07 Juli 2009 Operator repot impor BB disetop

Oleh Muhammad Sufyan
Bisnis Indonesia

Bandung: Operator seluler yang menjadi mitra pemasaran BlackBerry (BB) khawatir penjualan layanan data akan terganggu bila pemerintah menghentikan impor telepon pintar tersebut.

Depkominfo mewajibkan produsen BB, RIM, untuk mendirikan service center di Indonesia paling lambat 15 Juli 2009.

Apabila pusat pelayanan belum didirikan sampai tanggal tersebut, impor berbagai produk BB, baik melalui operator mitra maupun importir ponsel umum, akan dihentikan.

Roganda P. Manullang, Kepala Cabang Bandung PT Indosat, menyatakan khawatir penghentian impor BB akan menurunkan pendapatan dari penjualan layanan data.

Menurut dia, penjualan layanan data operator GSM tersebut meningkat cukup tinggi sejak maraknya permintaan BB. “Penjualan BB sedang bagus-bagusnya. Kami memperoleh margin tipis dari setiap penjualan BlackBerry, namun tarif layanan datanya tergolong premium,” katanya, kemarin.

Oleh karena itu, lanjut Roganda, kebijakan itu sebaiknya disempurnakan, terutama dengan memperpanjang masa tenggat pendirian pusat layanan. Sebab siapapun sulit mendirikan pusat layanan hanya dalam dua minggu.

Sumadi, distributor BlackBerry di Bandung dari Grup Naga Mas, menambahkan mekanisme pasar pasti akan medorong kenaikan harga apabila rumor yang negatif mulai menyeruak di kalangan pedagang.

Dia menjelaskan informasi penghentian impor cukup meresahkan distributor. Sebab permintaan, khususnya pada tipe Bold dan Jevelin, masih terus bermunculan dari pasar.

“sampai hari ini [kemarin], pasokan masih normal. Kalau distributor mau beli 10 unit masih bisa dilayani.”

0 komentar: