09 Desember 2009 ‘RBT selamatkan industri rekaman’

Bundling musik tekan pembajakan lagu

Oleh Muhammad Sufyan
Bisnis Indonesia

Bandung (08/12/2009): Bisnis nada sambung pribadi (ring back tone/RBT) dianggap telah menyelamatkan industri rekaman, sehingga mendorong terciptanya kerja sama lebih intensif dengan operaor seluler.

Yusak, Ketua Asosiasi Rekaman Indonesia (Asiri), memprediksikan 20% dari total pelanggan seluler di Indonesia sebanyak 170 juta nomor, telah menggunakan RBT di ponselnya.

Dari jumlah tersebut, katanya, yang terus aktif berlangganan setiap bulannya mencapai sekitar 2 juta nomor per operator, dengan konsumen terbesar berasal dari generasi muda.

“Pada periode 2002 sampai 2009, aktivasinya tumbuh terus setiap tahun. Khususnya pada 2007 dan 2008, Ini penghasilan tambahan bagi label, sekaligus yang menyelamatkan di tengah maraknya pembajakan,” katanya kemarin.

Dia menilai skema pembagian keuntungan (revenue sharing) antara perusahaan rekaman dan operator seluler relatif adil, transparan, dan saling menguntungkan dengan skema standar 50:50.

Menurut dia, selain manfaat material, layanan nada sambung juga bermanfaat dalam jangka panjang yaitu menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat Indonesia agar kembali membeli lagu secara legal.

“Apalagi, tarifnya pun makin kompetitif dengan benefit makin tinggi. Dengan Rp1.000 per hari, bisa unduh 30 lagu, misalnya. Kami coba ciptakan pasar beli lagu legal yang besar, karenanya masyarakat dimudahkan,” katanya.

Download lagu
Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk, melihat hampir 90% pembelian lagu di dalam negeri melalui jalur pembajakan. “Hanya 10% yang orisinal.”

Di sisi lain, sambungnya kontribusi pendapatan dari divisi value added service (VAS/layanan nilai tambah), yang menaungi layanan musik dalam beberapa tahun ini berkisar 4%-5%, sering dengan tren penggunaan konten di ponsel.

Oleh karena itu, Esia sebagai merek dalam Bakrie Telecom, bertekad ikut membesarkan bisnis musik legal dengan merilis layanan unduh lagu penuh bertarif terjangkau serta merilis tiga seri bundling musik.

Dengan menggandeng vendor utamanya, Huawei, paket ponsel tersebut bernama Hape Esia Idolaku, Hape Esia Musicbox serta Hape Esia Musicbox 2.0. Esia juga menawarkan layanan tarif langganan Rp1.000 per hari untuk unduh 30 lagu.

Operator ini menggandeng pula empat label rekaman ternama di dalam negeri yakni Sony Music Entertainment Indonesia, serta Warner Music Indonesia.

“Selain menggarap pasar, kami juga ingin beri pemahaman, buat apa beli bajakan kalau harganya sudah murah dan tidak perlu repot ke toko kaset untuk mendapatkan lagu favoritsnya. Cukup download di Hape Esia Musik, ada jutaan lagu di dalamnya.”

Erik melanjutkan dengan tarif tersebut, pihaknya tidak mengenakan biaya akses data saat mengunduh lagu. Hal ini berlainan dengan operator lain yang dianggapnya sudah mengenakan tarif Rp1000 untuk biaya akses datanya.

“Pikiran kami serupa dengan Asiri. Yakni ingin membudayakan masyarakat membeli atau unduh musik resmi, bukan beli bajakan. Masalah keuntungan, kami kesampingkan terlebih dulu,” ungkapnya. (muhammad.sufyan@bisnis.co.id)

0 komentar: