01 Maret 2009 Perang operator Seluler di Daerah Luar Jawa

Telkomsel Segera Bangun Empat Ribu BTS

Rakyat Merdeka, Bos baru Telkomsel Sarwoto Atmosutarno bertekad terus membawa angin perubahan di Telkomsel. Sarwoto pun akan melakukan penetrasi ke daerah pedalaman yang belum tersentuh jaringan telekomunikasi. Apalagi, medan perang operator seluler ada di luar Jawa.

“Di kota-kota Jawa, setiap orang mempunyai dua handphone sehingga yang perlu dilakukan hanya peningkatan kualitas jaringan. Karena itu, Telkomsel tetap berkomitmen membangun bangsa dengan memperluas jaringan hingga daerah terluar, pulau-pulau terjauh. Supaya masyarakat di tempat terpencil juga bisa berkomunikasi,” katanya di Jakarta, kemarin.

Ditambahkannya, untuk memperluas jaringan itu, Telkomsel menambah infrastruktur menjadi 31 ribu Base Transceiver Station (BTS) di akhir 2009. Penambahan 4.000 titik meliputi node B 3G sebanyak 3.000 unit dan 1.000 BTS untuk 2G. Seluruh infrastruktur ini bakal ditingkatkan kapasitasnya tiga kali lipat.

Dijelaskannya, untuk pengembangan jaringan sudah disiapkan dana 1,5 miliar dolar AS dari belanja modal tahun ini. Dari total belanja modal dianggarkan, sebanyak 70 persen dialokasikan memperluas cakupan dan kapasitas jaringan. Sementara 30 persen sisanya untuk infrastruktur TI penunjang dan sistem tagihan (billing).

Saat ini, kata Sarwoto, kepercayaan pengguna seluler terhadap kualitas layanan Telkomsel tergambar dari angka pertumbuhan pelanggan yang fantastis yakni 1,9 juta pelanggan baru hanya dalam waktu 1 bulan di Januari 2009.

Dengan penambahan 1,9 juta ini, per Januari 2009 Telkomsel dipercaya melayani 67,2 juta pelanggan atau sekitar 50 persen pengguna ponsel di Indonsia. Dari jumlah tersebut, kartu prabayar simPATI memberikan kontribusi tertinggi yakni 45 juta pelanggan disusul Kartu AS 20.3 juta dan kartu HALO pasca bayar 1,9 juta pelanggan.

Di akhir tahun 2008 pelanggan Telkomsel mencapai 65,3 juta dengan pertumbuhan pelanggan 17,4 juta atau meningkat 42 persen dibanding pertumbuhan pelanggan tahun 2007 yang hanya 12,3 juta.

Berdasarkan laporan Deutche Bank terbaru yang dikutip Depkominfo, saat ini tarif telepon seluler di Indonesia merupakan yang paling murah di Asia yakni 0,015 dolar AS per menit. Dengan kondisi dimana seluruh operator telah memberlakukan tarif yang sangat murah dan relatif sama. Kenyataan ini menunjukkan kompetisi di tahun 2009 akan mengedepankan kualitas layanan yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas network serta pelayanan pelanggan (customer service).

“Sebagai service leader, kami selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi pelanggan dengan memenuhi lima parameter pokok kebutuhan pengguna ponsel, jarignan yang luas, network berkualitas, infovasi produk, mutu pelayanan pelanggan dan tarif yang semakin terjangkau,” katanya.

Untuk terus meningkatkan mutu layanan di tahun 2009, Telkomsel menginvestasikan 1,5 miliar dolar AS untuk memperluas coverage, peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan, serta new business (mobile wallet, mobile broadband and content).

Dari sisi jaringan, sepanjang tahun 2008 Telkomsel telah membangun sekitar 6.000 BTS (base transceiver station) sehingga kini berjumlah sekitar 27.000 BTS yang menjangkau lebih dari 95 persen wilayah populasi Indonesia. Dengan program USO yang dipercayakan pemerintah, layanan Telkomsel bisa menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia, dimana pada program USO ini akan menjangkau 24,051 desa. *DWI

0 komentar: