17 Februari 2009 Palapa Ring Tekor US$30 Juta

Konsorsium Jajaki Asean Super Corridor

Oleh Roni Yunianto

Jakarta, Bisnis Indonesia – Pendanaan megaproyek penggelaran kabel optik Palapa Ring mengalami penyusutan US$30 juta akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Menkominfo Mohammad Nuh menegaskan tim konsorsium Palapa Ring tengah menata kembali investasi pengadaan perangkat menyusul penyusutan pendanaan akibat depresiasi tersebut.

“Dengan terdepresiasi US$40 juta, konsorsium perlu mencari solusi dan pemerintah membantu membebaskan pajak yang kisarannya 15%-20%,” ujarnya kemarin.

Semula total nilai proyek penggelaran kabel optik di wilayah timur Indonesia itu mencapai US$180 juta menyusul mundurnya sejumlah anggota nonoperator

Dalam perkembangannya, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolas AS menyebabkan anggaran US$180 juta itu menyusut menjadi US$ 150 juta.
Pada saat awal, kisaran kurs yang digunakan adalah Rp 9.000 per dolar AS dan kini menjadi Rp 11.000 per dolar AS.
Nuh mengatakan pergeseran tersebut tidak akan mengubah rencana awal proyek itu yang akan dimulai tahun ini. Saat ini tender penyediaan perangkat Palapa Ring masih dalam tahap prakualifikasi dengan menunggu penawaran dari para bidder.

“Saat ini vendor sedang masa puncak untuk menggelar serat optik [fiber optic/FO], saya minta tim mencoba mencari celah dan mencari tahu apakah negara yang menggelar FO juga melakukan penjadwalan ulang [reschedulling],” tuturnya.

Menurut Nuh, jika negara-negara tetangga juga menangguhkan proyek FO maka proyek Palapa Ring dapat disesuaikan dengan menurunkan harga atau memangkasnya melalui modifikasi penataan rute kabel. Salah satu solusi penggantinya adalah memanfaatkan satelit.

Asean Super Corridor
Depkominfo juga tengah menjajaki alternatif kerja sama dengan negara-negara Asia lainnya seperti China, Jepang, dan Korea. “Misalnya rencana China-Asean Super Corridor. Ini bisa terwujud jika Indonesia telah terkoneksi di situ. Kami akan sekuat tenaga. Diperkirakan Maret akan ada kejelasan,” ujarnya.

China-Asean Super Corridor merupakan konsorsium besar untuk menghubungkan seluruh negara-negara di Asia melalui infrastruktur serat optik.

“Bagaimana corridor itu bisa terwujud jika di antara negara-negara Asean sendiri belum terhubung. Jadi saya yakin mereka akan membantu merealisasikan proyek Palapa Ring di Indonesia,” katanya.

Sebelumnya, Rakhmat Junaidi, juru bicara konsorsium Palapa Ring, menuturkan secara prinsip pemerintah sudah menyetujui pengajuan insentif dari konsorsium.
Konsorsium pernah mengajukan pembebasan pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), Pajak Penghasilan PPh Pasal 23, dan PPh Pasal 26 dalam rangka impor kepada pemerintah.

Mengenai proses tender, Rakhmat belum mau berkomentar kecuali menjelaskan saat ini masih berjalan proses harmonisasi.
Saat ini, jumlah total patungan investasi konsorsium Palapa Ring yang diperkuat empat operator telekomunikasi berjumlah US$180 juta dengan kontribusi PT Telkom US$90 juta, PT Indosat Tbk US$30 juta, PT Excelcomindo Pratama Tbk US$30 juta, PT Bakrie Telecom Tbk US$30 juta.

“Soal klaster masih kami bahas penentuannya dan memang dengan empat operator basisnya menjadi lebih kecil,” katanya. (roni.yunianto@bisnis.co.id)

0 komentar: