12 Februari 2009 Pembeli Menara Bakrie Telecom Ditetapkan Februari 09

Jakarta, Investor Daily - Tiga calon pembeli sebanyak 543 menara telekomunikasi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengajukan harga di atas harga wajar sekitar Rp 380,22 miliar. Belum rampungnya negosiasi harga penjualan dengan sejumlah calon pembeli membuat penetapan pemenang tender diundur hingga akhir Februari tahun ini.

“Kami sudah sepakat dengan calon pembeli untuk menunda penetapan calon pemenang pembeli menara tersebut hingga akhir bulan ini,” kata Direktur Corporate Services Bakrie Telecom Rakhmat Junaidi kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (11/2). Semula pengumuman pemenang pada 20 Januari 2009.

Dia mengatakan, harga penawaran yang diajukan oleh tiga calon pembeli yang ikut tender lebih tinggi dibanding nilai wajar menara telekomunikasi itu. Perseroan tetap menghendaki harga yang diperoleh memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, sehingga negosiasi harga terus dilanjutkan hingga penetapan pemenang tender diundur.

Saat ini, hanya tiga calon pembeli yang tersisa dari enam perusahaan yang menyatakan minat mengambil alih sebagian menara telekomunikasi. Pihaknya juga tidak berniat untuk menambah calon pembeli baru dalam tender menara tersebut.

Direktur Utama Bakrie Telecom Anindya Bakrie belum lama ini mengatakan, perseroan berniat melepas 543 menara telekomunikasi dengan harga wajar minimal Rp 380,22 miliar. Enam perusahaan yang sudah memasukkan minat membeli menara tersebut adalah PT Solusi Tunas Pratama, PT Tower Bersama, PT Protelindo, PT Retower, PT Padi Mekatel, dan PT Powertel. Perseroan menerapkan strategi jual dan sewa kembali (sale and lease back) menara tersebut.

Masing-masing penawar diwajibkan membayar deposit senilai Rp 50 miliar. Sebanyak Rp 8 miliar untuk masuk dalam tender dan Rp 42 miliar untuk menawar. Hal itu bertujuan untuk menjamin keseriusan perusahaan yang ikut tender. Dana hasil penjualan menara ini digunakan untuk pengembangan usaha perseroan ke depan.

Rakhmat menambahkan perseroan juga membuka opsi penjualan ke lebih dari satu pihak. “Kami sedang bicarakan dengan mereka dan hasil akhirnya baru diketahui nanti,” ujarnya.

Dibatalkan
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) Ike Andriani mengatakan, pihaknya membatalkan rencana penjualan 7.000 menara telekomunikasi beserta prasarananya. Rendahnya nilai penawaran pembeli terhadap menara tersebut sebagai alasan pembatalan.

Sejumlah calon pembeli juga kesulitan untuk mendapat dana untuk membiayai pembelian menara tersebut. Berlanjutnya krisis ekonomi global mengakibatkan pendanaan sulit. XL menyebutkan nilai harga wajar menara tersebut sekitar Rp 5,7-7,3 tirliun.

Ike manambahkan, awalnya dana hasil penjualan menara tersebut akan digunakan untuk mendukung anggaran belanja modal perseroan untuk ekspansi menjaring pelanggan baru tahun ini. Batalnya penjualan menara tersebut, perseroan harus mengandalkan dana internal dan penerbitan saham baru (rights issue) guna mendanai rencana ekspansi tersebut. (epa)

0 komentar: