16 November 2009 Satelit Palapa D

Indosat Sewakan Semua Transponder Palapa D

Jakarta, Kontan – PT Indosat Tbk memutuskan untuk menyewakan seluruh transponder yang dimiliki oleh satelit Palapa D. Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia itu menilai langkah itu akan jauh lebih menguntungkan secara komersial.

Group Head National Corporate Sales Indosat Dido Priadi mengungkapkan, semula, dari 40 transponder Palapa D, sebanyak 40% atau sekitar 16 transponder akan dimanfaatkan untuk kebutuhan layanan Indosat di tanah air. Sementara sisanya akan disewakan untuk kebutuhan industri televisi, radio, dan operator telekomunikasi.

Namun, setelah mempertimbangkan berbagai aspek finansial, Indosat memutuskan untuk menyewakan seluruh trasnpondernya. Untuk melayani pelanggan Indosat, “Kami akan menggunakan kembali satelit kami yang lama, Palapa C, untuk keperluan perusahaan,” kata Dido.

Dido mengaku, saat ini sudah banyak perusahaan yang menyewa transponder Palapa D, seperti stasion televisi dari dalam maupun luar negeri. “Komposisinya sekitar 80% penyewa dari dalam negeri dan 20% dari luar negeri. Rata-rata mereka menyewa untuk 5 tahun ke atas,” tambahnya.

Menurut Dido, Indosat memasang tarif sewa transponder yang lebih mahal ketimbang tarif sewa satelit yang lain. Soalnya, Palapa D mengusung teknologi yang lebih canggih. Selaih itu, satelit itu sanggup memancarkan siaran dengan jangkauan yang luas, mulai dari Selandia Baru sampai Qatar. “Karena kualitas transpondernya bagus, tarifnya jadi lebih tinggi dari yang lain,” katanya.

Dido menjelaskan, pendapatan sewa yang diterima Indosat saat ini sudah hampir bisa menutupi biaya investasi Palapa D yang mencapai US$250 juta. “Kalau digunakan sendiri, memang ada perhitungan investasi yang tereliminasi. Makanya kita putuskan untuk menyewakan semuanya,” jelasnya.

Satelit Palapa D milik Indosat memasuki posisi orbit transfer geostationer atau orbit transfer pada 4 September yang lalu. Palapa D diluncurkan dari Xi Chang, China, untuk menggantikan tugas satelit Palapa C-2 mulai 2011.

Satelit berbotot 4.100 kilogram itu dibuat Thales Alenia Space, perusahaan satelit Prancis. Satelit itu memiliki 40 transponder yang terdiri dari 24 C-Band satndar, 11 extended C-Band, serta 5-KU-Band. Sementara Palapa C-2 hanya punya 36 transponder.

Direktur Utama Indosat Harry Sasongko sebelumnya memperkirakan, perusahaannya dapat mengembalikan ongkos investasi dalam lima tahun. Namun, Indosat baru berani berharap bisa meraup untung setelah satelit tersebut beroperasi selama 10 tahun. * Gentur Putro Jati

0 komentar: