Tampilkan postingan dengan label Hutchison. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hutchison. Tampilkan semua postingan

22 Juli 2009 Hutchison diminta ganti rugi pelanggan

Oleh Roni Yunianto & Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia

Jakarta: Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meminta Hutchison CP Telecommunication mengembalikan pulsa atau dana penjualan tiket Manchester United Asia Tour 2009 melalui SMS (layanan pesang singkat) kepada pelanggannya.

Anggota BRTI Heru Sutadi menegaskan pembatalan pertandingan sepak bola tersebut karena alasan force majeur sehingga operator Three tersebut tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

“Hal tersebut di luar kendali dan tidak diharapkan. Namun, kepentingan konsumen tetap harus diutamakan agar tidak menimbulkan ketidak percayaan pelanggan kepada operator pada kemudian hari,” tuturnya kepada Bisnis, kemarin.

Menurut dia, meski hal itu merupakan kejadian yang di luar kendali, Hutchison diharapkan mengganti kerugian pelanggannya melalui mekanisme yang dianggap menguntungkan semua pihak untuk kepentingan jangka panjang.

Heru mengatakan apabila tidak dilakukan penggantian maka dalam jangka panjang pelanggan akan antipati terhadap semua penjualan atau pengundian lewat SMS.

Sebagaimana diketahui, Hutchison merupakan salah satu sponsor Manchester United Asia Tour 2009 dan memborong sekitar 30% tiket yang tersedia untuk dijual ke pelanggannya melalui pendaftaran lewat SMS.

Manajemen PT Hutchison CP Telecom masih menunggu konfirmasi dari Local Organizing Commitee Manchester United Asia Tour 2009 terkait dangan langkah-langkah pengembalian tiket.

Suresh Reddy, Chief Commercial Officer PT Hutchison CP Telecom (Three), mengatakan pihaknya menyiapkan rencana lebih lanjut pengembalian itu.

“Kami akan mengumumkan selanjutnya keputusan yang menguntungkan pelanggan sehubungan dengan tiket yang telah terjual sebelumnya,” ujarnya dalam siaran pers.

Hutchison juga memberikan tiket gratis untuk menyaksikan Manchester United versus Indonesian All Star melalui mekanisme pengundian.

Siaran pers Three menyatakan program unidan berlangsung hingga 16 Juli 2009. Suresh mengatakan program gratis tiket Asia Tour Manchester United itu bisa berkesempatan menyaksikan aksi laga Manchester United dan tim Indoneisan All Star.

Penentuan pemenang akan ditentukan melalui mekanisme pengundian yang dilakukan setiap hari selama periode promo.

Total pelanggan Three hingga akhir Maret 2009 mencapai 5,3 juta di 3.000 kecamatan dengan membukukan pendapatan rata-rata per pelanggan Rp10.000.

Sementara itu, manajeman Three menyatakan berbelasungkawa atas tragedi bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada 17 Juli 2009 yang kemudian membuat klub Manchester United tidak dapat tampil di Indoneisa pada Asia Tour 2009.

Read more.....

06 Mei 2009 Telkomsel dan Hutchison Kerja Sama Menara Bersama

Jakarta, Investor Daily – Telkomsel menandatangai kerja sama penggunaan menara bersama dengan Hutchison CP Telecommunication (HCPT), operator ‘3’. Untuk tahap awal, penggunaan menara bersama itu dilakukan di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Secara bertahap kerja sama itu terus dikembangkan hingga ke seluruh wilayah Indonesia.

“Telkomsel sangat terbuka untuk melakukan kerja sama dengan seluruh operator dan siap melayani dengan prinsip first in first serve. Jadi, siapa yang datang duluan pasti kita layani lebih dulu,” kata Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno di Jakarta, Selasa (5/5).

Sedangkan, Manjot menambahkan, kerja sama ini memberi kebanggan bagi HCPT karena Telkomsel merupakan market leader di industri telekomunikasi dan memiliki base transceiver station (BTS) terbanyak, yakni 27.500 unit. (rz)

Read more.....

05 Maret 2009 Hutchison Incar Mobile Netter

Jakarta, Bisnis Indonesia – PT Hutchison CP Telecom mengincar pasar pengguna akses Internet dari potensi 25 juta pengguna layanan komunikasi data itu di Indonesia.

Suresh Reddy, Chief Commercial Officer PT Hutchison, mengatakan dengan memberi gratis akses Internet hingga 1 MB per hari dengan syarat dan ketentuan berlaku pihaknya berharap pengguna dapat memanfaatkan waktu untuk mengakses Internet secara produktif.

Operator itu telah menjangkau 19 provinsi dengan total 3,6 juta pelanggan di Sumatera, Jawa, Bali-Lombok, dan Sulawesi. (BISNIS/RAY)

Read more.....

26 Februari 2009 Hutchison Jamin Perkuat Bisnis di RI

INVESTASI US$ 1 M


Jakarta, Investor Daily – Hutchison Telecom International Limited (HTIL) tidak akan keluar dari Indonesia. Bahkan, pemilik saham perusahaan telekomunikasi itu akan memperkuat ekspansi bisnisnya dengan merealisasikan investasi senilai US$ 1 miliar sampai 2010.

“Kabar itu hanya rumor. Hutchison akan tetap di Indonesia dan memperkuat di Indonesia,” ujar Chief Commercial Officer (CCC) PT Hutchison CP Telecommunications Suresh Reddy kepada Investor Daily di Jakarta usai peluncuran Base Tranceiver Station (BTS), Rabu (25/2).

Sebelumnya santer diberitakan HTIL berniat meninggalkan Indonesia dan sedang mencari cara untuk melepas sahamnya di PT Hutchison. HTIL, tahun 2006, masuk ke Indonesia dan membentuk perusahaan patungan Hutchison Telecom Indonesia (HCPT) dengan CP Group of Indonesia. Kemudian ditenggarai, perusahaan berbasis di Hong Kong itu mulai tidak puas dengan minimnya kepastian berusaha di Indonesia. Bahkan, menurut OSK Research, HTIL tidak akan terlibat lebih dalam pada proses konsolidasi industri telekomunikasi Indonesia.

Padahal HCPT, HTIL saat ini mengoperasikan layanan 2G dan lisensi 3G dibawah brand 3 serta telah memiliki lebih dari 3,6 juta pelanggan sampai September tahun lalu dengan pangsa pasar sebesar 2,8%.

Suresh menegaskan, pihaknya sudah mendapat jaminan dari pemegang saham di Hong Kong, untuk bisnis telekomunikasi di Indonesia tetap dipertahankan. “Bahkan bisnis di sini akan diperkuat,” tandas dia.

Dia mengatakan lagi, komitmen pemegang saham terhadap Indonesia tercermin dari rencana investasi senilai US$1 miliar atau senilai Rp12,01 triliun sampai 2010. “Perusahaan akan tetap menggelontorkan belanja modal sebesar US$1 miliar sampai 2010. Tentu ini merupakan bentuk keseriusan pemegang saham,” kata Suresh.

Suresh memaparkan, dana itu akan dialokasikan untuk meningkatkan kualitas layanan dan menambah jaringan baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sedangkan bagi wilayah-wilayah yang sudah mendapat layanan BTS, pihaknya akan melakukan pemekaran wilayah, sehingga daya layanan setiap BTS dapat ditingkatkan.

Pihaknya menggandeng Siemen, Nokia dan Converge Mbt untuk meningkatkan layanan telekomunikasi. Siemen memasok teknologi BTS, Nokia mengembangkan Integrited Network dan Converge Mbt memfasilitasi penggunaan dealing system.

Suresh menambahkan, sampai akhir 2008, perusahaan telah memiliki 6000 BTS di 2427 kota kecamatan di 16 propinsi di Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera. Hutchison menargetkan mampu menggaet 130 juta pelanggan ke depan.

Namun, Suresh belum dapat mengungkapkan berapa BTS yang akan dibangun nantinya. Hutchison akan membangun infrastruktur di Indonesia secara bertahap. Pada awal pembangunan jaringan Hutchison menginvestasikan sebesar US$450 juta atau sekitar Rp5 triliun untuk pengembangan jaringan seluler di Indonesia.

Hutchison, masih fokus untuk memberikan layanan suara dan pesan pendek (SMS) kendati saat ini sudah memiliki lisensi generasi ketiga (3G). Survei PT Hutchison menunjukkan, kebutuhan utama masyarakat Indonesia saat ini adalah layanan suara.

BTS Hidrogen
Sementara itu, Hutchison telah mengoperasikan 10 BTS bertenaga hidrogen di wilayah DKI Jakarta. Penggunaan BTS Hidrogen itu merupakan bagian dari upaya Hutchison mengonversi BTS berbahan bakar minyak. “Yang paling penting dari teknologi ini dapat menghasilkan BTS yang bersih, hemat energi, bebas polusi, dan tidak berisik,” kata Suresh kemarin.

Suresh menambahkan, teknologi ini sudah dioperasikan sejak awal 2009. Hasilnya, kinerja BTS jauh lebih bagus dan tidak berisik. Sebesar 60% saham PT Hutchison dimiliki oleh HTIL dan sisanya (40%) oleh Charoen Pokphan. (rav)

Read more.....

16 Februari 2009 Hutchison: Jelajah Domestik Perlu Diatur

Oleh Roni Yunianto

Jakarta, Bisnis Indonesia - Operator jaringan telekomunikasi 3G, PT Hutchison CP Telecom Indonesia, meminta agar pemerintah atau regulator dapat mengatur jelajah domestik untuk memperlancar kerjasama antaroperator khususnya di daerah pelosok.

Sidarta Siddik, Direktur layanan Korporasi Hutchison, mengatakan selama ini jelajah domestik belum diatur kendati pelaksanaannya dilakukan dalam kerangka bisnis ke bisnis.

Domestic roaming seharusnya dibuatkan regulasinya agar memperjelas sekaligus mempermudah suatu operator yang ingin bekerja sama dengan operator lain yang telah memiliki jaringan di daerah pelosok,” ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Menurut dia, dengan pengaturan jelajah domestik, maka pemerintah turut mendukung keinginan operator lainnya di luar operator besar untuk memperluas cakupan layanannya ke daerah pelosok atau timur Indonesia seperti Papua.

Saat ini manajemen PT Hutchison menyatakan masih konsisten dengan komitmennya untuk melanjutkan rencana memperluas pembangunan jaringan di wilayah Sulawesi, Kalimantan dan sekitarnya.

Operator tersebut sebelumnya menargetkan dapat memanfaatkan sebanyak 6.000 menara base transceiver station (BTS) akhir 2008, yang 80% diantaranya milik sendiri dan 20% berasal dari menara bersama.

Operator itu telah menunjuk vendor ZTE untuk menyediakan menara telekomunikasi di Sulawesi dan Kalimantan.
“Kami sayangkan regulasi menara bersama yang tujuannya baik disalahartikan oleh daerah ini merupakan kesimpangsiuran di sisi pemerintah,” tuturnya.

Menara bersama
Menurut Sidarta, pihaknya sangat mendukung menara bersama meskipun pada saat awal program itu menghadapi kendala. “Sejak tahun lalu hingga kini kami menyewa menara dan ke depannya tidak lagi membangun sendiri,” tuturnya.

Maret tahun lalu PT Hutchison menjual 3.692 menara kepada pengelola menara lokal PT Protelindo dengan model jual dan sewa kembali (sale and lease back).

Transaksi yang ketika itu mencapai US$500 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun tersebut, dananya akan digunakan untuk mempercepat ekspansi layanan 3 (Three) di Kalimantan dan Sulawesi.

“Proses penjualannya ini masih dalam tahap pengalihan dan porses administrasinya sudah hampir selesai,” ujar Sidarta Sidik.

Menurut dia, pihaknya berharap Surat Keputusan Bersama 4 instansi-Depkominfo, Depdagri, Dep PU, Badan Koordinasi Penanaman Modal-dapat diselesaikan sebagai petunjuk teknis sehingga ekspansi dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Sampai semester pertama 2008 operator itu mengkalim telah menjaring lebih dari 3,2 juta pelanggan menyusul ekspansi cepat dalam 18 bulan yang sudah menjangkau 132 juta populasi di lebih dari 2.427 kecamatan di 16 provinsi wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok.

Sejumlah daerah menerapkan perda beruap pembongkaran menara telekomunikasi.

Read more.....

