11 Juni 2009 Operator Seluler Seriusi Layanan Konten

Oleh Imam Suhartadi dan Encep Saepudin
Investor Daily

Jakarta – Operator telepon seluler berkonsentrasi mengembangkan layanan konten sehingga bisa berkontribusi besar pada pendapatan. Depperin, bahkan menargetkan, pertumbuhan industri konten untuk telepon seluler mencapai 100% pada 2010 dengan total pendapatan Rp7 triliun.

Demikian dikatakan Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Departemen Perindustrian (Depperin) Budi Darmadi, Group Head Brand Marketing PT Indosat Tbk Teguh Prasetya, Vice President Public and Marketing Communication PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Eddy Kurnia, serta Direktur Corporate Service PT Bakrie Telecom Tbk Rakhmat Djunaidi di Jakarta, Rabu (10/6).

Teguh Prasetya mengatakan, potensi pendapatan dari konten sangat besar. Tahun ini, Indosat menargetkan kontribusi pendapatan dari konten mencapai Rp1 triliun atau sekitar 5% dari total pendapatan perseroan. Tahun lalu, kontribusi konten sebesar Rp700 miliar.

“Meski lagi krisis begini, tentu kami optimistis dapat mencapai target sebanyak itu. Kita tunggu saja, ya,” kata dia.

Namun, pendapatan konten terbesar berasal dari SMS registrasi, seperti i-ring, ramalan, dan lain-lain. “Kalau dibilang pasti pada tertawa. Tapi, itulah kenyataannya yang disukai masyarakat,” kata dia.

Untuk memenuhi berbagai permintaan konten, kata Teguh, Indosat menggaet 150 content provider (CP) menjadi pemasok konten bagi Indosat.

Sedangkan Eddy Kurnia mengatakan, cukup banyak CP yang menjadi mitra kerja Telkom. Mereka memproduksi beragam konten untuk Group Telkom, yang di antaranya termasuk Telkomsel dan Telkom Vision. “Jumlahnya saya nggak tahu persis. Tapi, (jumlahnya) cukup banyak,” kata dia.

Sementara itu, Rakhmat Djunaidi mengatakan, bakrie Telecom akan fokus memberikan nilai tambah pada suara (voice) dan SMS. Sedangkan layanan data belum menjadi prioritas. “Yang kami tambahkan nilai pada suara dan SMS,” kata Rakhmat.

Dia mengambil contoh, Hape Esia Hidayah yang ternyata banyak peminatnya dan sudah dihentikan penjualannya. Keberhasilan ini memacu Bakrie Telecom untuk menghadirkan konten-konten lain yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Industri Mobile Content
Depperin mengargetkan, pertumbuhan industri aplikasi konten untuk telepon seluler (mobile content) secara nasional mencapai 100% pada 2010 dengan total pendapatan senilai Rp7 triliun. Target ini didasarkan pada perkembangan industri animasi nasional.

Dirjen IATT Depperin Budi Darmadi berharap, industri animasi dan konten nasional mampu menjadi tuan rmah di pasar dalam negeri. Maraknya pengembangan industri kreatif saat ini akan memicu upaya percepatan dan perkembangan industri animasi dan konten nasional.

“Kami sudah melakukan serangkaian road show sejak 2007 ke sejumlah negara di kawasan Asia Timur,” ujranya beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, saat ini ada tiga unsur utama yang harus dicermati dalam pengembangan industri animasi nasional. Pertama, sebuah karya animasi perlu menciptakan cerita yang baik. Kedua, karakter yang ditampilkan juga harus memiliki originalitas tinggi sekaligus kuat.

Ketiga, ini yang paling baik di industri animasi kita, yakni kemampuan animator, SDM (sumber daya manusia) dalam menggambar (drawing),” jelas dia.

Untuk itu, dengan potensi animator yang berkualitas, jelas dia, strategi utama industri ini dalam pengembangannya adalah menangkap order animasi dari negara lain. Selain itu, pelatihan dan sertifikasi dengan taraf internasional diperlukan sehingga animator lokal bisa menembus pasar dunia.

“Sampai sekarang, posisi kita sebagai sub outsourching animator, jadi belum yang utama. Ini yang coba kita tingkatkan,” jelasnya.

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki sebanyak 220 software house yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat, dan dalam perkembangannya akan menjadi basis jaringan industri animasi nasional.


0 komentar: