Achmad Rouzni Noor II – detikinet
Jakarta, Di bawah Kiskenda Suriahardja, Telkomsel dikenal sebagai operator yang santun. Namun, itu semua bisa berubah dengan Sarwoto Atmosutarno pegang kendali.
Dalam pertemuan dengan wartawan, di kantor pusat Telkomsel, Jakarta Rabu (25/2/2009), Sarwoto menegaskan akan membawa perubahan organisasi di tubuh operator ini, termasuk mereposisi para petinggi di dalamnya.
“Organisasi itu hanya alat untuk mencapai tujuan. Kalau tujuan tidak tercapai, berarti alatnya yang perlu diubah,” kata dia.
Sebagai orang lapangan, sosok Sarwoto memang pas untuk kerasnya situasi persaingan antaroperator, seperti sekarang ini. “Kami akan lebih provokatif,” ujarnya.
“Kami ingin membuktikan kepada pelanggan, di saat perang tarif seperti ini, kualitas tetap yang paling utama. Buat apa murah tapi tidak bisa telepon, apalagi pakai daun,” ujarnya setengah menyindir kompetitor.
Sarwoto mengaku tak ragu-ragu mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki induk perusahaan, Telkom dan Singtel, untuk membantu Telkomsel memenangkan persaingan.
“Kami ingin mendayagunakan sinergi dengan induk perusahaan. Saya akan minta Telkom untuk mengalokasi metro ethernet, trunking, fiber optic, submarine cable, sampai satelit, semua untuk Telkomsel.
“Tak hanya itu, Singtel juga akan kami minta untuk memberi fasilitas meningkatkan kapasitas IP transit internet menggunakan kabel bawah laut,” jelasnya lebih lanjut.
Namun di balik semua kegarangannya, Sarwoto yang biasa ikut serta dalam pembangunan jaringan hingga ke pelosok negeri ini punya misi mulia.
“Saya ingin Indonesia jadi pengekspor sumber daya manusia dan knowledge untuk bisnis seluler, khususnya prepaid. Karena Indonesia merupakan yang terbesar di seluruh dunia,” tandasnya. (rou/faw)
0 komentar:
Posting Komentar