Telekomunikasi Mulai Konsolidasi

Hutchison pertimbangkan keluar dari Indonesia

Oleh Roni Yunianto

Jakarta, Bisnis Indonesia – Pemain pada industri telekomunikasi nasional besar kemungkinan mengalami konsolidasi tahun ini di tengah kesulitan mendapatkan pendanaan penggelaran jaringan, ketatnya persaingan, dan kompleksnya regulasi.

Ketua Masyarakat Telematika Indonesia Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menyatakan konsolidasi sektor telekomunikasi berpeluang terjadi pada tahun ini. “Kemungkinan besar ya [akan terjadi konsolidasi tahun inii],” ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Menurut Wigrantoro, setidaknya sudah ada dua operator yang tengah berbicara mengenai pertimbangan rencana itu kendati dia masih enggan menyebut kedua operator dimaksud.

“Maaf saya tidak dapat ungkapkan. Pada hemat saya ini lebih karena faktor alam perkembangan pasar[nature of market] yang sudah berubah dibandingkan dengan faktor regulasi,” jelasnya.

Salah satu faktor pasar tersebut, tuturnya, adalah persaingan bisnis. Kendati pasar selular masih besar, tren tingkat pengembalian modal sudah menurun. “Di samping itu, terlalu banyak pemain membuat pasar tidak lagi efisien,” tegasnya.

Pandangan agak berbeda disampaikan eksekutif PT Hutchison CP Telecom Indonesia.

Sidharta Sidik, Direktur Interconnection Government & Regulatory PT Hutchison, berpendapat dengan jumlah pemain yang ada, potensi pasar seluler Indonesia masih besar. “Komitmen kami akan terus merambah kota lainnya pada tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis.

Saat disinggung terkait alokasi belanja modal untuk penggelaraan jaringan dan ekspansi tahun ini, Sidarta belum mau mengungkapnya.

Hengkang
Satu laporan baru dari lembaga riset dari Malaysia OSK Research seperti dikutip themalaysianinsider.com menyatakan Hutchicon Telecom International mempertimbangkan untuk keluar dari pasar telekomunikasi Indonesia.

Menurut OSK Research, pertimbangan tersebut diantaranya memperhitungkan faktor risiko regulasi yang dinilai rumit, di samping faktor lainnya.

Saat dikonfirmasi, Sidharta menyatakan tidak akan terjadi konsolidasi di lingkup internal perusahaan. “Saya tidak tahu dan tidak mendengar informasi ini, nanti saya akan cek dulu,” ujarnya.

Hutchison yang masuk Indonesia pada 2006 dan mengoperasikan layanan 2G dan 3G dengan bendera produk 3 (three) ditenggarai OSK memilih tidak mengambil bagian dalam konsolidasi industri.

Lembaga riset yang mengamati langsung perkembangan di sektor telekomunikasi itu meyakini konsolidasi industri telekomunikasi Indonesia mungkin terjadi karena faktor semakin ketatnya persaingan di pasar.

Di sisi lain, pemain kecil merasa kesulitan dalam mengembangkan bisnis di tengah volatilitas rupiah dimana perusahaan induk pada saat krisis global masih harus berjuang untuk memenuhi komitmen pinjaman.

Menurut OSK, pasar seluler Indonesia stabil setelah melalui masa perang tarif selama 18 bulan dengan tingkat pertumbuhan 60%. Sebelum krisis, adanya ekspektasi proyeksi ekonomi yang menantang telah mendorong kalangan operator memperbesar pengeluaran saat menetapkan rencana akuisisi pelanggan.

Hutchison masuk Indonesia melalui pembelian 60% saham PT Cyber Access Communications dengan nilai US$120 juta. Adapun 40% saham dimiliki Charoen Pokphand Group Indonesia.

Operator tersebut menggunakan nama PT Hutchison CP Telecomunications dengan 15 MHz lisensi 3G dan lisensi 2G di pita 1.800 MHz. Pemerintah kemudian memangkas frekuensi 3G milik PT Hutchison.

Pemerintah akhirnya melunak terhadap PT Hutchison dengan memberi kesempatan kepada pemegang lisensi 3G itu untuk menunda pembayaran biaya lisensi di muka. Operator tersebut pada Juni 2008 berhasil menjaring 3,2 jita pengguna. (roni.yunianto@bisnis.co.id)

Read more.....