Sisa dana diusulkan untuk desa pintar
Oleh Roni Yunianto & Arif Pitoyo
Jakarta, Bisnis Indonesia – PT Telkom Tbk optimistis meraih hak sebagai penyelenggara telepon perdesaan di paket 4 dan 5 tender universal service obligation (USO) mengingat operator tersebut sudah berpengalaman melayani wilayah terpencil di wilayah Timur Indonesia.
Oleh Roni Yunianto & Arif Pitoyo
Jakarta, Bisnis Indonesia – PT Telkom Tbk optimistis meraih hak sebagai penyelenggara telepon perdesaan di paket 4 dan 5 tender universal service obligation (USO) mengingat operator tersebut sudah berpengalaman melayani wilayah terpencil di wilayah Timur Indonesia.
Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah memastikan pihaknya mengajukan kembali penawaran di paket tersebut hari ini.
“Yang mengajukan penawaran pada tender USO paket 4 dan 5 adalah Telkom, bukan Telkomsel,” ujar Rinaldi yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Telkomsel tersebut kepada Bisnis, kemarin.
Menurut dia, pada dasarnya, harga yang diajukan Telkomsel itu tidak lebih murah dari Telkom mengingat wilayah timur Indonesia merupakan daerah yang sangat sulit dijangkau.
Telkom mengklaim mahalnya harga ditawarkan Telkomsel tidak terkait dengan teknologi yang dipakai, tetapi biaya logistik dan pengiriman perangkat ke daerah terpencil tersebut yang justru sangat besar.
“Biaya logistiknya bisa mencapai 50% dari total penggelaran jaringan untuk infrastruktur telepon perdesaan tersebut,” tegasnya.
Kepala Balai Telekomunikasi dan Informasi Perdesaan Santoso Serad mengatakan panitia tender memberikan waktu kepada Telkom dan Telkomsel untuk mengajukan penawaran baru sampai 16 Februari (hari ini).
“Karena masih dalam satu grup perusahaan, apalagi Dirut Telkom merupakan Komisaris Utama Telkomsel, maka hanya salah satu dari dua operator itu saja yang boleh mengajukan penawaran,” ujarnya.
BTIP mengingatkan pihaknya tidak segan-segan untuk menggugurkan kembali Telkom apabila dalam penawaran ulangnya masih mencantumkan persyaratan-persyaratan tertentu.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Ditjen postel Gatot S. Dewa Broto mengungkapkan pada prinsipnya pertimbangan negosiasi pemerintah masih sama dalam hal waktu dan harga.
Sebelumnya Telkom mengajukan perpanjangan waktu pelaksanaan USO dari setahun menjadi 2 tahun sebab bersasarkan observasi operator itu penggelaran jaringan di paket 4 (Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Malut) dan peket 5 (Papua dan Irian Jaya Barat) memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Daerah terisolasi
Eddy Kurnia, Vice President Public and Marketing Communication Telkom, mengatakan kondisi desa-desa sasaran USO di kedua paket tersebut sebagian merupakan daerah pegunungan yang terisolasi dan akses yang terbatas ke lokasi.
Telkomsel sebelumnya sudah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Depkominfo untuk melaksanakan USO di paket 1,2,3,6, dan 7.
Menanggapi kemenangan Grup Telkom tersebut, Head of External Affair and Regulatory PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) Rudy Martinez mengatakan kalangan operator seluler dan nirkabel tetap tidak mempermasalahkan kemenangan grup besar tersebut.
Kemenangan Telkomsel dengan harga rerata setengah dari pagu, menurut STI, berarti masih banyak dana USO yang dapat dimanfaatkan, misalnya untuk mempercepat desa pintar di daerah-daerah tertentu. (roni.yunianto@bisnis.co.id/arif.pitoyo@bisnis.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar