02 November 2009 WiMax TRG Sudah Penuhi Syarat Kandungan Lokal

Operator BWA Harus Gunakan Wimax Lokal

Oleh Rizagana

Jakarta, Investor Daily – Pemerintah (Depkominfo) mengingatkan para pemilik lisensi BWA mengenai kewajiban menggunakan perangkat telekomunikasi dengan kandungan lokal minimum 30%. Para pemegang lisensi BWA tidak bisa lagi berkelit, karena perusahaan dalam negeri, seperti PT Teknologi Riset Global (TRG), sudah bisa memproduksi perangkat BWA (Wimax) lokal.

Demikian ditegaskan Direktur Standardisasi Ditjen Postel Depkominfo Azhar Hasyim saat meninjau pabrik perakitan perangkat Wimax milik PT Teknologi Riset Global (TRG) di Batam, pekan lalu. Penegasan itu disampaikan di hadapan perwakilan pemilik lisensi broadband wireless access (BWA), seperti PT Telkom, PT Indosat Mega Media (IM2), PT Berca Hardaya Perkasa, dan PT First Media.

Azhar mengingatkan Peraturan Menkominfo No 7/2009 tentang Penataan Frekuensi Radio untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband). Pada Pasal 17 ayat 1 disebutkan, perangkat telekomunikasi yang digunakan pada frekuensi radio 2,3 GHz dan 3,3 GHz wajib memenuhi kandungan lokal (TKDN) minimal 30% untuk subscriber station (SS) dan 40% untuk base station (BS).

“Ketentuan itu wajib dipatuhi dan kalau dilanggar ada penaltinya. Kalau tidak ada produk lokal yang memenuhi syarat TKDN 30%, mereka tidak kena penalti. Tapi, karena sudah ada produk lokal, seperti Wimax TRG ini, mereka harus pakai produk lokal. Perangkat Wimax TRG ini sudah memenuhi standar dan syarat TKDN,” kata Azhar.

Azhar mengatakan, sejak industri telekomunikasi seluler berkembang di Tanah Air, kini belanja modal (capex) perusahaan telekomunikasi per tahun mencapai Rp100 triliun. Bila ditelisik lebih lanjut, dana yang dibelanjakan untuk produk dalam negeri tak sampai 7%, dan sisanya dibelanjakan untuk produk asing.

Azhar mengakui, ada beberapa pihak yang keberatan dengan aturan menganai TKDN. Para pemenang lisensi BWA juga mempertanyakan keputusan pemerintah menggunakan standar 16d (nomedic/fixed), bukan 16e (mobile). Wimax standar 16e kini tengah dikembangkan vendor asing, bahkan telah dipasang di komputer (PC).

“Jadi, kami tegaskan, tidak ada niat dari pemerintah untuk mengubah teknologi 16d itu, baik pada frekuensi 3,3 GHz maupun 2,3 GHz. Ini untuk memberi kesempatan pada industri telekomunikasi dalam negeri tumbuh dan berkembang,” kata Azhar.

Pemerintah baru saja mengumumkan delapan perusahaan pemenang 30 lisensi BWA pada frekuensi 2,3 GHz. Yakni, PT Berca Hardaya perkasa yang memiliki 14 lisensi, PT Telkom (5), PT Konsorsium Wimax Indonesia (3), PT First Media (2), Konsorsium PT Comtronic System (3), PT Indosat Mega Media (1), PT Internuz (1), dan PT Jasnita Telekomunindo (1).

Sedangkan lisensi BWA pada frekuensi 3,3 GHz ada 55 lisensi dan mayoritas dikuasai Indosat. Para pemegang lisensi BWA 3,3 GHz itu adala PT Aplikanusa Lintasarta yang memiliki 14 lisensi, PT Indosat (12), PT Starcom Solusindo (11), PT Telkom (7), PT Citra Sari Makmur (5), PT Corbec Communication (2), Rekajasa Akses (2), PT Rabik Bangun Pertiwi (1), dan PT Jasnicom Gemanusa (1).

Direktur PT TRG Gatot Tetuko mengatakan, ada beberapa pemegang lisensi BWA pada frekuensi 3,3 GHz yang telah menggunakan Wimax TRG secara komersial, seperti PT Telkom dan PT Aplikanusa Lintasara. “Sedangkan PT IM2 saat ini masih melakukan uji coba,” kata dia.

Sementara itu, beberapa pemegang lisensi BWA pada frekuensi 2,3 GHz, seperti PT IM2, PT First Media, dan PT Berca Hardaya Perkasa, berminat untuk segera menggelar layanan BWA berteknologi Wimax. Namun, mereka masih mengkhawatirkan tentang kealyakan teknologi 16d secara komersial atau bisnis, terutama menyangkut perangkat SS yang relatif agak besar dan ditaruh di luar ruangan (outdoor).

Menurut Chief Research and Development PT TRG Mahmud Galela, PT TRG tidak berhenti dalam berinovasi memproduksi perangkat Wimax di Tanah Air. Bahkan dalam waktu dekat, PT TRG membangun pusat riset dan laboratorium yang lebih lengkap di kawasan industri Jababeka.

“Kami akan terus berinovasi termasuk memproduksi perangkat SS yang lebih kecil. Sekarang kami sedang merancang desain perangkat SS sebesar kartu kredit. Mudah-mudahan, itu bisa diproduksi dalam satu atau dua tahun ini. Bahkan, kami juga siap untuk memproduksi perangkat Wimax yang standar 16e atau mobile,” kata Mahmud.

0 komentar: