14 Oktober 2009 Nilai Bisnis RBT Rp 135 M Per Bulan

Jakarta, Investor Daily (13/10/2009) – Pelanggan telepon seluler merupakan pasar potensial bagi industri konten di Tanah Air, termasuk konten nada panggil (ring back tone/RBT). Nilai bisnis RBT mencapai Rp135 miliar per bulan.

“Bisa dikatakan, siapapun bisa menjadi kaya dari RBT,” kata Vice President Commerce Royal Prima Muskindo (RPM) di Jakarta, Senin (5/10).

Sudah banyak musisi tidak terkenal, kata Isra, bergelimang rupiah karena lagunya banyak diunduh. Tidak sedikit pula lagu dari musisi terkenal justru belum diterima masyarakat.

Biasanya biaya registrasi RBT sebesar Rp7.000 per bulan. Masa aktivasinya sekitar 3-4 bulan.

Pembagian pendapatan tergantung dari kesepakatan operator bersama labeling, yang biasanya 50:50 atau 60:40. Hasil yang diperoleh labeling dibagi lagi pada tiga kelompok lainnya, yakni pencipta lagu, musisi, serta publisher.

Head of Brand Marketing Indosat Teguh Prasetya mengakui, pengunduh lagu untuk RBT cenderung naik, tanpa melihat siapa musisinya. Masa aktivasinya terbilang cepat, yang biasanya 3-4 bulan. Tapi, beberapa lagu bisa lebih lama lagi, karena faktor kedekatan emosi dengan pelanggannya.

RBT, ujar dia, mulai mengarah pada penilaian terhadap prestise personal. Sebuah nomor pelanggan tanpa RBT bisa dinilai kurang bonafit. Karena itu, pelanggan berlomba-lomba untuk mengaktifkan lagu tertentu sebagai RBT atau nada panggil.

“Jadi, lumrah saja kalau industri konten RBT akan terus tumbuh seiring dengan makin tinggi permintaannya,” kata dia.

Persaingan makin terasa berat bagi industri konten games, karena umumnya vendor handset telah memasukkan fitur games pada handset-nya. Ini tidak lepas dari sistem bundling untuk memperkaya fitur pada handset.

Sementara itu, President Direktur Alpha Omega Tjandra Tedja mengatakan, 10% dari 150 juta pelanggan telepon seluler (ponsel) di Indonesia memanfaatkan RBT. Bila biaya rata-rata aktivasi RBT Rp9.000 per bulan, nilai bisnis RBT ini mencapai Rp135 miliar per bulan.

“Dengan RBT, semua pihak yang terlibat dalam sebuah karya seni lagu bisa mendapat bayaran dari hasil jerih payahnya, baik itu pencipta, penyanyi, produser, maupun perusahaan lebel rekaman,” kata Tjandra di sela peluncuran BRT Jari Jempol di ponsel Sony Ericsson.

PT Alpha Omega Wahana Nusantara adalah salah satu penyedia RBT. Tjandra optimistis, pengguna layanan RBT meningkat 10% dalam kurun tiga bulan ke depan. Keyakinan tersebut erat dengan sifat dasar konsumen yang selalu ingin mendapatkan nilai lebih dari barang yang dibeli.

“Selama masyarakat masih mencintai musik, industri ini akan terus bertahan, bahkan dapat naik 25-30%,” ujar dia.

Alpha Omega telah lebih dari tiga tahun menyediakan layanan RBT dan bekerja sama dengan operator seluler, seperti Telkomsel, XL, Indosat, Axis, Tri, Esia, Flexi, Smart, dan Mobile-8. (c135/cep)

0 komentar: