17 Februari 2009 Kontribusi Layanan Data Imbangi Suara

Pasar layanan Internet sudah terbentuk

Oleh Muhammad Sufyan

Bandung, Bisnis Indonesia – Pendapatan sebagian operator telepon di Jabar yang bersumber dari layanan berbasis data, khususnya Internet, mulai mengimbangi pendapatan layanan konvensional yakni suara.

Roganda P. Manullang, Kepala Cabang Bandung PT Indosat, mengungkakan pihaknya mencatat proporsi pendapatan suara dan data sejak awal tahun ini menjadi seimbang, setelah sebelumnya sumber pendapatan didominasi layanan suara.

“Kalau kami perhatikan, itu sudah fifty-fifty [pendapatan data dan suara]. Pendorong utama tumbuhnya layanan data adalah meningkatnya penggunaan Internet di ponsel,” katanya kepada Bisnis di sela-sela Indosat Blackberry Gathering, Minggu.

Meski tidak merinci nominalnya, dia menyebutkan kenaikan data makin terasa mulai akhir tahun lalu seiring meledaknya situs jejaring sosial dan blog seperti facebook, plurk, twiter, wordpress, dan seterusnya.

Selain itu, fenomena beralihnya pengguna, khususnya kalangan remaja dari semula menggunakan fitur SMS di ponsel ke situs instant messaging, terutama Yahoo Massager, juga mendorong naiknya permintaan atas layanan data.

“Memang, layanan data itu bisnis masa depan operator seluler. Saya tanya, apa ada layanan komunikasi berbasis suara yang diakses penggunanya non stop ? Tapi ada, tapi kalau layanan Internet, pelanggan sulit berhenti,”

Di sisi lain, layanan Internet juga sudah menghadirkan konvergensi layanan sehingga pelanggan bisa lebih menghemat anggaran telekomunikasinya.

Hal senada diungkapkan Beni Sukawanto, GM PT Telkom Kandatel Bandung. Menurut dia, pendapatan dari layanan Internet kecepatan tinggi, Speedy, di wilayahnya kini mencapai Rp 10 miliar per bulan.

Dia menjelaskan kenaikan itu sejalan menurunnya pendapatan layanan suara, khususnya lini telepon rumah, yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, jumlah pelanggan Speedy baru 0,38% dari jumlah pelanggan telepon tetap.

“Meski prosentase teledensitas masih kecil, namun pendapatan bulanan Speedy sudah sangat signifikan. Itu sebabnya kami dipatok harus bisa menambah 55.000 pelanggan baru pada tahun ini,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Tarif murah
Lain halnya dengan PT Exelcomindo Pratama (XL) West Java, dimana pendapatan layanan suara masih dominan dengan prosentase sekitar 60%, SMS 35%, sementara Internet dan value added service (VAS) 5%.

GM Sales & Promotion PT XL Central Region Nurudin Alfitroh mengungkapkan dari rata-rata pendapatan pulsa di Jabar sekitar Rp 3 miliar per hari, kontributor terbesarnya masih dari layanan suara.

Hal itu didorong oleh masih gencarnya tarif promosi layanan XL yang berbasis suara seperti Rp300 menelepon sepuasnya, sebaliknya promo tarif murah Internet belum gencar dilakukan.

“Kami akan genjot layanan Internet, karena pasarnya sudah terbentuk. Bahkan, targetnya, kontribusi Internet terhadap total pendapatan naik jadi 10% pada 2009.”

Manajer Grapari Bandung PT Telkomsel Sri Bimo Ariyanto mengatakan permintaan akan layanan data, yang tercermin dari pelanggan akses Internet tanpa kabel Flash, terus meningkat.

Namun demikian, pertumbuhan pelanggan Flash, belum mampu menggeser posisi layanan suara sebagai kontributor utama pendapatan. “Masih perlu waktu yang cukup lama, bagi layanan data untuk mengimbangi fitur suara sebagai penumbang pendapatan,” katanya kepada Bisnis.

Selain layanan data pita lebar [broadband] relatif masih baru, kata dia, sebagian besar pelanggan yang dikatagorikan lebih mengutamakan akses data, yaitu pengguna BlackBerry dan Flash, memilih paket unlimited yang tarifnya relatif murah. (Asep MH. Mulyana) (muhammad.sufyan@bisnis.co.id)

0 komentar: