15 Juli 2009 ‘Harga lelang BWA tertinggi Rp52,35 miliar’

Lelang berlangsung tidak transparan

Oleh Fita Indah Maulani & Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia

Jakarta: Harga penawaran lelang tertinggi pada tender broadband wireless access (BWA) kemarin adalah dua kali lipat dari harga dasar di setiap zona.

“Rata-rata harga penawaran tertinggi dari peserta lelang adalah dua kali lipat atau bila ditotal di seluruh zona adalah Rp52,35 miliar. Pada lelang kemarin, hanya penawaran tertinggi pertama dan kedua saja yang disebutkan kepada seluruh peserta lelang,” ujar salah seorang peserta lelang BWA kepada Bisnis, kemarin.

Menurut dia, peserta lelang pada putaran pertama mendapatkan informasi mengenai posisinya di setiap zona dan hanya disebutkan harga penawaran tertinggi pertama dan kedua saja yang diumumkan.

Sejumlah kalangan menilai harga WiMax hasil lelang dengan cakupan nasional sebaiknya tidak lebih dari Rp52,35 miliar atau naik 100% dari reserved price sebesar Rp26,17 miliar agar tidak mendekati harga pita telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G).

“Apabila harganya sampai lebih dari itu, bahkan mendekati Rp100 miliar, maka sudah tidak menarik lagi karena akan kalah bersaing dengan 3G yang memiliki kualitas akses lebih baik," ujar Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sylvia W. Sumarlin kepada Bisnis, kemarin.

Dia mengungkapkan harga WiMax sebaiknya jauh dari 3G karena segmen pelanggannya juga berbeda, di mana akses Internet pita lebar itu lebih menembak layanan nonpremium, sedangkan seluler generasi ketiga adalah layanan premium.

Sejumlah perusahaan jasa Internet mengkhawatirkan harga lelang WiMax melambung sangat tinggi pada putaran terakhir dibandingkan dengan harga dasarnya karena akan memicu rendahnya nilai komersial apabila sudah dijual ke masyarakat.

Pada e-auction putaran pertama kemarin, Konsorsium WiMax APJII sendiri kabarnya memasang harga total Rp30 miliar untuk semua zona BWA. Harga yang ditawarkan Konsorsium WiMax APJII masuk di semua zona, kecuali Surabaya.

Lelang putaran pertama yang dimulai kemarin (Selasa) berlangsung tertutup dan tidak transparan. Bahkan antarpeserta tender kabarnya juga tidak saling mengetahui harga penawaran peserta lainnya.

“Panitia memutuskan menutup masalah informasi harga penawaran dari berbagai pihak, takut nanti ada intervensi,” ujar juru bicara panitia lelang Iwan Krisnadi, kemarin.

Dia menegaskan tidak ada pihak yang boleh mengetahui harga penawaran tertinggi kecuali bidder (peserta tender yang menawar di zona tersebut). Peserta pun diminta untuk tidak memberikan informasi kepada pihak lain.
(RONI YUNIANTO) (fita.indah@bisnis.co.id/arif.pitoyo@bisnis.co.id)

0 komentar: