17 Februari 2009 APJII: Domain .id kurang bergengsi

Alamat top level domain diharapkan menjadi daya tarik

Oleh Roni Yunianto

Jakarta, Bisnis Indonesia – Pemanfaatan domain Internet Indonesia atau .id dinilai belum optimal dalam setahun terakhir, bahkan populasi alamat domain .id tahun lalu turun 5.055 akibat terkena penataan dari pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi)

Isnawan, Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), menuturkan pertumbuhan domain .id masih sangat rendah.

“Domain .id dianggap kurang bergengsi dan masih adanya kerancuan pemahaman antara domain, web dan hosting,” ujarnya pekan lalu.

Dia menilai sejumlah kendala menyebabkan pertumbuhan rendah tersebut diantaranya masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya domain Internet.

Adapun, penyebab lainnya adalah peran pemerintah dan Industri termasuk layanan konten Internet masih sangat lemah.
Menurut data Pandi, pertumbuhan domain .id pada 2008 mencapai 33.627 dan pada 2007 mencapai 38.682. Adapun registrasi baru pada 2006 mencapai 8.184 dan pada 2007 sebanyak 7.304 alamat domain.

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), selaku pengelola country domain di Indonesia, tahun ini akan melakukan beberapa pengembangan di antaranya peningkatan keamanan, perluasan pemasaran dan membentuk top level domain (TLD) demi meningkatkan layanan kepada masyarakat.

Teddy Sukardi, Ketua Umum Pandi, menuturkan beberapa waktu lalu Pandi telah melakukan audit keamanan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keamanan yang dapat dilakukan pada lalulintas jaringan.

“Dari hasil audit tersebut diketahui bahwa Pandi perlu menambahkan beberapa alat keamanan dan saat ini kami sedang dalam proses peningkatan keamanan salah satunya adalah dengan menambahkan IPS [intrusion prevention system],” ujar dia kepada Bisnis, kemarin.

Pada tahun ini juga, sambungnya, Pandi akan lebih serius untuk melakukan pemasaran dalam hal penetrasi penggunaan nama domain .id.

Untuk itu, lanjutnya, Pandi akan membentuk shared registry system (SRS) atau membuat jaringan pemasaran dengan struktur mulai dari pandi, registran, dan ke riseler-riseler.

Dia menjelaskan adanya pihak ketiga untuk memasarkan .id bertujuan untuk memperluas pasar.
Jasa pihak ketiga sebenarnya selama ini sudah banyak dipakai oleh pihak pengguna nama domain. Dengan adanya SRS, jasa pihak ketiga akan menjadi legal.

Top level domain.
Dia mengatakan hal ini juga bertujuan untuk mengefisienkan tugas Pandi. Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan 20 penyedia jaringan Internet (PJI) besar untuk menentukan model bisnis layanan pendaftaran alamat domain.

Teddy menyebutkan beberapa bahasan model bisnis yang akan dibicarakan di antaranya bagaimana melakukan prosedur registrasi, pengecekan dokumen, penerimaan pembayaran, administrasi pendaftaran dan lainnya.

Dia menyebutkan Pandi juga berencana menyediakan top level domain (TLD). Dengan menggunakan TLD perusahaan atau institusi tidak perlu mamakai .co lagi di depan .id.

“Misalnya PT Garuda Indonesia yang memakai TLD cukup menuliskan alamat domain www.garuda.id,” ujar Ketua Umum Pandi itu.

Penggunaan TLD, ujarnya, sudah diterapkan di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Untuk menerapkan ini Pandi masih memerlukan uji publik karena nama domain adalah milik publik.

Dia mengatakan untuk melakukan pengembangan Pandi juga perlu menambahkan dua kali lipat dari tujuh server yang ada saat ini. Server Pandi kini ditempatkan pada tiga lokasi berbeda.

Teddy mengisahkan pada 2008 lalu pandi menghabiskan sekitar bandwidth 3 Gigabyte. “Bandwidth yang dibutuhkan relatif besar karena banyak kegiatan pendaftaran di situs Pandi untuk meng-upload dokumen.”

Dia mengungkapkan saat ini pendapatan yang diperoleh Pandi sudah dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional dan lainnya secara baik. Pendapatan Pandi untuk tahun ini akan diutamakan untuk membeli server dan peremajaan.

“Pendapatan masih didapat dari internal Pandi dan ada beberapa PJI yang membantu menyediakan bandwidth.” (14) (roni.yunianto@bisnis.co.id)

0 komentar: