Oleh Eva Fitriani
Jakarta, Investor Daily – PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) akan membayar utang sekitar Rp 1,06 triliun kepada sejumlah Bank lokal dan asing tahun ini. Dana pembayaran utang itu bersumber dari kas internal atau penerbitan saham baru (rights issue).
Jakarta, Investor Daily – PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) akan membayar utang sekitar Rp 1,06 triliun kepada sejumlah Bank lokal dan asing tahun ini. Dana pembayaran utang itu bersumber dari kas internal atau penerbitan saham baru (rights issue).
Excelcomindo (XL) siap membayar utang senilai US$50 juta atau sekitar Rp 500 miliar kepada The Royal Bank of Scotland (TBS). Utang tersebut jatuh tempo Juli 2009. Selain itu, XL juga akan melunasi utangnya sebesar US$ 16 juta (Rp 160 miliar) kepada Export Credit Agency (ECA) Swedia.
“Setelah utang itu dibayar, perseroan akan menyelesaikan kewajibannya senilai Rp 400 miliar kepada PT Bank Mandiri Tbk pada Desember 2009,” kata Senior Vice President Corporate Finance and Treasury XL Johnson Chan kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu.
Johnson mengakui, pihaknya masih memperimbangkan kemungkinan penggunaan sebagian dana hasil rights issue untuk membayar utang perusahaan dan belanja modal tahun ini. “Kalaupun tidak dengan rights issue, kami akan melunasi utang dengan kas internal,” jelasnya.
Ketika ditanya mengenai target dana hasil rights issue, Johnson menegaskan bahwa perseroan belum menentukan besarannya. Begitu juga dengan penggunaan dana hasil penerbitan saham baru itu.
Namun, kata dia, sebagian besar dana hasil rights issue kemungkinan besar untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex). Saat ini, operator seluler terbesar ketiga di Indonesia itu masih membutuhkan dana US$ 250 juta guna menutupi kekurangan capex 2009, yang mencapai US$ 700 juta.
Sebelumnya, Presdir XL Hasnul Suhaimi mengatakan bahwa pihaknya sudah menyediakan dana capex senilai US$ 450 juta. Dana tersebut bersumber dari kas internal sebesar US$ 250 juta dan pinjaman Export Credit Agency (ECA) Swedia senilai US$ 200 juta.
Sementara itu, mengenai rencana rights issue, XL telah menunjuk JP Morgan, Merrill Lynch, dan PT Mandiri Sekuritas untuk membantu pelaksanaan penerbitan saham baru itu pada Semester II-2009. Saat ini, XL tengah berdiskusi dengan pemegang saham pengendali, yaitu TM International Bhd melalui anak usahanya, Indocel Holding Sdn Bhd, terkait kesiapan menjadi pembeli siaga rights issue XL.
Izin Rights Issue
Johnson mengatakan, pihaknya akan mengajukan izin rights issue kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akhir Maret 2009. Setelah itu, perseroan akan meminta persetujuan rapat umum pemegang saham.
Rights issue menjadi salah satu upaya perseroan untuk menambah likuiditas sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, kepemilikan saham publik pada EXCL hanya 0,2%. Dengan Rights Issue, saham perseroan yang beredar menjadi 10-15%.
TM International Bhd melalui Indocel Holding Sdn Bhd kini menguasai 83,83% saham XL. Sedangkan Emirates Telecommunication Corp (Etisalat) memiliki 15,97% saham perseroan. Sebelumnya, TM International berniat melangsungkan penawaran umum kedua (secondary public offering/SPO) saham XL. Namun, akibat krisis pasar finansial, rencana itu tertunda.
XL juga menunda penjualan sekitar 7.000 menara BTS (base tranceiver station), karena harga penawaran yang diajukan peserta tender tidak sesuai target perusahaan. XL menargetkan penjualan menara itu mampu meraup dana segar sekitar US$ 600-800 juta.
Perluas Jaringan
XL Akan menggunakan capex US$ 700 juta untuk memperluas jaringan dan kapasitas layanan selulernya tahun ini. Perseroan menargetkan pendapatannya tumbuh 40% dengan jumlah pelanggan sebanyak 30 juta.
Analis CIMB Kelvin Goh dalam laporan risetnya belum lama ini memprediksi, XL dapat menyalip posisi PT Indosat Tbk (ISAT) sebagai operator seluler terbesar kedua di Indonesia. Sebab, pertumbuhan kinerja XL diperkirakan semakin meningkat pada kuartal IV-2008.
“Kami memprediksi pertumbuhan pendapatan XL dapat melampaui Indosat pada akhir 2008 atau semester I-2009, sehingga memposisikan XL sebagai operator seluler terbesar kedua di Indonesia,” tulis Kelvin dalam risetnya. Dia pun menilai, XL cukup sukses merebut pangsa pasar pengguna seluler dengan menerapkan strategi tarif murah.
Hingga September 2008, XL memiliki 15.111 BTS. Artinya, XL telah menambah 5.164 BTS atau meningkat 52% dibandingkan Januari-September 2007. Jaringan seluler XL kini menempati posisi kedua dengan cakupan lebih dari 90% populasi di Tanah Air.
Sementara itu, jumlah pelanggan XL sebanyak 25,1 juta pelanggan atau tumbuh 96% dibandingkan per September 2007. Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 9,2 triliun atau naik 60%. EBITDA juga naik, yaitu sebesar 70% menjadi Rp 4,1 triliun. Sedangkan laba bersihnya melesat 328% menjadi Rp 891 miliar. (jau)
0 komentar:
Posting Komentar