14 Oktober 2009 TRG dan Hariff Ikut Tender

Telkom Mulai Gelar Jaringan Wimax

Oleh Rizagana

Jakarta, Investor Daily (13/10/2009) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan menggelar tender pengadaan perangkat jaringan broadband wireless access (BWA) pada spektrum 3,3 GHz awal Oktober 2009. Dua perusahaan tender yang sudah mengajukan adalah perusahaan lokal, yakni PT Telkonologi Riset Global (TRG) dan PT Hariff Daya Tunggal Engineering (Hariff).

Direktur Network Solution Telkom Ermady Dahlan mengatakan, ternder penggelaran jaringan Wimax itu dilakukan pada frekuensi 3,3 GHz. Spektrum ini sudah lama dimiliki Telkom, yang merupakan migrasi dari frekuensi 3,5 GHz.

“Tender penggelaran jaringan Wimax digelar pada spektrum 3,3 GHz agar segera dikomersialisasikan. Lokasinya, untuk tahap awal adalah di daerah Jadebotabek,” kata Ermady menjawab Investor Daily beberapa waktu lalu.

Ermady mengatakan, tender penggelaran jaringan Wimax milik Telkom itu diharapkan bisa segera dinikmati masyarakat umum pada akhir tahun ini juga. “Pada tahap awal kami hanya bangun sekitar 3-4 ribu port,” kata dia.

Peserta tender yang sudah mengajukan minatnya ada dua, dan semuanya perusahaan lokal. Kedua perusahaan lokal penyedia perangkat Wimax itu, PT TRG dan PT Hariff, sebelumnya sudah menguji coba perangkat Wimax-nya di Telkom.

“Waktu uji coba, hasilnya cukup bagus. Tapi, ada salah satu yang kutang bagus, dan kemudian mereka sudah memperbaikinya. Siapa yang tidak bagus itu, tidak etis kalau saya sebutkan,” kata Ermady.

Pada Juli 2009, pemerintah mengumumkan pemenang tender BWA pada frekuensi 2,3 GHz. Telkom berhasil memenangi lima lisensi. Dengan tujuh lisensi BWA pada frekuensi 3,3 GHz yang sudah dimiliki, berarti Telkom menguasai 12 lisensi BWA yang tersebar pada beberapa zona di seluruh Tanah Air.

Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengatakan, ke-12 zona itu adalah tujuh zona dari lisensi pada frekuensi 3,3 GHz yang berada di Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Sedangkan lima zona dari lisensi pada frekuensi 2,3 GHz adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Papua, dan maluku.

“Lisensi tambahan yang dimiliki tersebut akan dimanfaatkan, baik oleh Telkom maupun oleh anak-anak perusahaan, khususnya Telkomsel. Layanan internet cepat Speedy dan Telkomsel Flash dari Telkomsel akan lebih maksimal melayani kebutuhan masyarakat akan internet cepat mobile,” jelas Eddy beberapa waktu lalu.

Implikasi perolehan lisensi BWA tersebut bagi bisnis Telkom tentunya akan semakin memperkuat New Wave Business yang saat ini tumbuh. Teknologi new wave akan menyelaraskan kekuatan Telkom Group sekaligus memberikan solusi, baik bagi pelanggan ritel maupun korporasi. “Kami yakin, lisensi baru tersebut akan memuluskan jalan untuk migrasi ke high-speed, mobilitas penuh, sesuai dengan permintaan untuk layanan suara, internet dan multimedia,” ujar Eddy.

BWA, lanjut Eddy, memiliki keunggulan kompetitif dalam aspek kecepatan penggelaran infrastruktur dibanding kabel (wireline),setimasi nilai investasi yang lebih menarik, kesesuaian dengan kebutuhan lifestyle masyarakat urban untuk layanan broadband (bergerak, nyaman, mudah), sebagai backhaul jaringan akses, solusi kebutuhan dunia usaha yang dinamis, solusi kebutuhan masyarakat non-urban (rural, semi urban), serta emergency/contigency bila terjadi bencana alam (misalnya banjir).

Eddy menilai, harapan perolehan Telkom dengan lisensi yang dimilikinya tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar kepada negara antara lain dalam bentuk percepatan pembangunan dan peningkatan penetrasi broadband, internet dan value added service kepada masyarakat luas secara nasional, menumbuhkan lapangan pekerjaan terkait dengan bisnis broadband dan turutannya, dan lain-lain.

Akuisisi Dua TIK
Sementara itu, Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengatakan, Telkom sedang bersiap mengakuisisi dua perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi komunikasi (TIK). Dana yang disiapkan untuk aksi korporasi tersebut berkiasar Rp500 miliar.

“Akuisisinya kami harap bisa rampung sebelum akhir 2009 ini,” ujar Rinaldi.

Salah satu perusahaan yang diakuisisi adalah PT Solusindo Kreasi Pratama, perusahaan penyedia menara telekomunikasi yang dikenal dengan nama Indonesian Tower. “Proses akuisisinya masih berlangsung. Tapi, akuisisi ini tidak termasuk PT TRG, penyedia perangkat Wimax,” kata Ermady.

Rinaldi mengatakan, akuisisi dua perusahaan itu akan menambah kapasitas bisnis utama perusahaan.

0 komentar: