03 Oktober 2009 Distributor di luar operator ilegal

Indosat jual 2.000 unit Gemini dalam sepekan

Oleh Fita Indah Maulani & Muhammad Sufyan
Bisnis Indonesia

Jakarta (01/10/2009) – Badan Regulasi dan Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memperingatkan semua produk BlackBerry Gemini yang dijual di luar operator telekomunikasi yang bekerja sama dengan Research in Motion (RIM) adalah ilegal.

Heru Sutadi, anggota BRTI, mengatakan berbeda dengan tipe sebelumnya, untuk tipe terbaru ini tidak ada satu pun distributor di luar operator telekomunikasi yang memperoleh sertifikasi dari Ditjen Postel.

“Regulator masih membekukan izin impor BlackBerry Gemini mereka karena para distributor tersebut belum menyediakan layanan purna jual resmi hingga saat ini, sementara layanan purnajual yang didirikan RIM hanya bagi pembeli bundling operator,” ujarnya, kemarin.

Dia menjelaskan minat konsumen terhadap tipe terbaru ini diprediksi mengalami peningkatan dibandingkan dengan tipe sebelumnya karena harganya yang relatif lebih murah.

Regulator tidak ingin kembali kecolongan dengan memberikan izin impor bagi distributor yang belum memiliki layanan purnajual resmi dan sesuai standar. Cap Dirjen Postel yang sudah diberikan untuk tipe terdahulu terbukti merugikan konsumen.

Para pemilik BlackBerry dari distributor di luar operator telekomunikasi tidak dapat menikmati layanan purnajual yang dibangun oleh RIM, karena vendor asal Kanada ini hanya memberikannya bagi pemilik yang membeli bundling dari operator.

Permintaan BlackBerry Curve 8520, atau yang lebih dikenal dengan BlackBerry Gemini terbukti cukup besar. Indosat yang menawarkan pre order dengan harga spesial Rp3,4 juta per unit mencatat jumlah pesanan sebanyak 2.000 unit hanya dalam sepekan.

“Kami menawarkan pre order melalui situs yang berlaku hingga 24 Oktober mendatang dengan harga spesial. Jumlah BlackBerry Gemini yang diimpor pada tahap awal ini mencapai 20.000 unit,” ujar Guntur S. Siboro, Chief of Marketing PT Indosat Tbk.

Hasnul Suhaimi, Dirut PT Excelcomindo Pratama Tbk, mengatakan pihaknya untuk tahap pertama akan mendatangkan sebanyak 20.000 unit BlackBerry Gemini yang diperkirakan datang paling lambat awal bulan ini.

Dominasi Nokia
Sementara itu, dari Bandung, dominasi Nokia pada pasar telepon seluler di Indonesia dinilai masih kuat, meskipun booming BlackBerry berpotensi mengancam posisi tersebut.

Chief Brand Consultant MarkPlus Alexander Mulya, mengungkapkan berdasarkan riset internal yang dilakukannya, pangsa pasar Nokia di dalam negeri sedikitnya mencapai 30% dari seluruh merek ponsel beredar.

Secara keseluruhan, dari total satu miliar ponsel yang beredar di seluruh dunia, 30% di antaranya pengguna Nokia. Adapun pengguan BlackBerry disebut-sebutnya hanya mencapai total 20 juta unit.

“Jika muncul anggapan [BlackBerry] menjadi juara, itu karena image-nya lebih prestisius. Namun kenyataannya, penggunanya masih terbatas di kota besar. Di daerah, Nokia jauh lebih populer,” katanya seusai MarkPlus Dinner Seminar: Nokia vs BlackBerry di Bandung, Selasa malam.

Riset lembaga pemasaran itu juga menunjukkan bahwa pengguna ponsel cerdas asal Kanada itu terbatas di Jabodetabek dengan kontribusi 60%, Jatim 15%, Jateng 10%, Jabar 8%, dan Medan 7%.

Akan tetapi, sambung Alexander, jika ditanyakan lebih lanjut, masyarakat kota besar secara keseluruhan sebenarnya lebih memilih ponsel asal Finlandia sebagai merek pertama dan disusul BlackBerry dan Sony Ericsson.

“Khusus di Bandung, BlackBerry malah kalah pamor oleh Sony Ericsson sebagai merek favorit nomor dua.”

Namun, katanya, merek mapan tak boleh jemawa, sebab BlackBerry dengan berbagai fitur inovatifnya memiliki potensi sangat besar dalam mengubah konstelasi pasar.

Alexander menjelaskan bahwa teknologi kompresi data serta akses lebih cepat membuat teknologi push email, browsing, serta pesan instan menjadi lebih mudah diterima pelanggan dibandingkan dengan ponsel merek lainnya.
(fita.indah@bisnis.co.id/muhammad.sufyan@bisnis.co.id)

0 komentar: