Kinerja Telkom tahun lalu dinilai tidak memuaskan pemegang saham. Ini mendorong penurunan setoran dividen. Karenanya, pemerintah menurunkan bonus atau tantiem direksi perseroan.
Jakarta, Koran Jakarta (15/06/09) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menurunkan anggaran bonus bagi direksi perseroan atas kinerjanya atau yang disebut sebagai tantiem tahun ini. Hal ini disebabkan pemegang saham menilai kinerja perseroan tahun lalu kurang memuaskan.
Pemerintah selaku pemegang saham mayoritas mengalokasikan tantiem perseroan tahun ini turun sekitar 27 persen dibanding tahun lalu.
“Memang secara kinerja jajaran manajemen dan komisaris berhasil mempertahankan sebagai salah satu yang terbaik di industri ini. Tetapi bagi kami itu tidak cukup,” ujar Deputi Pertambangan Industri Strategis, Energi, dan Telekomunikasi Kementerian BUMN, Sahala Lumban Gaol, di Jakarta, Jumat (12/6).
Tahun lalu, perseroan membukukan laba bersih anjlok sekitar 17,4 persen menjadi 10,3 triliun rupiah. Hal ini seiring gagalnya target perseroan untuk mempertahankan pertumbuhan pendapatan double digit.
Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah menilai penurunan tantiem tersebut tidak menjadi masalah. “Jika dibilang tantiem turun, itu karena laba juga turun. Jadi linear,” tambahnya.
Namun pihaknya membantah kinerja Telkom tidak bagus selama dipegangnya. “Jika ingin membandingkan dengan industri sejenis, Telkom masih yang terbaik. Lihat saja salah satu indikator dimana EBITDA margin masih bisa mencapai 50-56 persen,” katanya.
EBITDA atau earning before interest, tax, depreciation and amortization adalah laba bersih perusahaan sebelum penghitungan bunga, pajak, depresiasi, maupun amortisasi.
Rinaldi mengungkapkan penurunan kinerja Telkom tahun lalu lebih dipicu bisnis masa lalu yakni telepon tetap kabel yang cenderung menunjukkan penurunan. Sementara untuk jasa baru seperti broadband internet, teknologi informasi, dan seluler terus menunjukkan pertumbuhan.
Untuk pengembangan bisnis ke depan, perseroan berencana menerbitkan obligasi sekitar 1 – 3 triliun rupiah pada akhir 2009. Obligasi berdenominasi rupiah itu memenuhi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) 2010.
“Kami masih menjajaki rencana tersebut,” kata Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno. Menurutnya, capex Telkom pada 2010 diperkirakan sama dengan 2009, yakni sekitar 21 triliun rupiah.
Tantri Bertahan
Sementara itu, dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar kemarin, para pemegang saham memutuskan tidak ada pergantian jajaran komisaris Telkom.
Hal itu membuat masa jabatan komisaris Telkom seperti Arif Arryman dan P Sartono sebagai komisaris independen maupun Komisaris Utama Tantri Abeng kembali diperpanjang hingga penyelenggaraan RUPS berikutnya.
“(Jabatan) dewan komisaris yang seharusnya berakhir pada penutupan RUPS deperpanjang menjadi pada penutupan RUPS berikutnya,” kata Vice president Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia.
Dalam RUPS tersebut juga disetujui pembagian dividen untuk tahun buku sebesar 296,94 rupiah per saham atau setara 5,84 triliun rupiah. Ini setara dengan sekitar 55 persen dari laba 2008 sebesar 10,62 triliun rupiah.
Nilai dividen tersebut lebih rendah dibandingkan sebelumnya sebesar 303,2 rupiah per saham. Dividen tersebut akan dibayarkan kepada pemegang saham pada 27 Juli 2009.
Selain untuk pembayaran dividen, perseroan juga mengalokasikan sebesar 4,87 triliun rupiah sebagai dana cadangan yang akan digunakan untuk pengembangan perseroan di masa mendatang. *dni/E-1
Komentar/saran/kritik berita ini via
e-mail: redaksi@koran-jakarta.com
faks: 021-3155 106
SMS: 0813 8181 7227
0 komentar:
Posting Komentar