Telekomunikasi Mulai Konsolidasi

Hutchison pertimbangkan keluar dari Indonesia

Oleh Roni Yunianto

Jakarta, Bisnis Indonesia – Pemain pada industri telekomunikasi nasional besar kemungkinan mengalami konsolidasi tahun ini di tengah kesulitan mendapatkan pendanaan penggelaran jaringan, ketatnya persaingan, dan kompleksnya regulasi.

Ketua Masyarakat Telematika Indonesia Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menyatakan konsolidasi sektor telekomunikasi berpeluang terjadi pada tahun ini. “Kemungkinan besar ya [akan terjadi konsolidasi tahun inii],” ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Menurut Wigrantoro, setidaknya sudah ada dua operator yang tengah berbicara mengenai pertimbangan rencana itu kendati dia masih enggan menyebut kedua operator dimaksud.

“Maaf saya tidak dapat ungkapkan. Pada hemat saya ini lebih karena faktor alam perkembangan pasar[nature of market] yang sudah berubah dibandingkan dengan faktor regulasi,” jelasnya.

Salah satu faktor pasar tersebut, tuturnya, adalah persaingan bisnis. Kendati pasar selular masih besar, tren tingkat pengembalian modal sudah menurun. “Di samping itu, terlalu banyak pemain membuat pasar tidak lagi efisien,” tegasnya.

Pandangan agak berbeda disampaikan eksekutif PT Hutchison CP Telecom Indonesia.

Sidharta Sidik, Direktur Interconnection Government & Regulatory PT Hutchison, berpendapat dengan jumlah pemain yang ada, potensi pasar seluler Indonesia masih besar. “Komitmen kami akan terus merambah kota lainnya pada tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis.

Saat disinggung terkait alokasi belanja modal untuk penggelaraan jaringan dan ekspansi tahun ini, Sidarta belum mau mengungkapnya.

Hengkang
Satu laporan baru dari lembaga riset dari Malaysia OSK Research seperti dikutip themalaysianinsider.com menyatakan Hutchicon Telecom International mempertimbangkan untuk keluar dari pasar telekomunikasi Indonesia.

Menurut OSK Research, pertimbangan tersebut diantaranya memperhitungkan faktor risiko regulasi yang dinilai rumit, di samping faktor lainnya.

Saat dikonfirmasi, Sidharta menyatakan tidak akan terjadi konsolidasi di lingkup internal perusahaan. “Saya tidak tahu dan tidak mendengar informasi ini, nanti saya akan cek dulu,” ujarnya.

Hutchison yang masuk Indonesia pada 2006 dan mengoperasikan layanan 2G dan 3G dengan bendera produk 3 (three) ditenggarai OSK memilih tidak mengambil bagian dalam konsolidasi industri.

Lembaga riset yang mengamati langsung perkembangan di sektor telekomunikasi itu meyakini konsolidasi industri telekomunikasi Indonesia mungkin terjadi karena faktor semakin ketatnya persaingan di pasar.

Di sisi lain, pemain kecil merasa kesulitan dalam mengembangkan bisnis di tengah volatilitas rupiah dimana perusahaan induk pada saat krisis global masih harus berjuang untuk memenuhi komitmen pinjaman.

Menurut OSK, pasar seluler Indonesia stabil setelah melalui masa perang tarif selama 18 bulan dengan tingkat pertumbuhan 60%. Sebelum krisis, adanya ekspektasi proyeksi ekonomi yang menantang telah mendorong kalangan operator memperbesar pengeluaran saat menetapkan rencana akuisisi pelanggan.

Hutchison masuk Indonesia melalui pembelian 60% saham PT Cyber Access Communications dengan nilai US$120 juta. Adapun 40% saham dimiliki Charoen Pokphand Group Indonesia.

Operator tersebut menggunakan nama PT Hutchison CP Telecomunications dengan 15 MHz lisensi 3G dan lisensi 2G di pita 1.800 MHz. Pemerintah kemudian memangkas frekuensi 3G milik PT Hutchison.

Pemerintah akhirnya melunak terhadap PT Hutchison dengan memberi kesempatan kepada pemegang lisensi 3G itu untuk menunda pembayaran biaya lisensi di muka. Operator tersebut pada Juni 2008 berhasil menjaring 3,2 jita pengguna. (roni.yunianto@bisnis.co.id)

0 komentar: