08 April 2009 Operator VSAT & Seluler Berebut Pasar Perbankan

Oleh Roni Yunianto

Jakarta, Bisnis Indonesia – Operator very small apperture terminal (VSAT) bersaing ketat dengan operator seluler besar menawarkan konektivitas anjungan tunai mandiri perbankan.

Said Sungkar, General Manager Marketing PT Citra Sari Makmur, penyedia VSAT, optimistis pasar infrastruktur ATM masih menjadi pilihan menarik.

“Kendati ada upaya penawaran GPRS [general packet radio services] oleh operator, secara umum bank masih memilih VSAT,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Dia mengatakan VSAT masih menjadi pilihan meskipun biayanya lebih mahal karena dinilai lebih menjamin ketersediaan dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Said memberikan contoh di Amerika Serikat, negara dengan penggunaan lebih dari 700.000 VSAT yang sebagian dipakai untuk ATM dan usaha waralaba ritel, padahal infrastrukturnya jauh lebih baik dibandingkan dengan kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia.

Berdasarkan data 2007-2008, VSAT menjadi satu dari sekitar 30 pemain VSAT di Indonesia.

Adapun dari antara 20.000 dan 30.000 pengguna VSAT, Citra Sari Makmur menguasai lebih dari 50% pangsa pasar di Indonesia.

Said mengatakan biaya sewa VSAT untuk ATM saat ini berkisar Rp1,5 juta sampai Rp2 juta per bulan untuk konektivitas 19,2 kilobit per second (Kbps) di anggap sudah memadai.

Dalam kesempatan terpisah, Aulia E. Marinto, VP Corporate Account Management PT Telkomsel mengatakan penggunaan akses GPRS untuk konektivitas ATM bisa menghemat 80% biaya dibandingkan dengan menyewa VSAT.

Sebagai perbandingan, tutur Aulia, penyewaan VSAT dengan kapasitas minimum 64 Kbps mencapai Rp2,5 juta per bulan sedangkan biaya GPRS Rp1,750 juta untuk volume sebesar 500 Mbps.

Hanya saja, dengan menggunakan GPRS, bank menyediakan router sendiri. Biaya itu pun bukan berlaku per ATM, karena satu ATM hanya membutuhkan minimum 1 Kbps.

“Untuk 100 ATM, bank bisa mendapatkan 1 Mbps – 2 Mbps per ATM selain tetap lebih murah dan penggelaran pun lebih cepat karena cakupan GPRS kami sudah merata seperti halnya cakupan layanan suara,” ujar Aulia.

Matthew Heap, Industry Marketing Director NCR Asia Pacific, vendor peranti ATM, mengatakan dukungan konektivitas dalam penyebaran mesin ATM di seluruh wilayah di Indonesia mempertimbangkan faktor geografis dan keamanannya.

“Bank umumnya menginginkan infrastruktur pendukung yang efektif biaya dan andal baik melalui kabel optik, VSAT maupun teknologi seluler. Kini sudah ada tren menggunakan layanan komunikasi berbasis seluler yang rendah biaya dan aman,” ujarnya.

1 komentar:

bayupratamaputra mengatakan...

untuk tahun ini mas, apakah CSM masih menguasai pasar vsat di Indonesia? Karena lintasarta dan primacom pun sudah mulai naik