28 Oktober 2009 Tender Internet Kecamatan Untungkan Bisnis BWA

Oleh Imam Suhartadi

Jakarta, Investor Daily – Rencana Depkominfo menggelar tender internet di 5,748 kecamatan dalam kerangka USO dipastikan berdampak pada pertumbuhan pelanggan internet di Tanah Air. Hal ini akan mendorong geliat ekonomi di daerah, sekaligus menjadi pasar potensial bagi penyedia jasa internet, termasuk pemenang tender BWA.

Wakil Ketua Umum Asoisasi Perusahaan Jasa Internet Indonesia (APJII) Sammy Pengerapan mengatakan, saat ini belum bisa diprediksi bagaimana dampaknya terhadap bisnis internet kedepan, bila layanan internet di tingkat kecamatan itu beroperasi pada 2010. Apalagi, layanan internet itu kelak diberikan secara gratis bagi masyarakat di masing-masing kecamatan.

“Tapi, dengan jumlahnya sampai 5 ribuan kecamatan, pasti besar sekali pengaruhnya bagi kami,” kata Sammy Pangerapan kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (27/10).

Depkominfo telah menerima 25 perusahaan untuk mengikuti proses tender pembangunan akses internet di 5.748 kecamatan di seluruh Indonesia. Tender itu dibagi dalam 11 paket di 32 provinsi, dengan total nilai proyek pada tahun pertama sebesar Rp370,57 miliar.

Kehadiran internet di seluruh kecamatan di seluruh Indonesia akan memacu masyarakat untuk belajar berinternet. Hal ini akan memacu pertumbuhan pengguna dan pelanggan internet di Tanah Air, yang saat ini baru sekitar 25 juta pengguna.

Selama ini, ujar Sammy, problem peningkatan penetrasi internet di Indonesia ada dua macam, yaitu aksesibilitas dan daya beli. Program pemerintah dengan membangun titik akses internet di 5,748 kecamatan dalam program Universal Service Obligation (USO) itu tak lain adalah menumbuhkan pelanggan-pelanggan baru.

Pada awalnya, para pemula itu puas dengan layanan internet berkecepatan 9,6 kilobit per detik (Kbps). Namun bagi pihak yang merasa memiliki uang (daya beli) tidak puas dan mencari akses internet yang lebih cepat. Di sinilah manfaat yang bisa menjadi peluang bisnis bagi para pemenang tender broadband wireless access (BWA).

Anggota Komisi I DPR RI dari Partai Demokrat Roy Suryo juga berpendapat, kehadiran jaringan internet di kecamatan itu merupakan bagian dari strategi pemerintah mengurangi kesenjangan digital di Tanah Air. “Pak Nuh (mantan Menkominfo Muhammad Nuh) sudah memikirkan jauh soal itu. Pada akhirnya rakyat juga yang menikmati internet murah,” kata Roy.

Dia barharap program itu bisa diimplementasikan dengan baik oleh Menkominfo Tifatul Sembiring. Para peserta tender juga diharapkan tidak memilih paket di Jawa dan Sumatera saja.

Ketika disinggung soal masuknya lagi perusahaan pemenang USO dan BWA dalam tender akses internet kecamatan itu, menurut Roy, tidak perlu dipersoalkan. Yang menarik justru keikutsertaan PT Pos Indonesia, yang pernah menggeluti bisnis internet melalui WasantaraNet sejak 1995, dengan merintis akses internet di 180 kota. “Jadi, kalau Pos kembali ikut tender, itu berarti BUMN ini sudah kembali ke jati dirinya,” kata dia.

Punya Hak Sama
Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto mengatakan, para pemenang tender USO dan BWA mempunyai hak sama dalam proses tender internet di kecamatan itu. “Selama mereka memiliki lisensi sebagai ISP, itu sah-sah saja, karena tidak ada ketentuan yang melarang mereka untuk mengikuti tender ini,” kata Gatot.

Di samping itu, Gatot juga membantah kekhawatiran akan adanya tumpang tindih atau overlapping bisnis antara penyedia internet di kecamatan dan oeprator BWA. Operator BWA akan menyediakan layanan internet di area komersial dengan tarif normal. Sedangkan proyek desa pinter tetap menitikberatkan layanan itnernet di wilayah yang belum tersentuh akses internet.

“Tarif yang akan mereka tetapkan tidak boleh melebihi tarif komersial yang berlaku,” kata Gatot.

Gatot mengatakan, dari 11 paket yang ditawarkan, peserta tender mengincar paket 4,5, dan 7. Paket-paket itu berada di daerah Jawa dan Bali, yang memiliki infrastruktur dan peluang bisnis lebih baik. (cep/c135)

0 komentar: