07 September 2009 Target rights issue Mobile-8 diperbesar

Total kewajiban mencapai Rp4,24 triliun

Oleh Sylviana Pravita R.K.N

Bisnis Indonesia

Jakarta (04/09/2009) – PT Mobile-8 Telecom Tbk meningkatkan target jumlah penerbitan saham baru (rights issue) dalam rangka pengalihan utang menjadi ekuitas (debt to equity swap) menjadi Rp2,12 triliun dari rencana semula Rp300 miliar-Rp500 miliar.

Aksi korporasi tersebut dijadwalkan dapat dilaksanakan pada akhir Oktober 2009. Perseroan juga akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) terkait dengan penambahan modal disektor apabila debt to equity swap yang tereksekusi mencapai sekitar 5%-6% dari modal disetor saat ini yang senilai Rp2 triliun atau berkisar Rp100 miliar-Rp120 miliar.

Menurut Sekretaris Perusahaan Mobile-8 Chris Taufik, perseroan menawarkan mekanisme debt to equity swap itu tidak hanya pada kreditur vendor, tetapi juga terhadap pemegang obligasi perseroan.

Pengalihan utang menjadi saham diharapkan meliputi, pertama kreditur vendor yang memberi utang atas peralatan dan infrastruktur pendukung telekomunikasi perseroan senilai Rp500 miliar. Kedua, pemegang obligasi Mobile-8 berdenominasi rupiah senilai Rp675 miliar.

Ketiga, pemegang obligasi Mobile-8 berdenominasi dolar senilai US$100 juta atau setara dengan Rp1 triliun (dengan asumsi US$1 = Rp10.000).

“Meski demikian, tetap saja besarnya debt-to-equity swap itu bergantung pada minat dari kreditur dan persetujuan pemegang saham,” kata Chris kepada Bisinis, kemarin.

Dia mengatakan perseroan sedang mengajak para kreditur untuk mengikuti mekanisme yang ditawarkan Mobile-8. “Kami mengajak mereka sebanyak-banyaknya untuk mengikuti mekanisme ini,” ujarnya.

Analis saham PT BNI Securities M. Alfatih mengatakan langkah pengalihan utang menjadi saham itu merupakan salah satu jalan keluar untuk pembayaran utang.

“Namun, kebanyakan pihak yang memberi utang semula berharap dapat memperoleh hasil, bukan ekuitas. Langkah ini pada akhirnya dapat diterima oleh para pemegang obligasi daripada mereka tidak dapat apa-apa,” tuturnya.

Izin pemegang saham
Direktur Utama Mobile-8 Merza Fachys mengatakan perseroan akan meminta persetujuan RUPS atas penerbitan efek bersifat ekuitas tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu pada 30 September 2009.

“Nilai penerbitan saham akan ditentukan berdasarkan peraturan Bursa Efek Indonesia, yaitu harga rata-rata 25 hari terakhir setelah RUPS digelar,” kata Merza.

Langkah tersebut, lanjut Merza, ditujukan perseroan guna memenuhi kewajiban perseroan dalam meraih laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (earnings before interest, tax, depreciation, amortization/EBITDA) positif pada kuartal I/2010.

Apabila Mobile-8 mampu menjaga EBITDA positif, perusahaan telekomunikasi itu tidak perlu melaksanakan injeksi modal.

“Kami berharap dengan adanya konversi utang menjadi saham itu, rasio utang terhadap ekuitas membaik, sehingga diharapkan kedepan EBITDA perseroan menjadi positif,” katanya.

Mobile-8 membukukna kewajiban per 30 Juni 2009 mencapai Rp4,24 triliun melonjak 38,56% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalau yaitu Rp3,06 triliun.

Adapun, pendapatan perseroan pada semester I/2009 mencapai Rp189,72 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama 2008 yaitu Rp456,05 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan Mobile-8 yang ditandatangani oleh Direktur Mobile-8 Anthony Chandra Kartawiria dan Beydra Yandi terlihat bahwa meningkatknya kewajiban menyebabkan lonjakan rugi bersih perseroan hingga 170% menjadi Rp269,55 miliar dibandingkan dengan periode yang sama 2008, yaitu Rp99,80 miliar.

Beban usaha juga melonjak menjadi Rp551,22 miliar pada semester I/2009 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2008 yaitu Rp467,99 miliar.

Lonjakan kewajiban dan tingginya beban usaha menggerus kas internal perseroan menjadi Rp8,79 miliar pada semester I/2009 dari Rp170,92 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kemarin, harga saham emiten berkode FREN ini ditutup naik 1,67% menjadi Rp61 dibandingkan dengan penutupan perdagangan 2 September 2009, yatiu Rp60. Mengacu ke harga saham itu, kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp1,23 triliun. (syviana.pravita@bisnis.co.id)

0 komentar: