Jakarta, Investor Daily – Hutchison Telecom International Limited (HTIL) tidak akan keluar dari Indonesia. Bahkan, pemilik saham perusahaan telekomunikasi itu akan memperkuat ekspansi bisnisnya dengan merealisasikan investasi senilai US$ 1 miliar sampai 2010.
“Kabar itu hanya rumor. Hutchison akan tetap di Indonesia dan memperkuat di Indonesia,” ujar Chief Commercial Officer (CCC) PT Hutchison CP Telecommunications Suresh Reddy kepada Investor Daily di Jakarta usai peluncuran Base Tranceiver Station (BTS), Rabu (25/2).
Sebelumnya santer diberitakan HTIL berniat meninggalkan Indonesia dan sedang mencari cara untuk melepas sahamnya di PT Hutchison. HTIL, tahun 2006, masuk ke Indonesia dan membentuk perusahaan patungan Hutchison Telecom Indonesia (HCPT) dengan CP Group of Indonesia. Kemudian ditenggarai, perusahaan berbasis di Hong Kong itu mulai tidak puas dengan minimnya kepastian berusaha di Indonesia. Bahkan, menurut OSK Research, HTIL tidak akan terlibat lebih dalam pada proses konsolidasi industri telekomunikasi Indonesia.
Padahal HCPT, HTIL saat ini mengoperasikan layanan 2G dan lisensi 3G dibawah brand 3 serta telah memiliki lebih dari 3,6 juta pelanggan sampai September tahun lalu dengan pangsa pasar sebesar 2,8%.
Suresh menegaskan, pihaknya sudah mendapat jaminan dari pemegang saham di Hong Kong, untuk bisnis telekomunikasi di Indonesia tetap dipertahankan. “Bahkan bisnis di sini akan diperkuat,” tandas dia.
Dia mengatakan lagi, komitmen pemegang saham terhadap Indonesia tercermin dari rencana investasi senilai US$1 miliar atau senilai Rp12,01 triliun sampai 2010. “Perusahaan akan tetap menggelontorkan belanja modal sebesar US$1 miliar sampai 2010. Tentu ini merupakan bentuk keseriusan pemegang saham,” kata Suresh.
Suresh memaparkan, dana itu akan dialokasikan untuk meningkatkan kualitas layanan dan menambah jaringan baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sedangkan bagi wilayah-wilayah yang sudah mendapat layanan BTS, pihaknya akan melakukan pemekaran wilayah, sehingga daya layanan setiap BTS dapat ditingkatkan.
Pihaknya menggandeng Siemen, Nokia dan Converge Mbt untuk meningkatkan layanan telekomunikasi. Siemen memasok teknologi BTS, Nokia mengembangkan Integrited Network dan Converge Mbt memfasilitasi penggunaan dealing system.
Suresh menambahkan, sampai akhir 2008, perusahaan telah memiliki 6000 BTS di 2427 kota kecamatan di 16 propinsi di Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera. Hutchison menargetkan mampu menggaet 130 juta pelanggan ke depan.
Namun, Suresh belum dapat mengungkapkan berapa BTS yang akan dibangun nantinya. Hutchison akan membangun infrastruktur di Indonesia secara bertahap. Pada awal pembangunan jaringan Hutchison menginvestasikan sebesar US$450 juta atau sekitar Rp5 triliun untuk pengembangan jaringan seluler di Indonesia.
Hutchison, masih fokus untuk memberikan layanan suara dan pesan pendek (SMS) kendati saat ini sudah memiliki lisensi generasi ketiga (3G). Survei PT Hutchison menunjukkan, kebutuhan utama masyarakat Indonesia saat ini adalah layanan suara.
BTS Hidrogen
Sementara itu, Hutchison telah mengoperasikan 10 BTS bertenaga hidrogen di wilayah DKI Jakarta. Penggunaan BTS Hidrogen itu merupakan bagian dari upaya Hutchison mengonversi BTS berbahan bakar minyak. “Yang paling penting dari teknologi ini dapat menghasilkan BTS yang bersih, hemat energi, bebas polusi, dan tidak berisik,” kata Suresh kemarin.
Suresh menambahkan, teknologi ini sudah dioperasikan sejak awal 2009. Hasilnya, kinerja BTS jauh lebih bagus dan tidak berisik. Sebesar 60% saham PT Hutchison dimiliki oleh HTIL dan sisanya (40%) oleh Charoen Pokphan. (rav)
0 komentar:
Posting Komentar