Indosat Fokus pada Kepuasan pelanggan
Oleh Rizagana dan Encep Saepudin
Jakarta, Investor Daily – Harry Sasongko resmi memimpin PT Indosat Tbk, menggantikan Johnny Swandi Sjam. Ia akan fokus pada kepuasan pelanggan, tetapi tidak melulu berpatokan pada jumlah pelanggan. Sebagai orang Indonesia, ia juga berjanji untuk mengutamakan kepentingan nasional.

Sementara itu, Johnny Swandi Sjam disebut-sebut akan masuk dalam bursa direktur baru PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Ada juga yang menyebutkan, Johnny hampir pasti memimpin PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) menggantikan Erik Aas. Namun, hal itu dia bantah. “Tidak benar itu. Saya ingin konsentrasi mengurus perkebunan dan peternakan ikan,” kata dia saat perpisahan dengan wartawam.
Harry Sasongko yang menggantikan Johnny Swandi Sjam tidak menetapkan target yang terlalu muluk. Dalam perkenalan itu, mantan Chief Executive Officer (CEO) GE Finance ini juga tidak menyebut target-target (angka-angka) tertentu. Ia hanya akan menitikberatkan tugasnya pada tiga hal, yang menjadi visinya dalam memimpin Indosat. Pertama adalah fokus pada konsumen, dengan benar-benar melihat, mengkaji, dan mempelajari minat konsumen sehingga bisa memberikan kepuasan kepada pelanggan.
“Ini sebagai salah satu upaya agar pelanggan mendapatkan produk dan layanan yang sepadan dengan apa yang mereka bayar,” kata Harry.
Fokus kedua, kata Harry, adalah melakukan sinergi internal dengan anak-anak perusahaan Indosat, dengan sinergi ini, diharapkan Indosat dapat menyuguhkan yang terbaik baik konsumen. Fokus yang terakhir adalah memperhatikan harmonisasi dengan semua stakeholder, mulai dari pemegang saham, pemerintah, regulator, dan publik.
“Ujung-ujungnya adalah demi kepuasan pelanggan. Kami harmonisasikan semua, supaya kami bisa menunjang kebutuhan konsumen,” kata dia.
Harry yang mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mengambil gelar master of science dari Ohio State University, Amerika Serikat (AS), ini pernah bekerja di Bank Panin, Bank Tiara, Citibank, dan Bank Lipppo. Ia sempat juga menjadi direktur marketing PT Matahari Putra Prima. Ia orang baru di industri telekomunikasi. Namun, ia tidak sendirian, karena sebelumnya ada rekan sejawatnya yang juga orang finance memimpin PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), yakni Arwin Rasyid.
“Saya berharap dapat menyumbangkan ilmu, pengalaman, dan jaringan yang saya miliki di bidang consumer banking, manajemen, dan keuangan, dalam skala nasional maupun internasional,” kata Harry.
Harry berjanji, kepercayaan yang diberikan pemegang saham, yang mayoritas dikuasai Qatar Telecom (Qtel) itu, tidak menyebabkan intervensi berlebihan ke dalam manajemen. Ia mengakui, mayoritas direksi adalah orang asing, dan hanya dua direksi yang orang lokal.
“Dilihat dari tim, jumlah personel direksi dari Indonesia dan asing berimbang. Saya kira, walaupun Qtel asing, mereka berkomitmen untuk memajukan industri telekomunikasi di Indonesia. Mereka (Qtel) telah memberikan kepercayaan penuh kepada kami untuk mengembangkan bisnisnya,” kata dia.
Lepas dari itu, lanjut Harry, sebagai orang Indonesia, kebijakan-kebijakannya di masa depan tetap mengutamakan kepentingan negara. “Saya orang Indonesia, karena itu kepentingan Indonesia tetap merekat di hati saya,” ujar Harry.
Mengenai jumlah dana yang siap digelontorkan Qtel sejak awal hingga sekarang, Harry menolak berkomentar. Yang jelas, pendanaan sudah aman. Selain pemegang saham, sejumlah lembaga keuangan pun bersedia mengucurkannya bila diperlukan untuk belanja modal (capex).
Selain modal, ujar dia, perusahaan yang bermarkas di Qatar itu berbagi atau transfer teknologi di jaringan. Kebijakan ini membuka pintu bagi Indosat untuk melakukan kerja sama dengan operator yang memiliki relasi dengannya. “Jadi, kita manfaatkan modal dan jaringan yang sudah disediakan (Qtel) ini untuk dibawa ke Indonesia,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar