16 November 2009 Operator Pertanyakan Tender USO Internet

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – Minat operator ikut tender pembangunan akses internet kecamatan dalam kerangka USO minim. Dari 19 peserta tender, operator telekomunikasi yang maju ke babak selanjutnya hanya Telkom dan Telkomsel. Meski begitu, Depkominfo tetap optimistis, pemenang tender dapat merealisasikannya tahun depan.

“Peserta tender yang lulus prakualifikasi juga perusahaan yang bonafide dan kelas kakap, lho,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, pekan lalu.

Tender Universal Service Obligation (USO) internet kecamatan yang dibagi dalam 11 zona itu telah melewati babak prakualifikasi. Selain Telkom dan Telkomsel, ada peserta lain yang lulus pada semua zona, seperti PT Aplikanusa Lintasarta (anak usaha Indosat), PT Icon+ (anak usaha PLN), PT Pos Indonesia, PT Rahaja Media Internet, dan PT Netwave Multimedia. Sedangkan peserta yang hanya lulus pada beberapa zona di antaranya PT Indosat Mega Media/IM2 dan PT Berca Hardaya Perkasa.

Minimnya minat operator pada tender USO internet kecamatan itu tak lepas dari kekhawatir akan tumpang tindihnya program ini dengan program lain, seperti USO desa kring untuk 32 ribu desa dan tender Broadband Wireless Access (BWA) berteknologi Wimax. “Program-program ini berbeda. Justru, masing-masing program saling melengkapi,” kata Gatot.

Program BWA murni dibiayai operator yang memenangkan tender. Sedangkan USO internet kecamatan dibiayai negara dari dana pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Dana PNBP itu dikumpulkan dari operator telekomunikasi berupa dana USO, yang tahun lalu mencapai Rp7,7 triliun. Tahun ini, PNBP ditargetkan sebesar Rp7,2 triliun dan sampai Juni 2009 telah meraup Rp4,4 triliun.

“Karena dana dari negara, kami dapat memaksa pemenang tender untuk membangunnya sesuai rencana pemerintah,” kata dia.

Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah menolak menyebutkan penawaran Telkom dalam tender USO internet kecamatan itu. Keikutsertaan Telkom dan anak usahanya, Telkomsel, dalam tender ini tak lain untuk menyukseskan rencana pemerintah membangun jaringan internet hingga ke pelosok negeri.

“Pokoknya, hitungan bisnisnya pasti ada. Kalau nggak ada, mana mungkin kami masuk kesini,” kata dia.

Sedangkan Direktur PT Bakrie Telecom Tbk Rakhmat Djunaedi membantah ketidakterlibatan operator Esia itu dalam tender USO internet kecamatan itu karena kecewa tak menang lelang BWA. “Bukan kecewa, tapi kami ingin konsentrasi pada SLI dan SLJJ,” ujar Rakhmat. meski begitu, dia mempertanyakan proyek ini dan proyek USO desa kring.

Indosat, kata Chief Marketing Officer Indosat Guntur S Siboro, sebenarnya masih mempelajari arah program USO internet kecamatan itu. Kendati Grup Indosat telah diwakili dua anak perusahaan, yaitu IM2 dan Lintasarta, pertanyaan sejauh mana manfaat dan arah kebijakan pemerintah dalam program ini masih banyak yang perlu dipertanyakan.

“Maunya kami, kami baca dulu arah kebijakan pemerintah. Sebenarnya maunya pemerintah itu bagaimana. Kan dulu juga ada USO kring. USO ini sudah cukup untuk akses internet,” kata dia.

Smart Telecom yang baru saja mengambil alih PT Mobile-8 Telecom juga tak ikut dalam tender USO internet kecamatan. Menurut Division Head Core Product & Branding Smart Telecom Ruby Hermanto, ketidakterlibatannya dalam program ini karena perbedaan antara teknologi yang dimiliki dan dibutuhkan. Dari kalkulasi perusahaan, ternyata investasi sangat besar untuk menyesuaikannya.

0 komentar: