13 Februari 2009 Telkom Kuasai 10% Saham Scicom Malaysia

Oleh Jauhari Mahardhika

Jakarta, Investor Daily – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan meningkatkan kepemilikan sahamnya pada Scicom Bhd menjadi 10% dari sebelumnya 6,8%. Pembelian saham itu merupakan bagian dari investari perseroan di kawasan Asia.

Scicom Bhd merupakan perusahaan teknologi informasi (TI) yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Malaysia. Perusahaan itu menjadi salah satu pemain multilingual business process outsourcing service provider di pasar global.

Scicom memiliki sejumlah kantor di Inggris, Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Scicom juga tercatat sebagai perusahaan contact centre outsourcing terbesar di malaysia, yang melayani pelanggannya di 40 negara.

Telkom melalui anak uasahanya, PT Telekomunikasi Indonesia International (TII), semula membeli 6,8% saham Scicom di pasar sekunder Bursa Efek Malaysia tahun lalu. Hingga saat ini, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu berhasil menambah kepemilikan sahamnya di Scicom menjadi 9%.

Pada perdaganganan kemarin, saham Scicom di Bursa Efek Malaysia ditutup stagnan di level RM 0,25 atau sekitar Rp 826 per saham. Sedangkan saham Telkom di Bursa Efek Indonesia di tutup menguat Rp 50 (0,78%) ke posisi Rp 6.500.

Telkom tidak menutup kemungkinan menjadi pemegang saham mayoritas Scicom. “Strategi investasi kami memang ingin menjadi pemegang saham mayoritas. Tapi, untuk Scicom, belum ada rencana kearah itu. Target kami saat ini adalah 10%,” kata VP Public & Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia pada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.

Eddy mengatakan, investasi di Scicom cukup strategis dan memberikan nilai tambah bagi perseroan. Telkom akan menyinergikan Scicom dengan anak usaha perseroan, PT Infomedia Nusantara. “Scicom mempunyai jaringan contact centre terluas di Asia,” ujarnya.

Dari segi kinerja, Scicom menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang cukup solid sepanjang 2003-2007. Selama empat tahun itu, peningkatan pendapatan perusahaan asal negeri jiran itu rata-rata sekitar 47%.

Pada akhir 2008 (belum audit), Scicom berhasil membukukan pendapatan sebesar RM 70,39 juta (Rp 232,2 miliar). Pendapatan itu naik 16,75% dibandingkan 2007 sebesar RM 60,29 juta (Rp 198,9 miliar). Laba bersihnya melonjak 94,8% dari RM 2,9 juta (9,58 miliar) menjadi RM 5,65 juta (Rp 18,66 miliar).

Fokus Jangka Panjang
Pendapatan Telkom 2008 yang belum diaudit diperkirakan naik 2-4% menjadi Rp 60,62-61,82 triliun. Untuk memperoleh laba bersih masih menunggu hasil audit. Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno mengatakan, pada 2008, perseroan fokus memperkuat fundamental untuk jangka panjang.

Telkom berhasil membangun lebih dari 4.700 menara BTS (base transceiver station). Total pelanggan seluler Telkom bertambah 17 juta, sehingga total pelanggan seluler mencapai 65 juta atau naik sekitar 36%.

“Namun, karena tarif GSM turun lebih dari 60%, maka pertumbuhan pendapatan perseroan tidak sejalan dengan pertumbuhan pelanggan. Tapi, sebenarnya fundamental masih kuat untuk jangka panjang,” kata Sudiro.

Analis PT Bhakti Securities Budi Ruseno menilai bahwa Telkom masih memimpin industri telekomunikasi tahun lalu. Perseroan memiliki jaringan yang kuat dan mencapai pelosok Indonesia. Perusahaan pelat merah itu juga memmiliki pelanggan yang besar, sehingga pendapatannya cenderung naik.

Budi mengakui, persaingan industri telekomunikasi sepanjang 2008 sangat ketat, yang diwarnai dengan perang tarif antar operator. Akibatnya, laba bersih Telkom pada kuartal III-2008 anjlok 9,16% menjadi Rp 8,91 triliun.

0 komentar: