Oleh Rizal Calvary
Jakarta, Investor Daily – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) siap membayar utang sebesar Rp6,8 triliun yang jatuh tempo tahun ini. Perseroan menyiapkan kas internal dan eksternal untuk menyelesaikan kewajibannya tersebut.
Jakarta, Investor Daily – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) siap membayar utang sebesar Rp6,8 triliun yang jatuh tempo tahun ini. Perseroan menyiapkan kas internal dan eksternal untuk menyelesaikan kewajibannya tersebut.
“Sejauh ini, kami belum ada kendala untuk membayar angsuran utang yang jatuh tempo tahun ini,” ujar Vice President Public & Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia kepada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.
Eddy menegaskan, pembayaran utang tersebut sudah dialokasikan dalam proyeksi arus kas perseroan 2009. Namun, dia mengaku belum bisa menyebut total utang Telkom sampai akhir 2008.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2008, total utang Telkom kepada sejumlah bank mencapai Rp12,93 triliun. Utang itu terdiri atas pinjaman yang jatuh tempo satu tahun sebesar Rp6,5 triliun dan jatuh tempo lebih dari 1 tahun Rp6,43 triliun.
Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah pernah mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendapatkan komitmen kredit tahun ini dari empat bank. Keempat bank itu adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (BTN).
Selain itu, pihaknya akan mengkaji penerbitan obligasi senilai Rp 2 triliun tahun ini. Obligasi yang akan diterbitkan oleh perusahaan telekomunikasi terbesar di Tanah Air itu kemungkinan berdenominasi rupiah.
Telkom optimistis, obligasi dapat diserap pasar dengan baik oleh pasar. Selain faktor fundamental, posisi keuangan Telkom juga masih solid. Posisi utang masih lebih baik, dengan net debt tidak sampai 30%.
Analis PT Reliance Securitie Gina Novrina Nasution mengakui, penawaran obligasi Telkom bakal terserap pasar, asalkan yield yang ditawarkan menari. “Investor akan tertarik kalau yield-nya bagus, apalagi tren suku bunga saat ini menurun,” ujar dia.
Tahun ini, Telkom mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) 2009 senilai Rp22 triliun. Perseroan membutuhkan dana eksternal hingga Rp 8 triliun. Sedangkan kas internal yang disiapkan perseroan sebesar Rp 14 triliun.
Namun, hingga semester I-2009 perseroan akan lebih mengoptimalkan kas internal untuk ekspansinya. Perusahaan pelat merah itu baru akan menarik pinjaman bank pada semester II.
Telkom mengalokasikan Rp14-15 triliun dari total belanja modal untuk bisnis seluler melalui PT Telkomsel. Sisanya sekitar Rp7-8 triliun untuk mengembangkan bisnis nonseluler.
Tahun lalu, pendapatan Telkom yang belum diaudit diperkirakan naik 2-4% menjadi Rp60,62-61,81 triliun. Perseroan berhasil membangun lebih dari 4.700 menara BTS (base tranceiver station). Total pelanggan seluler Telkom bertambah 17 juta, sehingga total pelanggan seluler mencapai 65 juta atau naik sekitar 36%.
Di lain pihak, PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) berhasil menambah 5.572 BTS baru, sehingga total BTS hingga akhir tahun lalu mencapai 16.729 unit. Total belanja modal (capital expenditure/capex) yang digunakan tahun lalu mencapai US$1,2 miliar.
Namun, XL terpaksa menaggung kerugian sebesar Rp15,1 miliar pada 2008. Kerugian itu disebabkan rugi kurs, biaya provisi, dan incidental charges. Selain itu, tingginya beban bunga akibat kenaikan pinjaman juga menggerus laba perseroan hingga negatif.
Berdasarkan laporan keuangan XL 2008. beban bunga perseroan mencapai Rp1,12 triliun, atau naik sekitar 61% dibandingkan 2007 sebesar Rp694,38 miliar. Jika tanpa pengaruh kurs dan incidental charges, maka normalized net income XL adalah sebesar Rp348 miliar.
Pendapatan usaha operator seluler terbesar ketiga itu terbilang baik, yaitu mencapai Rp12,15 triliun, atau naik 45% dibandingakn 2007 sebesar Rp8,36 triliun. Pertumbuhan pendapatan tersebut melampaui pertumbuhan pendapatan industri.
XL akan membayar utang sekitar Rp1,06 triliun kepada sejumlah bank lokal dan asing tahun ini. Dana pembayaran utang itu bersumber dari kas internal atau penerbitan saham baru (rights issue)
0 komentar:
Posting Komentar