11 November 2009 Jasa Internet | Portal dan Konten Bakal Jadi Primadona

Sejuta Asa pada Mojopia

Situs Mojopia.com diluncurkan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Kamis (5/11) lalu. Ini merupakan langkah untuk transformasi bisnis menuju perusahaan berbasis TIME

Koran Jakarta (10/11/2009) – Investasi sekitar dua juta dollar AS tak segan dikeluarkan Telkom untuk menjadikan Mojopia menjadi salah satu pemain besar di dunia maya dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan.

Peluncuran situs Mojopia tersebut merupakan langkah Telkom untuk transformasi bisnis menuju perusahaan berbasis Telecomunication, Information, Media dan Edutainment (TIME).

Situs yang merupakan reinkarnasi dari Plasa.com tersebut memiliki tiga lini bisnis yaitu e-commerce, komunikasi, dan pusat konten (content agregator).

“Kami ingin menjadikan Mohopia sebagai pendorong e-commerce di Indonesia. Saat ini, baru tiga persen dari total 31 juta pengguna Internet yang menggunakan e-commerce,” kata CEO Mojopia.com Shinta Dhanuwardoyo di Jakarta, baru-baru ini.

Sebagai pusat konten, Mojopia menjanjikan pelanggan menikmati konten hiburan setiap saat dan di mana saja. Sedangkan dalam layanan komunikasi disediakan berbagai aplikasi menarik seputar komunikasi online serta beragam fasilitas layanan iklan sebagai media komunikasi bagi para pebisnis dengan pelanggannya.

Chief Innovation Officer Andi S Boediman menambahkan untuk e-commerce Mojopia menargetkan bisa menyediakan satu juta barang dagangan dengan seribu merchant.

Untuk mencapai target tersebut, Mojopia mengiming-imingi layanan gratis pendaftaran dan transaksi dikenakan fee di bawah lima persen jika mencapai lima atau 10 juta rupiah.

Tidak hanya itu, alat pembayaran disiapkan aplikasi berbasis single purpose minded yang bekerja sama dengan anak usaha Telkom lainnya, Finnet.

“Inilah bedanya Mojopia dengan situs e-commerce lainnya. Kami memiliki dukungan dari holding yang terpercaya. Jadi, salah satu kendala dari e-commerce yaitu sistem pembayaran telah teratasi,” kata Andi.

Untuk pusat konten Mojopia akan membidik kreator games, konten premium, dan musk. Para penyedia konten yang selama ini memiliki kendala mendistrubusikan produknya ke operator diharapkan dapat dijembatani.

“Telkom grup memiliki 100 juta pelanggan. Ini adalah kekuatan Mojopia, pasar konten lebih terukur karena bisnisnya antar perusahaan. Bisnis games saja nilainya bisa mencapai 300 miliar rupiah. Sedangkan e-commerce lebih bersifat perusahaan ke konsumen,” kata dia.

Di kalangan Netprenuer (wirausaha berbasis Internet) dikenal empat model bisnis Internet. Pertama, menjadikan Internet sebagai etalase barang dagangan. Pelopor model ini adalah Amazon.com

Kedua, membuat situs dengan target mendapatkan banyak anggota atau hit ke situs agar ada pemasang iklan yang datang. Ini model yang paling umum dilakukan di Internet. Nama besar seperti google, yahoo, youtube, dan facebook pantas diapungkan.

Ketiga, transaksi berbasis komisi seperti yang dilakukan oleh bay.com dan paypal.com. Dan keempat, model binsis broker seperti yang dibuat oleh alibaba.com.

Jika ditelaah Mojopia mendekati model bisnis nomor tiga dan empat.

Mojopia bukan bisnis Internet pertama Telkom. Pada awal 2000-an, Telkom membuat proyek business to business (B2B) dengan kepala proyek Indra Utoyo (sekarang menjabat direksi). Proyek ini gagal total karena dianggap mendahului zaman dan pada 2004 ditutup.

Tak menyerah, pada tahun lalu operator terbesar di Tanah Air itu mendorong situs plasa.com untuk menjadi yahoo-nya Indonesia dengan harapan bisa mendapatkan pendapatan dari iklan. Tetapi percobaan ini kembali gagal karena tidak jelasnya mau fokus di layanan yang mana dari sekian banyak kanal di palsa.com itu.

Wakil Ketua Komite Tetap Informatika Kadin, Iqbal Farabi, mengatakan tentang Mojopia sangat berat. “Lihat saja situs Glodokshop atau Bhineka.com, tetap saja banyak penjualan offline. Masyarakat itu hanya menjadikan situs sebagai pembanding atau melihat barang,” papar dia.

Butuh usaha
Peluang untuk Telkom tidak mengalami kegagalan layaknya beberapa tahun lalu memang lebih besar. Tetapi untuk booming menjadi superportal seperti yang digembar-gemborkan membutuhkan usaha dan dana yang tidak sedikit.

“Tantangannya lebih ke faktor eksternal. Kalau soal membuat portal seperti alibaba.com dan ‘mengumpulkan’ konten atau product owner untuk listing di Mojopia mungkin tidak terlalu sulit. Tetapi mengumpulkan prospective buyer, itulah tantangan terberatnya,”: kata praktisi telematika, Mochammad James Falahuddin.

Dia menambahkan inilah alasan Telkom menyiapkan dana hingga dua juta dollar AS untuk investasi karena sebagian akan dialokasikan untuk program pemasaran dan komunikasi yang masif guna menarik pembeli potensial melirik Mojopia.

Direktur Enterprise & Whole Sale Telkom Arief Yahya mengungkapkan pada masa depan secara valuasi bisnis maka sebuah portal memiliki nilai pendapatan sebesar 7,8 kali, media (1,5 kali), sedangkan telekomunikasi (0.9 kali).

“Walaupun secara uang yang didapat dari telekomunikasi itu besar, tetapi di masa depan portal dan konten yang akan menjadi primadona,” ungkap dia.

Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah mengatakan persiapan untuk membuat Mojopia memakan waktu hampir 1,5 tahun. Langkah itu dilakukan dengan melihat jumlah pengguna seluler yang telah mencapai 128 juta.

“Apalagi Telkom harus menyelamatkan kinerja telepon kabel yang terus menurun. Transformasi ini adalah salah satu jalan keluarnya,” tegas dia.

Operator besar lainnya, Indosat, juga telah melakukan hal serupa. Kepala Pemasaran dan Merek Indosat Teguh Prasetya mengungkapkan, aksi membuat situs juga telah dirintis oleh Indosat dengan nama kongkoow.com.

“Sejak diluncurkan tahun lalu sudah menghasilakn uang ratusan juta rupiah bagi perseroan.” ■ dni/E-2

1 komentar:

ideonomics mengatakan...

Saya percaya e-commerce akan berkembang pesat dan punya peran besar di dalam pembentukan masyarakat mandiri melalui pertumbuhan para wiraswasta baru.

http://andisboediman.blogspot.com/2009/11/e-commerce-membangun-kemandirian-ukm.html