19 Februari 2009 Qtel Pastikan Kuasai 65% Saham Indosat

TENDER OFFER LAMPAUI TARGET

Oleh Deciana Chuo

Jakarta, Investor Daily – Qatar Telecom (Qtel) dipastikan menguasai 65% saham PT Indosat Tbk (ISAT). Dalam penawaran tender (tender offer) yang ditutup kemarin, permintaan yang masuk melebihi target 24,19%.

Head of Investment Banking Danareksa Sekurita Marcianno Herman mengatakan, permintaan yang masuk untuk menjual saham Indosat dalam tender offer diperkirakan mencapai 40%.

“Itu termasuk yang dicatatkan di New York Stock Exchange (NYSE) dalam bentuk American Depository Shares (ADS),” kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (18/2).

Pada 22 Juni 2008, Qtel mengambil alih 2,17 miliar saham Seri B atau 40,81% saham Indosat yang dikuasai Indonesia Communications Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS).

Akuisisi itu dilakukan berdasarkan perjanjian jual beli pada 6 Juni 2008 antara Qtel dan STT Communications Ltd (STT). Qtel dan STT merupakan pemilik ICLM dan ICLS melalui kepemilikan saham di Asia Mobile Holdings (AMH), masing-masing sebesar 75% dan 25%. Qtel mengakuisisi saham Indosat pada harga Rp 7.388 per saham dengan total dana US$ 1,8 miliar (Rp 16,56 triliun).

Melalui negosiasi yang alot, pemerintah akhirnya membolehkan Qtel menguasai maksimal 65% saham Indosat. Dengan demikian, lewat penawaran tender, Qtel dapat membeli maksimal 24,19% sisa saham Indosat yang beredar di publik, Berarti, saham publik yang tersisa setelah penawaran tender minimal 20,71%, sedangkan sisa saham pemerintah sebanyak 14,29%.

Investor di NYSE
Menurut Marcianno Herman, komposisi aplikasi pemegang saham di bursa domestik dan NYSE hampir sama. Dengan demikian, hampir semua pemegang saham di NYSE kemungkinan mengajukan penjualan sahamnya lewat penawaran tender. “Mungkin karena perdagangan di NYSE lebih aktif,” tuturnya.

Saham Indosat yang beredar di pasar (free float) saat ini diperkirakan mencapai 44,9% dari seluruh modal disetor. Jumlah itu tidak termasuk saham yang dimiliki Qtel sebesar 40,81% melalui ICLM dan saham milik Pemerintah RI sebesar 14,29%.

Namun, Marcianno belum dapat memastikan berapa besar permintaan saham dalam penawaran tender. Dia hanya menjelaskan, penjatahan saham rencananya dilaksanakan pada Jumat (20/2) secara proporsional.

Marcianno mengungkapkan, penjatahan akan dihitung dengan membagi jumlah saham yang ditargetkan dengan jumlah aplikasi yang masuk, “Jadi, saham semua pihak akan dibeli. Tapi, tidak seluruh saham yang mereka ajukan, hanya sebagian saja yang dibeli, sesuai hasil penjatahan,” paparnya.

Sementara itu, Komisaris Indosat Rachmat Gobel saat ini memiliki opsi untuk membeli 25% saham ISLM dan bisa memiliki 10% saham Indonesia secara tidak langsung. Opsi tersebut didasari perjanjian antara Rachmat Gobel dan Qatar SEA Holding pada 15 Juli 2008.

Opsi itu berlaku selama 2009, dengan memerhatikan terpenuhinya kondisi-kondisi tertentu, termasuk tercapainya target laba dan jumlah pelanggan. Selain itu, Qatar SEA Holding berhak melakukan call (beli) atas opsi ICLM.

Level Rp 4.000-an
Pada hari terakhir penawaran tender kemarin, harga saham emiten berkode ISAT itu justru ditutup turun Rp200 ke level Rp5.500. Namun, nilai transaksinya meningkat menjadi Rp12,3 miliar, dari Rp6,7 miliar pada perdagangan Selasa (17/2). Begitu pula frekuensi transaksinya, naik menjadi 314 kali, dari 137 kali sehari sebelumnya.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya menilai, kondisi ini merupakan hal biasa dalam transaksi penawaran tender.
“Harga saham sesudah tender offer sudah pasti turun, ini terjadi di semua saham dan merupakan rahasia umum,” kata dia.

Bahkan, menurut Willy, jangan heran jika saham ISAT kelak berpotensi menembus level Rp4.000-an. Itu terjadi akibat berkurangnya likuiditas pascapenawaran tender.

“Namun, saham ISAT diperkirakan masih memiliki kekuatan karena dual listing di NYSE dan dibatasinya kepemilikan Qtel hanya sebesar 65%,” ujarnya.

0 komentar: