27 November 2009 Bisnis Seluler | Telkomsel Revitaliasai Simpati

Beradu Program Akhir Tahun

Koran Jakarta – Setelah meraup berkah pada periode Ramadan dan Idul Fitri, operator kembali bertarung pada Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru. Sejumlah program promo pun digulirkan.

Tahun 2009 akan berakhir sebentar lagi. Bagi eksekutif operator, menjelang tutup tahun masih tersedia kesempatan mengejar target yang ingin dicapai selama 2009.

Kesempatan itu adalah memanfaatkan momentum datangnya Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru. Guna mengonversi mementum tersebut menjadi kontribusi bagi pendapatan, maka dibuatlah program-program pemasaran yang memikat pelanggan. Biasanya, tiga momentum tersebut bisa berkontribusi sekitar 15 persen bagi total pendapatan perseroan selama setahun.

Lihat saja aksi Telkomsel merevitalisasi kartu prabayar Simpati dengan nama Simpati M@X awal pekan ini. Kartu tersebut dibanderol seharga 10 ribu rupiah yang terdiri dari pulsa utama lima ribu rupiah yang dapat digunakan untuk komunikasi suara, SMS, dan data ke semua operator. Serta bonus pulsa lima ribu rupiah untuk komunikasi ke lebih dari 80 juta pelanggan Telkomsel.

Aksi Telkomsel menghadirkan produk baru juga diikuti Bakrie Telecom dengan menawarkan ponsel musik. Pemilik merek dagang Esia ini menawarkan Esia Musicbox dan Esia Idolaku. Keduanya dibanderol dengan harga sekitar 500 ribu rupiah.

Berbeda dengan dua pemain di atas, Indosat dan Axis lebih mengedepankan program pemasaran ketimbang bermain dengan produk baru. Indosat menawarkan program yang mirip dengan milik XL yakni Mentari Obral Obrol yang memungkinkan pelanggan menelepon berkali-kali dengan biaya seribu rupiah.

Bahkan untuk di kota-kota tertentu, Indosat seperti setia mengikuti langkah XL dengan ikut memberikan bonus 50 SMS. Sementara Axis lebih inovatif ketimbang Indosat dengan memberikan Bonus Mutlak pulsa seribu rupiah setiap hari ke semua operator. Bahkan Axis berani menjanjikan bonus pulsa hingga satu juta rupiah bagi aktivasi kartu baru.

GM Pemasaran Telkomsel Nirwan Lesmana mengungkapkan langkah merevitalisasi Simpati sebenarnya merupkan program tahunan dari perseroan. Saat ini Simpati telah digunakan oleh 55 juta pelanggan.

“Produk Simpati Pede kami luncurkan dalam periode yang sama tahun lalu. Jadi ini bukan untuk mengejar target pelanggan karena itu sudah dicapai pertengahan tahun ini,” ujar dia.

VP Product Marketing Telkomsel, Mark Chambers, menambahkan hingga sembilan bulan pertama 2009, produk-produk yang dimiliki Telkomsel mampu menunjukkan pertumbuhan pendapatan sebesar 18 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Meningkatkan nilai itu bisa dengan program retensi atau mendiversifikasi produk. Inilah yang kami lakukan. Lihat saja dari banderol harga kartu perdana yang di atas kompetitor serta bonus yang diberikan. Itu jelas sekali kami lebih mengutamakan nilai ketimbang main tarif,” tegas dia.

Nirwan mengungkapkan perang tarif yang dibungkus dalam permainan pemasaran selama dua tahun terakhir telah menjadikan masyarakat menjadi lebih dewasa dan matang mencari produk telekomunikasi.

“Ibaratnya masyarakat ikut dalam ‘Kejar Paket A’ sehingga makin melek dengan produk operator. Akhirnya mereka letih dengan permainan pemasaran yang meminta banyak syarat sehingga kembali mencari operator menawarkan nilai lebih pada produknya,” kata dia.

Namun, Nirwan pun tidak menampik jika dari hasil revitalisasi ini ada pelanggan baru yang didapat. Biasanya akan tambahan pelanggan baru sejuta setiap bulannya.

Sementara itu, Wakil Direktur Bidang Pemasaran Bakrie Telecom Erik Meijer mengakui peluncuran produk barunya untuk mengejar target 2009. setiap bulan Esia selalu mengeluarkan produk baru. Dua ponsel tersebut merupakan bagian dari aksi Bakrie Telecom mengejar 10,5 juta pelanggan di akhir tahun ini.

Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi menyebutkan momentum akhir tahun bisa dimanfaatkan untuk menaikkan pendapatan, jika progam yang ditawarkan sesuai dengan kondisi pasar.

“Tergantung program yang diluncurkan dan pasar yang dibidik. Kalau sesuai dengan kondisi pasar menjelang libur panjang akhir tahun bisa saja sukses,” kata dia.

Retensi Pelanggan
Kabar yang beredar di sentra-sentra penjualan ponsel dan vaucer pulsa mengatakan posisi XL di pasar saat ini telah berada di nomor dua dari sisi pelanggan. Indosat dikabarkan telah tersalip oleh XL. Pada kuartal ketiga lalu Indosat memiliki 28,7 juta pelanggan sedangkan XL 26,6 juta pelanggan.

Namun Chief Marketing Officer Indosat Guntur S. Siboro justru menyebutkan momentum akhir tahun tidak efektif untuk meningkatkan pendapatan karena kondisi industri sudah berbeda dengan dua tahun lalu.

“Momentum paling besar itu adalah Idul Fitri. Sekarang Lebaran itu adanya di kuartal ketiga. Karena itu, kami lebih konsentrasi menaikkan nilai produk walau resikonya pelanggan semakin mengerut,” jelas dia.

Guntur pun mengakui kartu perdana yang dimiliki Indosat tidak menarik minat pasar karena dibanderol dengan harga lima ribu rupiah. Sementara pesaing seperti XL membanderol dua ribu rupiah dan Telkomsel 10 ribu rupiah.

“Secara psikologis harga memang kalah. Tetapi kami ingin menyasar segmen yang tidak digarap XL atau Telkomsel,” kata dia.

Secara terpisah, praktisi telematika Ventura Elisawati mengatakan sebenarnya perang program yang ditawarkan oleh operator satu tahun belakangan ini sudah tidak lagi mengenal momentum seperti beberapa tahun lalu.

“Saat ini, kondisi pertumbuhan industri sudah memasuki tahapan mature, rasanya fokus program akuisisi mulai bergesar ke retensi pelanggan.” ■ dni/E-2

1 komentar:

www.seuzenn.blogspot.com mengatakan...

Mantap tulisannya...., kalau mau yang terupdate lagi dengan berita Telkomsel bisa jalan jalan ke www.seuzenn.blogspot.com ya..
Sukses selalu