Jakarta, Investor Daily – Akhirnya PT Mobile-8 Telecom meluncurkan layanan data berkecepatan tinggi berteknolgi EVDO Rev-A, dengan nama Mobi. Setelah itu, operator Fren dan Hepi ini berancang-ancang untuk menggandeng Recearch In Motion (RIM) untuk meluncurkan layanan BlackBerry.
Demikian dikatakan Direktur PT Mobile-8 Telecom Susanto Susilo dan Group Head of Marketing & Strategy PT Mobile-8 Telecom Alda Siregar kepada Investor Daily di sela peluncuran Mobi di Jakarta, Rabu (3/2).
“Kami sedang menjajakinya. Tunggu saja,” kata Susanto. Ia juga mafhum bahwa hingga saat ini RIM Cuma bekerja sama dengan tiga operator GSM di Indonesia, yakni PT Telkomsel, PT Indosat dan PT Excelcomindo Pratama.
Alda menambahkan, di Amerika Serikat yang memang menggunakan teknologi CDMA untuk layanan selulernya, BlackBerry marak. “Jadi, BlackBerry untuk CDMA memang sudah ada. Dan, kami memang ada niat ke arah situ untuk dikaitkan dengan layanan Mobi ini,” kata dia.
Hanya saja, baik Susanto maupun Alda tidak merinci kapan rencana bundling dengan RIM itu terwujud. “Ini masih rencana,” kata dia.
Target Mobi
Sementara itu, untuk Mobi, perusahaan menargetkan bisa menggaet 150 ribu pelanggan hingga akhir tahun ini. Dari layanan ini, perseroan berharap bisa memperoleh kontribusi pendapatan (ARPU/average revenue per user) sebesar Rp 75 ribu pelanggan.
Head of Data Business Mobile-8 Dedi Irawan mengatakan, hingga saat ini, Mobile-8 telah memiliki 130 BTS untuk evolution data only/optimized (EVDO) di Jabodetabek. Dengan daya jangkau 5 km, jumlah BTS sebanyak itu bisa melayani seluruh wilayah ini.
“Kalau pelanggannya membludak, jumlah itu segera kami tingkatkan menjadi 200 unit BTS khusus untuk EVDO,” kata Dedi.
Dedi menjelaskan, untuk layanan data ini, Mobile-8 menyediakan satu kanal frekuensi khusus dan tidak dicampur dengan kanal untuk layanan komunikasi suara dan teks (SMS). Oleh karena itu, layanan data Mobi ini bisa menjamin kecepatan mengunduh (download) hingga 3,1 megabit per detik (Mbps) dan unggah (upload) hingga 1,4 Mbps.
Dengan kecepatan transfer data yang tinggi itu, Dedi optimistis bisa menggaet pelanggan sebanyak-banyaknya. Apalagi akhir-akhir ini permintaan akan layanan data makin tinggi, yang terlihat dari tingginya permintaan akan model wireless broadband di Tanah air.
Menurut Dedi, pelanggan internet di Indonesia pada tahun lalu bertambah sekitar 3 juta dan pada tahun ini diperkirakan bertambah 4-5 juta. Pertumbuhan ini umumnya didukung oleh layanan komunikasi data berkecepatan tinggi (broadband).
Pelajar dan mahasiswa yang kerap mengakses situs jejaring sosial, menjadi terget pasar Mobi. Oleh karena itu harga paket bundling modem yang ditawarkan pun disesuaikan dengan kantong mahasiswa, yakni Rp 499 ribu.
“Selain itu, kami juga sedang menyusun rencana untuk membuka layanan Mobi di kota lain, seperti di Bandung, Semarang, Yogya dan Surabaya. Pokoknya kami menuju kota yang banyak kampusnya,” kata Dedi.
Paket berlangganan pun ditawarkan Rp 88 ribu untuk 500 MB, Rp 150 ribu (1,25 Gb), dan Rp 250 ribu (3 Gb).
Pada tahap awal, modem yang ditawarkan Mobi adalah dalam bentuk PCM CIA, yang hanya bisa dicolokkan di notebook. Slot untuk PCM CIA ini tidak terdapat pada komputer desktop maupun netbook. “ Dalam waktu dekat, kami akan luncurkan modem yang USB dan dengan harga yang sama,” kata Dedi. (rz)
0 komentar:
Posting Komentar