06 Agustus 2009 Jumlah pengusaha digital bakal meningkat

Oleh Muhammad Sufyan
Bisnis Indonesia


Bandung: Tren digitalpreneurs (pengusaha digital) di Indonesia diperkiraknan kian masif, menggantikan pengusaha konvensional yang mengandalkan kemampuan modal dan sumber daya alam.

Direktur Enterprise & Wholesale PT Telkom Tbk Arief Yahya mengungkapkan pengusaha digital, bermodal ide kreatif dengan etalase usaha sepenuhnya di Internet, di Indonesia semakin banyak.

Dia menjelaskan salah satu indikator itu terlihat dari membeludaknya jumlah peserta kompetisi digitalpreneurship dengan diselenggarakannya Indigo Fellowship, yang berhadiah dana hibah Rp500 juta.

“Saat pertama kami rilis lomba ini pada Mei, target kami tidak muluk-muluk, hanya 100 peserta saja. Ternyata, lomba baru akan ditutup akhir bulan ini, pesertanya sudah 35,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.

Dengan jumlah peserta tersebut, Telkom optimistis bisa memperoleh 500 peserta sampai akhir Agustus ini, untuk kemudian diseleksi dan diumumkan hasilnya pada Oktober.

Menurut Arief, pihaknya antusias dengan jumlah peserta sekaligus dengan asal pendaftar yang tidak hanya berasal dari kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, tetapi juga berasal dari sejumlah kota kecil.

Inigo Fellowship sendiri akan memilih 50 pengusaha pemula digital yang masing-masing diberi dana hibah Rp50 juta untuk selanjutnya mengembangkan situs kreatif yang aplikastif dan bernilai komersial.

Kontes yang tercakup dalam wadah besar bernama Indonesia Digital Community (Indigo) ini membagi empat kriteria usaha digital di bidang permainan (game), pendidikan, musik, dan animasi.

Program Indigo yang telah menghasilkan 150 mitra bisnis pemasok konten bagi Telkom Group ini, juga membuka wadah bisnis kreatif di bidang nada tunggu pribadi (Indigo musik), pendidikan (Education For Tomorrow), dan lainnya.

Layanan data
Menurut Arief, pertumbuhan pengusaha digital yang fokus di bidang konten adalah keniscayaan di tengah tren meningkatkan layanan data sekaligus menurunnya layanan konvensional yakni suara dan SMS.

“Masyarakat mengakses Internet karena tertarik melihat isinya, selain memang pasar konvensional mulai masuk fase jenuh. Jadi operator telekomunikasi seperti kami, sudah harus mengantisipasi dengan menyiapkan konten.”

PT Telkom Tbk bahkan menilai valuasi bisnis yang dimiliki digitalpreneur yang sukses bisa berkali-kali lipat dari aset yang dimilikinya, sebaliknya operator seluler yang tidak kreatif tidak bisa meningkatkan kekayaannya.

0 komentar: