercapai,” katanya.
Bandwidth warnet
Irwin Day, Ketua Umum Asosiasi Warnet Indonesia (Awari) mengatakan penggunaan bandwidth di warnet cukup besar secara total karena jumlah warnet sendiri semakin banyak, khususnya di daerah luar Jabodetabek.
“Jumlah penggunaan bandwidth pada warnet di Indonesia rata-rata sebesar 1 MB per warnet dengan perhitungan total warnet saat ini ada sekitar 15.000 unit,” ujarnya kemarin.
Dia menjelaskan trafik penggunaan bandwidth di warnet sampai saat ini belum pernah dilakukan perhitungan, tetapi sekitar 50% dari total pengakses Internet di Indonesia melakukan akses melalui warnet.
Awari mengungkapkan penyelenggara jasa Internet dinilai masih belum dapat memberikan harga bandwidth yang kompetitif kepada usaha warung Internet sehingga membuat beberapa warnet tertarik menggunakan PJI yang manarik bandwidth dari luar negeri karena harganya lebih murah.
Judith MS, Kedua Dewan Penasihat Awari, pernah mengatakan murahnya harga bandwidth yang diambil dari luar membuka peluang adanya operator PJI tidak resmi untuk mengambil celah bisnis dari kondisi itu.
“Malah ada pula PJI yang memiliki lisensi justru mengarahkan pengusaha warnet untuk menggunakan PJI yang mengambil bandwidth dari luar negeri. Ini artinya di sana ada celah bisnis yang bisa diambil PJI ilegal dari perbedaan harga bandwidth,” ujar Judith belum lama ini. (fita.indah@bisnis.co.id/arif.pitoyo@bisnis.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar