Jakarta, Investor Daily – Pemerintah menegaskan, lisensi broadband wireless access (BWA) hanya ditujukan untuk layanan data, bukan layanan suara dan teks seperti operator telepon seluler. Oleh karena itu, ada yang mengkhawatirkan kelangsungan bisnis BWA.
“Teknologi Wimax memang bisa dipakai untuk segala macam layanan komunikasi, baik data maupun suara. Tapi pada tahapan ini, BWA hanya untuk akses data agar akses data bisa dinikmati di seluruh Indonesia,” kata Ketua Tim Penyelenggara BWA Suhono Harso Supangkat di Jakarta, Kamis (19/2).
Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah tidak akan memberikan blok penomoran pada operator yang memenangi lisensi BWA kelak. Tujuannya adalah agar operator tidak memberikan layanan suara dan teks, seperti yang dinikmati operator telepon seluler.
Pengkhususan BWA untuk layanan data, menurut Suhono, adalah agar layanan komunikasi data itu tidak terganggu oleh layanan komunikasi suara dan teks. Apalagi, pada tahap awal, pemilik lisensi BWA hanya memberikan layanan data broadband berkecepatan 256 Kbps.
Setelah Wimax beroperasi di seluruh Indonesia, lanjut Suhono, bisa saja pelanggan memperoleh nomor. Dengan demikian, antar pelanggan bisa melakukan panggilan suara atau teks (SMS). Namun demikian, keputusan pemberiannya tergantung dari hasil evaluasi.
“Kalau hasil evaluasinya memperbolehkan, bisa saja. Tapi, saya pikir kita bicara kemudahan akses data dulu,” kata dia.
Pada Spetember 2008, jumlah pelanggan telepon seluler telah mencapai 125 juta atau tumbuh 43% per tahun dalam kurun lima tahun terakhir. Pada masa mendatang, pertumbuhan layanan komunikasi suara tidak secepat tahun-tahun sebelumnya. “Sekitar 5-10 tahun lagi mereka mulai sudah pakai data,” kata dia.
Ketua Masyarakat Telekomunikasi (Mastel) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi termasuk yang pesimistis terhadap bisnis Wimax, bila hanya dikhususkan untuk layanan data. “Apa memang masyarakat mau call out terus dengan layanan data, tanpa bisa dipanggil,” papar dia. (cep)
0 komentar:
Posting Komentar