19 Februari 2009 Dividen Telkom Capai 50%-55%

Kebutuhan dana eksternal Rp8 triliun

Oleh Bambang P. Jatmiko & Sylviana Pravita R.K.N

Jakarta, Bisnis Indonesia – Pemerintah melalui Kementerian BUMN kemungkinan akan meminta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyetorkan dividen sebesar 50%-55% dari total laba bersih yang diperoleh selama 2008.

Sumber Bisnis yang mengetahui rencana itu mengatakan Kementerian BUMN kemungkinan akan meminta BUMN telekomunikasi itu menyetor dividen yang jumlahnya tidak berbeda degan tahun lalu.

“Kemungkinan akan diminta hingga 50%-55%, jumlah ini tidak akan berbeda dengan tahun lalu,” ujarnya pekan ini.

Meneg BUMN Sofyan Abdul Djalil ketika dikonfirmasi mengenai hal ini mengatakan pemerintah belum membahas sampai final jumlah dividen yang harus disetor oleh BUMN, terutama Telkom.

Menurut dia, dividen yang harus disetor oleh Telkom untuk tahun buku 2008 minimal 30% dari laba bersih. Namun, jumlah itu bisa lebih besar apabila kinerja keuangan perseroan selama tahun lalu masih mencukupi.

“Sejauh ini belum ada pembahasan hingga final mengenai dividen, seperti tahun-tahun sebelumnya setoran minimal sebesar 30%,” tuturnya.

Laba bersih 2008 Telkom diperkirakan turun 12% menjadi Rp 11,32 triliun dibandingkan dengan perolehan laba bersih pada 2007 sebesar Rp 12,86 triliun.

Eksekutif yang mengetahui informasi itu mengatakan turunnya laba bersih Telkom karena pendapatan tumbuh ripis 2%-4% menjadi Rp 63,74 triliun-Rp64,98 triliun pada tahun lalu dibandingkan dengan pendaptan 2007 sebesar Rp 62,49 triliun.

Saat dikonfirmasi Bisnis, Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno tidak membantah informasi itu. “Ya kami hampir final memfinalisasi laporan keuangan Telkom. Pendaptan tampaknya tumbuh tipis 2%-4%, sedangkan laba bersih menurun 9%-12% dibandingkan dengan periode 2007,” tuturnya.

Sudiro mengatakan penurunan pendapatan dan laba bersih perseroan karena persaingan antaroperator telekomunikasi dan adanya rugi kurs valuta asing. (Bisnis, 23 Januari).

Apabila mengacu pada proyeksi bahwa laba bersih Telkom turun 12% menjadi Rp 11,32 triliun dibandingkan dengan laba bersih 2007, yaitu Rp12,86 triliun, dividen Telkom diperkirakan mencapai Rp5,66 triliun-Rp6,22 triliun.

Sementara itu, apabila pemerintah mematok dividen dengan jumlah minimal, atau 30%, dividen yang harus dibayarkan sebesar Rp3,39 triliun.

Saat dikonfimasi, Sudiro mengatakan pihaknya siap memenuhi permintaan pemerintah selaku pemeganga saham. “Ya, insya Allah siap saja,” tuturnya saat di Kantor Kementerian BUMN.

Uji tuntas
Dalam kesempatan itu, Sudiro mengungkapkan perseroan masih menggelar due diligence (uji tuntas) untuk membeli perusahaan telekomunikasi Iran, Telecommunication Company of Iran (TCI).

Dari catatan Bisnis, Telkom membidik 25% saham TCI senilai Rp2 triliun, Akuisisi diharapkan bisa direalisasikan pada pertengahan tahun ini.

Untuk kepentingan akuisisi dan Merger, Telkom saat ini mencari dana dari bank sebesar Rp4,8 triliun. Dana eksternal itu merupakan bagian dari kebutuhan pinjaman eksternal Rp 8 triliun atau US$700 juta yang sedang dicari oleh BUMN telekomunikasi itu.

Selain untuk membiayai merger dan akuisisi, Telkom juga akan menggunakan Rp3,2 triliun dari dana pinjaman itu untuk memenuhi belanja modal, terutama untuk Satelit Telkom-3 dan proyek Jakaladema (Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Denpasar, Mataram).

Untuk keperluan itu, Telkom sebelumnya mengundang 21 bank yang terdiri dari lima bank pemerintah, sembilan bank swasta nasional, dan tujuh bank asing.

Belanja modal (capital expenditure/capex) Telkom pada tahun ini mencakup untuk bisnis seluler sebesar Rp 15 triliun dan nonseluler Rp7 triliun. Perusahaan tiu menyiapkan kas internal Rp14 triliun dan dana eksternal Rp8 triliun.
(bambang.jatmiko@bisnis.co.id/sylviana.pravita@bisnis.co.id)

0 komentar: