Pendapatan Speedy Tutupi Penurunan Telepon Tetap

Oleh Muhammad Sufyan

Bandung, Bisnis Indonesia – Pendapatan PT Telkom Kandatel Bandung dari layanan Speedy telah mencapai kisaran dari layanan Speedy telah mencapai kisaran Rp 10 miliar per bulan, sehinggan diproyeksikan mampu menutupi penurunan pendapatan layanan suara telepon tetap.


Beni Sukawanto, GM PT Telkom Kandatel Bandung, mengungkapkan pihaknya hingga akhir tahun lalu sudah memiliki 35.381 pelanggan Speedy atau berkisar 0,38% dari jumlah pelanggan telepon tetap 449.486 nomor.

“Meski teledensitas masih kecil, namun pendapatan bulanan Speedy sudah signifikan. Itu sebabnya kami dipatok harus bisa menambah 55.000 pelanggan baru pada tahun ini,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Apabila disandingkan dengan total jumlah pelanggan Speedy di wilayah Jabar-Banten, proporsi pelanggan dari Datel Bandung tersebut mencapai sekitar 60% sehingga sangat mewakili situasi pasar di Divre III.

35.381 pelanggan Speedy itu sendiri berasal dari Kota Bandung sebanyak 30.036 sambungan, Kab. Bandung 2.145 sambungan, Kab. Bandung Barat 1.207 sambungan, Kota Cimahi 1.939 sambungan, dan Kab. Sumedang 504 sambungan.

Corporate Secretary PT Telkom Bandung Irwan Sobrian menambahkan pihaknya tahun lalu mengalami penurunan pendapaan cukup signifikan dari lini interkoneksi setelah pemerintah menurunkan tarif pada April 2008.

Dia menjelaskan penurunan itu sempat menekan keuangan BUMN tersebut, setelah sebelumnya juga mengalami penurunan pendapatan yang hampir serupa dari layanan suara telepon tetap.

“Karenanya, setelah pendapatan Speedy tahun lalu bisa tembus Rp 10 miliar pe bulan, Telkom Bandung merasa bangga.”
Speedy, sambung dia, di kota tersebut baru hadir dalam tiga tahun terakhir namun sudah berhasil melampaui pendapatan yang lebih dulu eksis. Padahal, keterbatas infrastruktur masih ditemukan dalam implementasi layanan.

Irwan menjelaskan gerbang jaringan internet (gateway) di Jabar sebenarnya sudah tergolong penuh, meski pemisahan gateway sudah dilakukan dengan membaginya di STO Lembong dan STO Rajawali.

“Kalau sebelumnya semua dilayani Lembong, kini Rajawali melayani khusus pelanggan Speedy daerah barat seperti Cianjur dan Sukabumi. STO Rajawali khusus pelanggan daerah Kota Bandung dan ke arah timur.”

Pemisahan itu nyatanya belum bisa mengimbangi pertumbuhan pelanggan Speedy, namun Telkom Bandung mengklaim masih memimpin pasar internet di area tersebut.
EGM PT Telkom Divre III Jabar-Banten Walden Robert Bakara, mengatakan pertumbuhan Speedy sebenarnya baru bisa menutupi penurunan pendapatan jika teledensitas signifikan.

“Kalau 50% pelanggan telepon tetap kami di Jabar-Banten sudah menggunakan Speedy, itu baru bisa me-recovery pendapatan telepon tetap,” sambungnya.

0 komentar: