Untuk Ikut Tender BWA Indosat Harus Konsorsium
Oleh Rizagana dan Encep Saepudin
Jakarta, Investor Daily – Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akhirnya membuka tender broadband wireless access (BWA). Para peserta tender bisa mengambil dokumen tender pada Rabu (29/4).
Oleh Rizagana dan Encep Saepudin
Jakarta, Investor Daily – Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akhirnya membuka tender broadband wireless access (BWA). Para peserta tender bisa mengambil dokumen tender pada Rabu (29/4).
Namun, Indosat masih menunggu klarifikasi dari pemerintah tentang boleh-tidaknya Indosat mengikuti tender BWA tanpa membentuk konsorsium. Hal ini tidak lepas dari kepemilikan asing pada Indosat yang mencapai 65%.
Dirut PT Indosat Mega Media (IM2) Indar Atmanto mengatakan, pihaknya masih menunggu klarifikasi dari pemerintah tentang boleh-tidaknya Indosat mengikuti tender BWA. “Kalau ini clear, kami happy banget bisa ikut tender,” kata Indar kepada Investor Daily, akhir pakan lalu.
Indar menjelaskan, pemerintah beberapa waktu lalu mengeluarkan memo, yang antara lain mengingatkan tentang daftar negatif investasi (DNI) untuk menjadi peserta tender BWA. Dalam aturan ini, kepemilikan asing pada penyelenggaraan telekomunikasi jaringan tetap maksimal 49%, dan untuk jaringan bergerak bisa sampai 65%. Selain itu, pada memo itu juga menyebut tentang komponen lokal yang harus dipenuhi para peserta tender BWA.
“Oleh karena itu, saya belum bisa pastikan apakah Indosat dan IM2 akan ikut tender atau tidak. Anda tanya ke Pak Guntur (direktur marketing Indosat),” kata Indar.
Direktur Marketing Indosat Guntur S. Siboro ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum bisa memutuskan apakah akan ikut dalam lelang ini atau tidak. “Saya harus cek dulu ke tim BWA Indosat, ya,” kata Guntur.
Sedangkan PT Excelcomindo Pratama (EP), operator XL, menyatakan tidak akan ikut tender BWA. “Kami tidak ikut (lelang),” ujar Presiden Direktur PT EP Hasnul Suhaimi.
PT Bakrie Telecom Tbk menyatakan akan ikut tender BWA dan akan mengambil dokumen lelang pada 29 April ini. Dengan demikian, Bakrie Telecom akan bersaing dengan PT Telkom dan konsorsium yang dibentuk asosiasi perusahaan penyelenggara jasa internet Indonesia (APJII).
“Pengambilan dokumen tersebut menandakan keseriusan kami untuk menggali potensi pasar telekomunikasi di Tanah Air. Untuk persiapan teknisnya masih kami review dulu,” kata Direktor Corporate Service Bakrie Telecom Rakhmat Djunaidi.
Rakhmat belum bersedia memublikasikan harga penawaran bakrie Telecom atas frekuensi BWA, hal itu karena masih dalam penggodokan internal perusahaan. Karena itu, dia enggan mengomentari usulan APJII agar harga lisensi BWA itu Rp15 miliar. “Kami tidak bisa berkomentar, karena setiap operator punya perhitungan masing-masing,” katanya.
Dalam tender BWA ini, pemerintah membagi Indonesia menjadi 15 zona. Tiap zona ditetapkan ada dua operator BWA. Tiap zona akan mendapat jatah spektrum sebesar 30 MHz. Artinya, tiap operator akan mendapat jatah 15 MHz.
Menurut Indar, jumlah kanal yang disediakan itu cukup, meski terlalu mepet untuk menghadirkan akses internet murah dan cepat bagi seluruh masyarakat Indonesia. “Di Amerika, jumlah spektrum bisa mencapai 100 MHz,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar