
Jakarta, Bisnis Indonesia – Komite pengarah (steering commitee) restrukturisasi obligasi PT Mobile-8 Telecom Tbk senilai Rp675 miliar kemungkinan akan menolak opsi konversi saham apabila emiten menawarkan opsi itu dalam pertemuan 30 Juni 2009.
Direktur Dana Pensiun Krakatau Steel (Dapen KS) Herman Husodo mengatakan pihaknya menginginkan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak mengenai skema pelunasan tersebut.
“Kami keberatan dengan restrukturisasi utang menjadi konversi saham karena ingin win-win solution,” katanya pekan ini.
Dapen KS merupakan salah satu anggota komite pengarah obligasi Mobile-8 yang terdiri dari 13 investor, setara dengan 72% dari jumlah surat utang atau setara Rp486 miliar.
Anggotanya diantaranya adalah Dapen Bank Indonesia, Dapen PLN, Dapen Semen Padang, Dapen Krakatau Steel, Dapen Pos, dan Dapenma Pamsi. Anggota lainnya adalah Raksa Dana BNI Berbunga Tiga, Reksa Dana BNI Terproteksi, Bank Central Asia, dan Bank Internasional Indonesia. Selanjutnya, Ramayana Lestari Sentosa, Tridaya, dan Danareksa Sekuritas.
Herman mengatakan sebenarnya ada pilihan skema lainnya yang ditawarkan dari pihak dana pensiun, misalnya perpanjangan pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo terkait dengan kewajiban untuk membayar kupon. “Saat ini dana pensiun membahas opsi lainnya,” katanya.
Dia mengungkapkan sekitar pekan terakhir bulan ini akan ada rencana pertemuan kembali antara perseroan dan komite pengarah untuk menyelesaikan pembahasan restrukturisasi itu.
Sekretaris Perusahaan Mobile-8 Chris Taufik mengatakan perseroan hingga saat ini masih merumuskan langkah lanjut dari restrukturisasi obligasi bersama denga PT Mandiri Sekuritas sebagai penasihat keuangan.
Alternatif Restrukturisasi
Alternatif restrukturisasi akan diajukan dan dimintakan persetujuan dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO) yang akan dilaksanakan paling lambat 30 Juni.
Dua menyatakan manajemen Mobile-8 akan mempertanggungjawabkan kinerja perseroan pada 29 Mei 2009 terkait dengan rugi bersih yang dibukukan perseroan senilai Rp1,06 triliun sepanjang tahun lalu karena beban bunga utang Rp367,25 miliar.
“Pada 29 Mei kami akan mempertanggungjawabkan kinerja perseroan terkait dengan laporan keuangan per 31 Desember 2008,” ujarnya.
Per 31 Desember 2008, kas dan setara kas pada akhir tahun lalu yang anjlok 97,2% dari Rp852,67 miliar pada akhir 2007 menjadi hanya Rp23,73 miliar.
Mobile-8 juga membukukan rugi bersih senilai Rp1,06 triliun sepanjang tahun lalu karena besarnya nilai beban bunga utang perseroan yang menembus Rp367,25 miliar. Perusahaan itu masih membukukan laba bersih Rp50,34 miliar pada 2007.
Anjloknya kinerja perseroan pada tahun lalu, lanjutnya, disebabkan oleh tingginya beban bunga perseroan yang merupakan konsekuensi dari utang perseroan pada 2007.
“Selain itu, juga akibat rugi kurs, rugi derivatif, dan peningkatan utang perseroan pada 2008.” (23)
0 komentar:
Posting Komentar