16 Februari 2009 Bicara Murah Lewat Telepon Rumah

Telkom tawarkan paket bicara hemat untuk mengingkatkan pelanggan

Oleh Yudo Widiyanto

Jakarta, Bisnis Indonesia – Bisnis telepon tetap (fixed line) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) semakin terjepit. Mereka menghadapi dua ancaman, yakni penurunan pendapatan dan melorotnya jumlah pelanggan. Operator telepon pelat merah ini pun memakai berbagai cara untuk mendongkrak omzet.

Salah satunya, mereka menawarkan paket hemat untuk para pengguna telepon tetap rumah atau Publik Switch Telephone Network (PSTN) tersebut. Program ini mulai berlaku dua hari lalu.

Menurut Wakil Presiden Komunikasi Publik dan Pemasaran Telkom Eddy Kurnia, paket tarif tanpa abonemen Telkom ini menguntungkan pelanggan. “Biar pelanggan dapat mengendalikan biaya teleponnya setiap bualn,” katanya, Jumat (13/2).

Telkom menempuh jurus ini karena pertumbuhan pelanggan telepon rumah terus turun 9% hingga 10% per tahun. “Telkom akan membuka pendaftaran bagi seluruh pelanggan mulai bulan ini untuk tagihan bulan depan,” kata Retno Dyah Arumsari, Manager Komunikasi Telkom Divisi Regional (DIVRE) II Jakarta.

Tak habis, kuota hangus
Telkom menawarkan tujuh paket tarif tetap bulanan, mulai paket Rp65.000 hingga Rp 1,5 juta. Contohnya, dengan paket I dengan tarif Rp 65.000 per bulan, pelanggan bisa menikmati kuota 100 menit sambungan telepon langsung jarak jauh (SLJJ) pada pukul 23.00-06.00 dan menelpon lokal selama 200 menit sepanjang hari. Jika melebihi jatah itu, Telkom akan menerapkan tarif standar percakapan lokal Rp 120 per menit.

Tarif paket bicara Telkom ini cukup miring dibanding tarif normal. Dengan asumsi tarif rata-rata SLJJ pukul 23.00-06.00 sebesar Rp 600 per menit dan tarif bicara lokal Rp 100 per menit, makin mahal jenis paket, selisihnya masih besar.

Contohnya, untuk menikmati produk di dalam paket Rp 65.000, dengan tarif normal Anda harus membayar total Rp 80.000. Contoh lain, di paket Rp 250.000 per bulan, Anda dapat kuota 500 menit bicara SLJJ dan 500 menit bicara lokal. Tarif normalnya sekitar Rp 350.000. Cuma, jika Anda tak mampu menghabiskan kuota, jatah itu akan hangus.

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi bilang, pelanggan butuh hal lebih besar lagi ketimbang tarif murah. “Masyarakat lebih suka kalau Telkom menambah kualitas layanan,” katanya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Telpon rumah di rumah saya malah gak pernah terpakai lagi gara2 semua orang sudah punya HP.

e-one ashmara mengatakan...

benar mas, sama dengan telepon di rumah saya juga bahkan sejak dipasang gak pernah ada pesawatnya, mungkin karena makin memudarnya pamor telepon rumah, telkom membuat macam2 program untuk mengangkat kembali penggunanya